ELEKTRO INDONESIA
Edisi ke Tiga Belas, Juni 1998
Partial Discharge dan Kegagalan Bahan Isolasi
Partial discharge (peluahan parsial) adalah peristiwa
pelepasan/loncatan bunga api listrik yang terjadi pada suatu bagian isolasi
(pada rongga dalam atau pada permukaan) sebagai akibat adanya beda potensial
yang tinggi dalam isolasi tersebut Partial discharge dapat terjadi pada
bahan isolasi padat, bahan isolasi cair maupun bahan isolasi gas. Mekanisme
kegagalan pada bahan isolasi padat meliputi kegagalan asasi (intrinsik),
elektro mekanik, streamer, thermal dan kegagalan erosi. Kegagalan pada
bahan isolasi cair disebabkan oleh adanya kavitasi, adanya butiran pada
zat cair dan tercampurnya bahan isolasi cair. Pada bahan isolasi gas mekanisme
townsend dan mekanisme streamer merupakan penyebab kegagalan. Dari uraian
di atas menunjukkan bahwa kegagalan isolasi ini berkaitan dengan adanya
partial discharge.
Pengukuran partial discharge pada peralatan
tegangan tinggi merupakan hal yang sangat penting karena dari data data
yang diperoleh dan interpretasinya dapat ditentukan reability suatu peralatan
yang disebabkan oleh penuaan (agging) dan resiko kegagalan dapat dianalisa.
Spesifikasi pengujian partial discharge tergantung pada tipe peralatan
tes dan bahan isolasi yang digunakan pada proses konstruksi suatu peralatan.
Adanya partial discharge di dalam bahan isolasi dapat ditentukan dengan
tiga metode yaitu : dengan pengukuran tegangan pada objek, dengan pengukuran
arus di dalam rangkain luar dan mengukur intensitas radiasi gelombang elektromagnetik
yang disebabkan karena adanya partial discharge.
Mekanisme Kegagalan Bahan Isolasi Padat
Mekanisme kegagalan bahan isolasi padat terdiri dari beberapa jenis sesuai
fungsi waktu penerapan tegangannya. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut
:
Gambar-1 Grafik Kegagalan Isolasi
Uraian masing masing jenis kegagalan pada bahan isolasi padat adalah
:
-
Kegagalan streamer adalah kegagalan yang terjadi sesudah suatu banjiran
(avalance). Sebuah elektron yang memasuki band conduction di katoda akan
bergerak menuju anoda dibawah pengaruh medan memperoleh energi antara benturan
dan kehilangan energi pada waktu membentur. Jika lintasan bebas cukup panjang
maka tambahan energi yang diperoleh melebihi pengionisasi latis (latice).
Akibatnya dihasilkan tambahan elektron pada saat terjadi benturan. Jika
suatu tegangan V dikenakan terhadap elektroda bola, maka pada media yang
berdekatan (gas atau udara) timbul tegangan. Karena gas mempunyai permitivitas
lebih rendah dari zat padat sehingga gas akan mengalami tekanan listrik
yang besar. Akibatnya gas tersebut akan mengalami kegagalan sebelum zat
padat mencapai kekuatan asasinya. Karean kegagalan tersebut maka akan jatuh
sebuah muatan pada permukaan zat padat sehingga medan yang tadinya seragam
akan terganggu. Bentuk muatan pada ujung pelepasan ini dalam keadaan tertentu
dapat menimbulkan medan lokal yang cukup tinggi (sekitar 10 MV/cm). Karena
medan ini melebihi kekuatan intrinsik maka akan terjadi kegagalan pada
zat padat. Proses kegagalan ini terjadi sedikit demi sedikit yang dapat
menyebabkan kegagalan total.
-
Kegagalan termal, adalah kegagalan yang terjadi jika kecepatan pembangkitan
panas di suatu titik dalam bahan melebihi laju kecepatan pembuangan panas
keluar. Akibatnya terjadi keadaan tidak stabil sehingga pada suatu saat
bahan mengalami kegagalan. Gambar kegagalan ini ditunjukkan seperti :
Gambar-2 Kegagalan Termal
Dalam hukum konversi energi :
U0 = U1+U2, dimana :
U0 :panas yang dibangkitkan
U1 :panas yang disalurkan keluar
U2 :panas yang menaikkan suhu bahan
atau dimana :
Cv : panas spesifik ; k : konduktivitas termal; d
: konduktivitas listrik E: tekanan listrik.
