ELEKTRO INDONESIA
Edisi ke Tiga Belas, Juni 1998
LED-Organik
(OLED) Multi Warna
Teknologi LED
LED (Light Emitting Diode atau Light Emitting Device) merupakan
piranti yang vital dalam teknologi electroluminescent seperti untuk
aplikasi teknologi display (tampilan), sensor, dan lain-lainnya.
Teknologi electroluminescent didasarkan pada konsep pancaran cahaya yang
dihasilkan oleh suatu piranti sebagai akibat dari adanya medan listrik
yang diberikan kepadanya. Pada dekade terakhir ini telah diperoleh kemajuan
yag menarik dalam bidang desain piranti LED. Untuk teknologi tampilan,
beberapa target yang ingin diperoleh bagi kepentingan produk industri adalah
dapat dibuat tampilan yang luas / besar, fleksibel, murah dan dapat juga
digunakan sebagai layar yang efisien untuk berbagai keperluan teknologi
layar tampilan seperti komputer atau layar TV yang dapat ditempelkan pada
dinding atau dapat digulung di dalam saku baju, dan lain-lain [1].
Dalam perkembangannya piranti LED telah dibuat dengan desain menggunakan
bahan organik yang disebut dengan OLED (Organic Light Emitting Device).
Sebagai contoh, para peneliti di perusahaan Kodak telah dapat men-desain
OLED yang dapat menghasilkan pancaran cahaya dengan umur 6.000 jam secara
terus menerus, sementara itu para peneliti di University of California
at Santa Barbara, USA telah memperoleh kemajuan dengan desain piranti
OLED yang dapat menghasilkan cahaya dengan umur 10.000 jam. Baru-baru ini
para peneliti di Cambridge Display Technology Ltd., Inggris
telah dapat men-desain piranti OLED yang berumur 12.000 jam [2]. Jika dalam
teknologi sebelumnya jumlah warna dari cahaya yang dikeluarkan oleh piranti
OLED hanya satu warna dalam desain piranti tersebut, maka dalam perkembangannya
dalam satu desain piranti OLED dapat mengeluarkan cahaya dengan dua atau
lebih warna. Fenomena ini diperoleh dengan membuat variasi tegangan listrik
yang diberikan kepada piranti tersebut. Dengan demikian, piranti OLED memiliki
prospek untuk menjadi piranti alternatif sebagaimana teknologi tampilan
panel datar (flat-panel) yang didasarkan pada kristal cair (liquid
crystal).
Desain Piranti OLED
Prinsip dari piranti electroluminescent secara garis besar adalah piranti
yang dapat mengeluarkan / memancarkan cahaya dengan warna (panjang gelombang)
tertentu jika diberikan kepadanya medan listrik. Bagian penting dari piranti
OLED adalah lapisan tipis (thin film) yang tersusun dari molekul-molekul
organik / polimer yang berfungsi sebagai emitter (pemancar) cahaya
dan lapisan elektrode yang disusun secara sandwich seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 1. Thin film bahan organik tersebut dapat dimendapkan
dengan teknik yang relatif sederhana seperti spin-coating, sementara
itu untuk memendapkan lapisan elektrode digunakan teknik evaporation
/ sputtering. Lapisan elektrode dibuat dari bahan logam yang transparan
(atau semi-transparan) seperti Indium Tin Oxide (ITO) atau aluminium
(Al). Dengan sifat transparan ini memungkinkan cahaya yang dihasilkannya
memancar keluar dari struktur piranti secara optimal.
Gambar 1. Struktur piranti OLED satu
warna.