Pada arus bolak balik terdapat hubungan langsung antara konduktivitas dengan
dengan frekuensi dan permitivitas yaitu :
s = w 1e
0 e r dan e
r = e r' +
j e r"
dimana e 0 : konstanta dielektrik
dan e r permitivitas relatif.
Karena adanya faktor ini, maka rugi rugi pada medan arus bolak balik
lebih besar dari arus searah. Akibatnya kuat gagal termal pada tegangfan
AC lebih kecil daripda kuat gagal termal medan arus DC. Kuat gagal termal
untuk medan bolak balik juga menurun dengan naiknya frekuensi tegangan.
-
Kegagalan Erosi, adalah kegagalan yang disebabkan zat isolasi pada tidak
sempurna, karena adanya lubang lubang atau rongga dalam bahan isolasi padat
tersebut. Lubang/rongga akan terisi oleh gas atau cairan yang kekuatan
gagalnya lebih kecil dari kekuatan zat padat. Gambar kegagalan isolasi
dan rangkaian ekivalennya ditunjukkan oleh gambar dibawah ini:
Gambar-3
Kegagalan erosi dan rangkaian
Gambar-4
Bentuk Gelombang rongga isolasi
ekivalen padat
Untuk t <<< d yang mecerminkan keadaan sebenarnya, bila rongga
terisi gas, maka tegangan pada C1 adalah V1= e
r. t/dt Va
dimana :
C1 : Kapasitansi rongga yang tebalnya t
C2 :Kapasitansi rongga yang tebalnya d
V1 :Tegangan pada rongga
Va :Tegangan terminal
e r :Permitivitas relatif zat
isolasi padat
Jika tegangan AC yang dikenakan tidak menghasilkan kegagalan, maka bentuk
gelombang yang terjadi pada rongga adalah V1, tetapi jika V1
cukup besar, maka bisa terjadi kegagalan pada tegangan V1'.
Pada saat terjadi lucutan dengan tegangan V1' maka pada rongga
tersebut terjadi busur api. Busur api yang terjadi diiringi oleh jatuhnya
tegangan sampai V1" dan mengalirnya arus. Busur api kemudian
padam. Tegangan pada rongga naik lagi sampai terjadi kegagalan berikutnya
pada tegangan V1'. Hal ini juga terjadi pada setengah gelombang
(negatif) berikutnya. Rongga akan melucut pada waktu tegangan rongga mencapai
-V1'. Pada waktu gas dala rongga gagal, permukaan zat isolasi
padat merupakan katoda - anodadengan bentuk yang ditunjukkan seperti berikut:
Gambar-5 Bentuk Gas dalam rongga saat
mengalami kegagalan
Benturan elektron pada anoda mengakibatkan terlepasnya ikatan kimiawi
pada isolasi padat tersebut. Demikian pula pemboman katoda oleh ion ion
positif akan mengakibatkan kenaikan suhu yang menyebabkan ketidakstabilan
termal, sehingga dinding zat padat lama kelamaan menjadi rusak, rongga
menjadi semakin besar dan isolasi menjadi tipis. Hubungan antara tegangan
lucutan dan umur dinyatakan dengan
dimana : Vi : tegangan dimana mulai terjadi lucutan, Va
: tegangan yang diterapkan n : nilai antara 3 dan 10 dan A adalah konstanta.
Mekanisme Kegagalan Isolasi Zat Cair
Jika suatu tegangan dikenakan terhadap dua elektroda yang dicelupkan kedalam
cairan (isolasi) maka terlihat adanya konduksi arus yang kecil. Jika tegangan
dinaikkan secara kontinyu maka pada titik kritis tertentu akan terjadi
lucutan diantara kedua elektroda. Lucutan dalam zat cair ini akan terdiri
dari unsur-unsur sebagai berikut :
-
Aliran listrik yang besarnya ditentukan oleh karakteristik rangkaian
-
Lintasan cahaya yang cerah dari elektroda yang satu ke elektroda yang lain.
-
Terjadi gelembung gas dan butir butir zat padat hasil dekomposisi zat cair
-
Terjadi lubang pada elektroda
1. Kegagalan Elektronik pada Zat Cair
Jika elektroda memiliki bagian permukaan tidak rata (ada yang runcing)
maka kuat medan yang terbesar terdapat pada bagian yang runcing tersebut.
Kuat maksimum ini akan mengeluarkan elektron e1 yang akan memulai terbentuknya
banjiran elektron. Elektron yang dihasilkan e1, e2, e3 dan en yang kemudian
akan menyebabkan timbulnya arus konduksi dalam zat cair pada kuat medan
yang tinggi. Arus yang timbul mempunyai kerapatan (Schottky) :
dimana :
J : kerapatan arus konduksi; J1: kerapatan arus termionik;
Ea :kuat medan yang diterapkan; m : faktor ketidakrataan permukaan (=10
untuk permukaan halus)
Kondisi mulai terjadinya banjiran elektron, dip[eroleh dengan menyamakan
perolehsn energi oleh elektron yang menempuh lintasan rata-rata yaitu U1
= F l = e E l , dengan
energi untuk mengionisasi molekul U2 = C.h dimana E : kuat medan
yang diterapkan,
l : lintasan bebas rata rata, h : catu (kuantum)
energi yang diperlukan untuk mengionisasikan molekul dan C : konstanta.
2. Kegagalan gelembung atau Kavitasi pada Zat Zair
Kegagalan gelembung atau kavitasi merupakan bentuk kegagalan isolasi
zat cair yang disebabkan oleh gelembung-gelembung gas didalamnya. Sebab
sebab timbulnya gelembung gas ( Kao dan Krasucki) adalah :
-
Permukaan elektroda tidak rata, sehingga terjadi kantong kantong udara
dipermukaannya
-
Adanya tabrakan elektron sehingga terjadi produk-produk baru berupa gas
-
Penguapan cairan karena adanya lucutan pada bagian bagian elektroda yang
tajam dan tidak teratur
-
Zat cair mengalami perubahan suhu dan tekanan
Medan listrik dalam gelembung gas yang ada dalam isolasi zat cair
dimana e 1 adalah permitivitas
zat cair dan E0 adalah medan listrik dalam zat cair tanpa gelombung.
Bila Eb sama dengan batas medan ionisasi gas, maka akan terjadi
lucutan pada gelombung. Hal ini akan mempercepat pembentukan gas karena
dekomposisi zat cair dan dapat mengakibatkan kegagalan isolasi. Bentuk
pengaruh medan terhadap gelembung udara ditunjukkan pada gambar-6.
Gambar-6 Pengaruh Medan terhadap gelembung
udara
Karena pengaruh medan yang kuat diantara elekroda maka gelobung gelombung
udara dalam cairan tersebut akan berubah menjadi memanjang searah dengan
medan. gelembung gelembung tersebut akan saling sambung menyambung dan
membentuk jembatan yang akhirnya akan mengawali terjadinya kegagalan seperti
dalam gambar:
Gambar-7 Kekuatan gagal medan gelombung
Kekuatan gagal medan gelembung adalah :
dimana e 1 dan e
2 adalah permitivitas zat cair dan permitivitas gelembung ,
r jari jari awal gelembung (dianggap bola), Vb jatuh tegangan
dalam gelembung dan adalah
gaya tegang (tension) permukaan zat cair.
3. Kegagalan Bola Cair dalam Zat Cair
Jika suatu zat isolasi cair mengandung sebuah bola cair atau jenis cairan
lain, maka dapat terjadi kegagalan akibat ketidakstabilan bola cair tersebut
dalam medan listrik. Bola cair yang dikenai medan E akan beruabah bentuk
menjadi sferoida seperti ditunjukkan dalam gambar berikut dengan medan
di dalamnya sebesar E2, maka hubungan antara kedua medan adalah
: dan
e 1 permitivitas zat cair isolasi
dan e 2 adalah permitivitas zat cair
Gambar-8 Medan listrik bentuk sferoida
4. Kegagalan Butiran Padat dalam Zat Cair
Kegagalan ini disebabkan oleh adanya butiran (particle) didalam bahan
isolasi yang akan menyebabkan terjadinya kegagalan seperti yang ditunjukkan
dalam gambar di bawah.
Besarnya gaya yang bekerja pada butiran dalam medan tak homogen (Kok)
:
dimana : R jari jari butiran dan E gradien tegangan
Gambar-9 Kegagalan butiran Padat
Jika e 2 > e
1, maka arah gaya yang bekerja pada butiran searah dengan tekanan
listrik maksmum (FA) sehingga gaya akan mendorong butiran ke
arah bagian yang kuat dari medan.