Mekanisme dari piranti OLED adalah jika pada elektrode diberikan medan
listrik, fungsi kerja dari elektrode negatif (katode) tersebut akan turun
yang menjadikan elektron - elektron dari katode bergerak menuju pita konduksi
di bahan organik. Keadaan ini mengakibatkan munculnya hole di pita
valensi. Sementara itu elektrode bermuatan positif (anode) akan meng-injeksi
hole untuk bergerak menuju pita valensi bahan organik. Dengan keadaan ini
mengakibatkan terjadinya proses rekombinasi elektron dan hole di dalam
bahan organik. Pada waktu proses rekombinasi terjadi, elektron akan turun
dan bersatu dengan hole sambil memberikan kelebihan energi sebesar hn
dalam bentuk foton cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Skema
dari proses rekombinasi elektron-hole dapat digambarkan sebagaimana pada
Gambar 2. Dari struktur piranti OLED yang sederhana seperti di atas akan
diperoleh satu jenis pancaran cahaya dengan panjang gelombang tertentu
tergantung jenius bahan emitter yang dipergunakannya [3].
Gambar 2. Proses rekombinasi elektron-hole
yang menghasilkan pancaran cahaya sebagai konsep dasar dari piranti OLED
Untuk piranti OLED yang dapat menghasilkan dua jenis pancaran warna
cahaya, sebagai contohnya adalah piranti yang di-desain dengan menggunakan
lapisan elektrode semi-transparan Mg-Al-ITO yang berfungsi sebagai lapisan
untuk meng-injeksi elektron bagi pancaran warna Biru, demikian juga sebagai
lapisan untuk meng-injeksi hole bagi pancaran warna Merah. Warna yang dihasilkan
dari piranti tersebut dapat dirubah secara kontinyu dari warna Biru ke
Merah. Sedangkan intensitas cahaya yang dihasilkan oleh tiap-tiap warna
tidak bergantung kepada arus listrik yang diberikannya [4]. Sedangkan piranti
OLED yang dapat menghasilan dua jenis pancaran warna bisa diperoleh dengan
menggunakan satu lapisan bahan emitter yang mana warna Merah dan warna
Hijau diperoleh dengan mengatur polaritas medan listrik yang diberikannya.
Sedangkan intensitas cahaya yang dipancarkan dapat diubah dengan mengatur
besarnya medan listrik tersebut [5]. Desain piranti ini menggunakan lapisan
bahan emitter pyridine-phenylene atau thiopene-phenylene
yang diapit oleh lapisan bahan emeraldine base dan bahan sulfonate
dari polyaniline.
Dalam perkembangannya, sekarang ini telah dimungkinkan untuk membuat
piranti OLED yang dapat menghasilkan tiga pancaran cahaya dengan warna
Hijau, Biru dan Merah dalam satu piranti yang di-desainnya [6]. Struktur
dari piranti ini lebih komplek dibandingkan dengan piranti OLED satu atau
dua warna seperti yang di-skemakan pada Gambar 3. Proses pancaran warna
yang dihasilkan tersebut pada prinsipnya sama seperti dalam struktur piranti
OLED dengan satu bahan emitter. Namun dengan kombinasi berbagai bahan akan
memungkinkan terjadinya proses rekombinasi yang komplek di dalam variasi
bahan yang dipergunakan tersebut. Dengan struktur tersebut dimungkinkan
untuk mendapatkan pancaran cahaya dari masing - masing warna dan juga dapat
diperoleh cahaya sebagai hasil dari kombinasi ketiga warna yang ada. Ketebalan
lapisan emitter cahaya Merah, Hijau dan Biru masing-masing adalah 65 nm.
Sedangkan untuk lapisan yang lainnya ketebalan berkisar antara 10 nm -
65 nm. Dari desain piranti OLED tersebut diperoleh efisiensi kuantum untuk
masing-masing warna sebesar: 1.6% (warna biru), 0.55% (warna hijau), dan
0.3% (warna merah).
Gambar 3. Skema daripada struktur piranti
OLED Multi-Warna.