Jika e 2 < e
1, maka arah gaya berlawanan dengan tekanan listrik maksimum
(FB). Gaya F ini akan besar bila e
2 besar. Untuk butiran penghantar e
2 ® ¥
sehingga F=1/2 R3 grad.E2.
Untuk medan yang seragam, medan poaling kuat ditempat yang seragam,
disini grad.E2=0. Oleh sebab itu butiran akan tertarik ke tempat
dimana medannya seragam. Akibatnya butiran akan sejajar diantara kedua
elektroda dan seolah olah membentuk jembatan yang mengawali terjadinya
kegagalan isolasi. Adanya butiran penghantar diantara elektroda akan mengakibatkan
pembesaran medan dalam zat cair didekat permukaan butiran. Pembesaran medan
ini ditentukan oleh bentuk butiran.
5. Kegagalan Campuran Zat Cair-Padat
Kegagalan isolasi cair-padat (isolasi kertas dicelup dalam minyak) biasanya
disebabkan oleh pemburukan. Pemburukan yang dapat menyebabkan kegagalan
isolasi cair-padat yaitu :
-
Pemburukan karena pelepasan dalam (internal discharge)
-
Pemburukan elektro-kimiawi
Jika campuran dielektrik zat cair-padat memiliki kekuatan gagal yang berbeda
beda maka jika tegangan listrik dinaikkan, akan terjadi kegagalan pada
zat yang paling lemah. Hal ini dapat mengakibatkan kegagalan parsial (partial
discharge). Pelepasan ini mengakibatkan pemburukan perlahan lahan karena
:
1). Disintegrasi dielektrik padat yang diakibatkan pemboman
oleh elektron dan ion yang dihasilkan.
2). Aksi kimiawi pada dielektrik karena ionisasi gas
3). Suhu tinggi di daerah pelepasan.
Pemburukan elektro-kimiawi terjadi karena ion-ion yang dibebaskan oleh
arus pada elektroda bisa menyebabkan kerusakan. Derajat kerusakan yang
terjadi tergantung pada sifat ion yang terbawa dan reaksi kimia dengan
ionisasi. Kerusakan bisa terjadi pada tegangan DC maupun AC.
Mekanisme Kegagalan Isolasi Gas
Proses dasar dalam kegagalan isolasi gas adalah ionisasi benturan oleh
elektron.
Ada dua jenis proses dasar yaitu :
-
Proses primer, yang memungkinkan terjadinya banjiran elektron
-
Proses sekunder, yang memungkinkan terjadinya peningkatan banjiran elektron
Saat ini dikenal dua mekanisme kegagalan gas yaitu :
-
Mekanisme Townsend
-
Mekanisme Streamer
1. Mekanisme Kegagalan Townsend
Pada proses primer, elektron yang dibebaskan bergerak cepat sehingga
timbul energi yang cukup kuat untuk menimbulkan banjiran elektron. Jumlah
elektron Ne pada lintasan sejauh dx akan bertambah dengan dNe, sehingga
elektron bebas tambahan yang terjadi dalam lapisan dx adalah dNe = a
Ne.dx . Ternyata jumlah elektron bebas dNe yang bertambah akibat proses
ionisasi sama besarnya dengan jumlah ion positif dN+ baru yang
dihasilkan, sehingga dNe = dN+ = a
Ne.(t).dt; dimana :
a : koefisien ionisasi Townsend
dN+: junlah ion positif baru yang dihasilkan
Ne : jumlah total elektron
Vd : kecepatan luncur elektron
Pada medan uniform, a konstan, Ne = N0,
x = 0 sehingga Ne = N0 e a
x
Jum;lah elektron yang menumbuk anoda per detik sejauh d dari katoda
sama dengan jumlah ion positif yaitu N+ = N0 e
a x
Jumlah elektron yang meninggalkan katoda dan mencapai anoda adalah :
Arus ini akan naik terus sampai terjadi peralihan menjadi pelepasan
yang bertahan sendiri. Peralihan ini adalah percikan dan
diikuti oleh perubahan arus dengan cepat dimana karena e
a d >> 1 maka À
0 e a
d secara teoritis menjadi tak terhingga, tetapi dalam praktek
hal ini dibatasi oleh impedansi rangkaian yang menunjukkan mulainya percikan.
2. Mekanisme Kegagalan Streamer
Ciri utama kegagalan streamer adalah postulasi sejumlah besar foto ionisasi
molekul gas dalam ruang di depan streamer dan pembesaran medan listrik
setempat oleh muatan ruang ion pada ujung streamer. Muatan ruang ini menimbulkan
distorsi medan dalam sela. Ion positif dapat dianggap stasioner dibandingkan
elektron-elektron yang begerak cepat dan banjiran elektron terjadi dalam
sela dalam awan elektron yang membelakangi muatan ruang ion positif. Medan
Er yang dihasilkan oleh muatan ruang ini pada jari jari R adalah :
Pada jarak dx, jumlah pasangan elektron yang dihasilkan adalah a
e a x
dx sehingga :
R adalah jari jari banjiran setelah menempuh jarak x, dengan rumus diffusi
R=Ö (2Dt).
Dimana t = x/V sehiungga
dimana :
N : kerapatan ion per cm2, e : muatan elektron ( C ), e
0 : permitivitas ruang bebas, R: jari jari (cm), V : kecepatan
banjiran, dan D : koefisien diffusi.
Lokasi dan Pengukuran Partial Discharge
Partial discharge yang merupakan peristiwa pelepasan/loncatan bunga api
listrik pada suatu bagian dari bahan isolasi padat kemungkinan terjadinya
meliputi pada :
-
Rongga terhubung langsung pada elektroda
-
Rongga dalam isolasi
-
Rongga yang dipisahkan oleh elektroda
-
Permukaan elektroda
-
Titik elektroda yang berbentuk kanal
-
Rongga isolasi yang berbentuk kanal
Kesimpulan
-
Partial discharge merupakan proses atau peristiwa pelepasan/loncatan bunga
api listrik yang terjadi pada suatu bagian bahan isolasi yang disebabkan
oleh adanya beda potensial yang tinggi dalam bahan isolasi.
-
Partial discharge dapat terjadi pada bahan isolasi padat, bahan isolasi
cair maupun bahan isolasi gas.
-
Kegagalan pada bahan isolasi padat meliputi : kegagalan intrinsik, kegagalan
elektromekanik, kegagalan streamer, kegagalan termal dan kegagalan erosi.
-
Kegagalan pada bahan isolasi cair meliputi:
-
Kegagalan elektronik pada zat cair
-
Kegagalan gelembung (kavitasi) yang disebabkan oleh permukaan elektroda
yang tidak merata, adanya tabrakan elektron, penguapan cairan dan akibat
perubahan suhu dan tekanan
-
Kegagalan bola cair dalam zat cair
-
Kegagalan butiran padat dalam zat cair
-
Mekanisme kegagalan pada bahan isoalsi gas meliputi mekanisme kegagalan
Townsend dan mekanisme kegagalan streamer
Daftar Pustaka
-
A.Arismunandar, "Teknik Tegangan Tinggi Suplemen", Galia Indonesia, 1983
C.Mayonx and C.Laurent, " Contribution of PD to Electrical Breakdown of
Solid Insulation Material", IEEE Trans on Dielectrics and Electrical Insulation,
August 1995, vol. 2 No. 4, p.641
-
Davit A.Nattrass, "Partial Discharge Measurement and Interpretation", IEEE
Electrical Insulation Magazine, May/June 1988, vol. 4 No.13
-
Dieter Kind/Herman Karnen, "High Voltage Insulation Technology", Friedr,
Vieweg and Sohn Verlagsgesells chaff mbH, Braunsch Weight, 1985
-
Dieter Kind, "Pengantar Teknik Eksperimental Tegangan Tinggi, penerbit
ITB Bandung, 1993
-
D.V Razevig, "High Voltage Engineering", Khana Publisher, Delhi, 1979
-
Edward Gulski, "Diagnosis of HV Component by Digital PD Analyzer, IEEE
Trans on Dielectrics and Electrical Insulation, August 1995, vol.2 No.4
p.630
Oleh Tadjuddin
Penulis adalah Staf pengajar Teknik elektro Politeknik Unhas Ujung
Pandang, sedang
studi lanjut pada program S2 di ITS Surabaya
Artikel lain:
-
Energi Nuklir :
Pemasok Energi Panas Alternatif untuk Perumahan dan Kawasan Industri
[ Sajian Utama ]
[ Sajian Khusus ]
[KOMPUTER] [TELEKOMUNIKASI]
[ELEKTRONIKA] [INSTRUMENTASI]
Please send comments, suggestions, and criticisms about
ELEKTRO INDONESIA.
Click here to send me
email.
[ Halaman Muka ]
© 1996-1998 ELEKTRO
Online.
All Rights Reserved.