Keterangan :
Emitter Biru : a -NPD ( 4,4'-bis[N-(1-napthyl)-N-phenyl-amino]
biphenyl )
Emitter Hijau : Alq3 ( tris (8-hydroxyquinoline
aluminum) )
Emitter Merah : TPP:Alq3 ( 5,10,15,20-tetraphenyl-21H,23H-porphine
didop ke bahan Alq3)
PTCDA : 3,4,9,10-perylenetetracarboxylic dianhydride
Mg:Ag : Magnesium (Mg) yang didop ke bahan perak (Ag)
Prospek Pengembangan
Piranti OLED multi-warna yang ada sekarang ini masih ada sedikit kekurangannya
yaitu intensitas cahaya dengan warna tertentu yang dihasilkannya belum
cukup kuat / terang, ini menjadi bahan pikiran para peneliti untuk dicari
solusinya. Namun dengan adanya penelitian yang berkesinambungan dan dilakukan
secara komprehensif seperti yang dilakukan di berbagai pusat riset di negara
- negara maju maka dimungkinkan akan dapat diperoleh solusi dengan cepat.
Faktor lain yang merupakan keuntungan dari desain piranti OLED adalah beaya
operasional yang relatif rendah juga proses fabrikasi yang relatif sederhana
jika akan dibuat untuk komoditi. Dengan demikian dapat diharapkan mengembangkan
teknologi piranti LED yang tidak hanya dibuat dengan bahan-bahan semikonduktor
seperti GaN, GaAs, dan sebagainya dengan teknik pembuatan seperti MOCVD
atau CVD yang bisa dikatakan memerlukan beaya operasional yang tidak kecil.
Dalam konteks pengembangannya di Indonesia, teknologi seperti OLED adalah
cukup tepat mengingat realita pengembangan teknologi yang ada di Indonesia
yaitu pengembangan teknologi yang disesuaikan dengan kemampuan budget yang
terbatas dengan upaya memperoleh hasil yang optimal. Sehingga bentuk pengembangan
teknologi alternatif seperti tersebut pada dasarnya dapat dijadikan sebagai
salah satu bentuk upaya untuk selalu mengejar ketertinggalan perkembagan
teknologi yang ada agar tidak semakin jauh sehingga ketergantungan penggunaan
suatu produk teknologi dari negara industri maju (yang memang diciptakan)
dapat dikurangi.
Daftar Pustaka
J.I. Brauman dan P. Szuromi, Science, Vol. 273, 16 Agustus 1996,
hal. 878.
J.C. Carter, I. Grizzi, S.K. Heeks, D.J. Lacey, S.G. Latham, P.G. May,
O. Ruiz de Los Panos, K. Pichler, C.R. Towns, dan H.F. Wittmanns, Appl.
Phys. Lett. 71(1), 1997, hal. 34 - 36.
E.I. Mal'tsev, M.A. Brusentseva, V.A. Kolesnikov, V.I. Berendyaev, B.V.
Kotov, A.V. Vannikov, Appl. Phys. Lett. 71(24), 1997, hal. 3480
- 3482.
P.E. Burrows, S.R. Forrest, S.P. Sibley, M.E. Thompson, Appl. Phys.
Lett. 69, (1996), hal. 2959 - 1961.
Y.Z. Wang, D.D. Gebler, D.K. Fu, T.M. Swager dan A.J. Epstein, Appl.
Phys. Lett, 70(24), 1997, hal. 3215 - 3217.
Z. Shen, P.E. Burrows, V. Bulovic', S.R. Forrest, M.E. Thompson,
Science, Vol. 276, 27 Juni 1997, hal. 2009 - 2011.
Oleh : Hariyadi
Dept. of Physics
University of Essex
Colchester CO4 3SQ, England
(Staf Pengajar & Peneliti di Universitas Ahmad Dahlan /UAD, Yogyakarta).
Artikel lain:
[Sajian Utama] [Sajian
Khusus]
[KOMPUTER] [KOMUNIKASI]
[ENERGI] [INSTRUMENTASI]
Please send comments, suggestions, and criticisms about ELEKTRO
INDONESIA.
Click here to send me
email.
[ Halaman Muka
]
© 1996-1998 ELEKTRO
Online.
All Rights Reserved.