ELEKTRO INDONESIA            Edisi ke Sebelas, Januari 1998 
ENERGI 

Emisi Akibat Penggunaan Energi di Jawa

Tabel 7 menunjukkan perbandingan emisi SO2, NO2, VHC dan Debu yang ditimbulkan oleh konversi dan penggunaan energi di pulau Jawa untuk kasus tanpa tindakan (DNC) dan kasus pengurangan emisi (ERC).
Perbandingan Emisi Akibat Penggunaan Energi di Jawa (Juta ton per tahun)
Tabel 7
Tahun
2001
2011
2021
SO2       DNC 
ERC
NO2     DNC 
ERC
VHC    DNC 
ERC
Debu    DNC 
ERC
0,56
0,45
1,08
0,81
0,41
0,32
1,31
1,05
1,36
0,65
2,10
1,03
0,63
0,43
1,83
1,09
2,78
1,20
3,95
1,73
1,02
0,67
2,56
1,09
 
Untuk DNC, dispersi dan deposisi polutan akan mempengaruhi ekosistem beberapa daerah di Jawa. Kadar asam yang tinggi di dalam tanah akan dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan dapat terjadi di areal seluas 14% dari luas pulau Jawa pada tahun 2020. Sedangkan 40% areal lainnya akan secara cepat menjadi daerah kritis. Kontaminasi air tanah juga akan menjadi masalah di areal seluas 27% dari luas pulau Jawa pada tahun 2020. Resiko pencemaran udara akan sangat meningkat di daerah perkotaan dan pada tahun 2020 akan mempengaruhi kesehatan sekitar sepertiga penduduk di Jawa. Dengan skenario ERC, yaitu dengan mempergunakan teknologi bersih lingkungan maka dampak negatif dapat dikurangi. Meskipun masih menghasilkan emisi tetapi jauh lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan teknologi biasa dan emisinya masih dibawah standar emisi yang diperbolehkan.

Kasus Pengurangan Emisi CO2

Sesuai dengan kesepakatan UNFCCC (United Nation Framework Convention on Climate Change), Indonesia turut serta dalam upaya mengurangi emisi CO2 sebagai salah satu penyebab pemanasan global. Salah satu cara untuk menguranginya yaitu dengan menggunakan teknologi baru untuk sektor energi.

Pilihan teknologi untuk mengurangi emisi CO2 dimasukkan dalam model Markal dan dinamakan ABAT (Abatement Scenario). Skenario yang lainnya yaitu ABAT1 dan ABAT2 disusun berdasarkan ABAT dengan membuat target pengurangan CO2 sebagai fungsi pembatas dalam model. Besarnya pengurangan emisi CO2 dinyatakan dalam % terhadap ABAT ditunjukkan dalam Tabel 8.
 
 

Tabel 8a. Abatement Scenario
Skenario
% emisi CO2 terhadap skenario ABAT
2006
2021
ABAT 
ABAT 1 
ABAT 2
Tanpa fungsi pembatas 
12,5%
15%
Tanpa fungssi pembatas 
25%
30%
 
 
Tabel 8b. Total Emisi CO2 (dalam juta ton per tahun)
Tahun
2001 2006 2011 2016 20221
ABAT 
ABAT 1 
ABAT 2
288
280
278
379
336
326
518
444
426
747
612
579
1077
840
784
 

Konservasi Energi

Pada skenario ABAT1 konsumsi energi primer turun 7,5% atau 1.234 PJ per tahun, dengan kata lain dapat dihemat sepertiga dari konsumsi energi saat ini. Dengan skenario ABAT2 penghematan energi akan menjadi lebih besar yaitu 8,9% atau 1.465 PJ per tahun atau 44% dari konsumsi saat ini dapat dihemat.
 
 
Tabel 9a. Kapasitas Pembangkit Listrik di Jawa Tengah (dalam GW)
2001
2011
2021
ABAT1 ABAT2 ABAT1 ABAT2 ABAT1 ABAT2
PLTU Batubara 
PLTU batubara [bersih] 
PLTG 
PLTG[bersih] 
PLT GCC 
PLT GCC[bersih] 
PLTG HP 
PLTU Minyak 
PLTU Minyak [bersih] 
PLTD 
PLTG Minyak 
PLT Panasbumi 
PLTA 
PLTU Biomasa 
PLTN
3,9
0
0,03
0,03
3,59
3,4
0,79
1,84
0
2,51
0,18
0,33
3,1
0,01
0
3,9
0
0,03
0,03
3,59
3,22
0,79
1,84
0
2,51
0,18
0,33
3,1
0,01
0
3,15
3,77
0
0,05
3,59
17,5
2,52
0,31
4,83
0,72
0,53
0,26
4,1
0,21
1,34
3,15
0,23
0
0,05
3,59
15,5
2,66
0,31
10,17
0,72
0,06
1,06
4,1
0,21
1,34
0,78
26,9
0
0,05
0
14,1
4,12
0
19
0,72
4,6
7,07
4,1
0,21
6,72
0,78
6,2
0
0,05
0
16,6
4,36
0
24,8
0
7,07
4,1
0,21
6,72
Total
19,71
19,53
38
37,80
80
89,80
 

Biaya Sistem Energi

Perubahan pola pemakaian bahan bakar akan menyebabkan meningkatnya biaya untuk keseluruhan sistem. Meskipun dengan skenario ABAT dapat dihemat biaya sebesar 2% tetapi dengan menggunakan ABAT1 naik sebesar 19,3% dan pada skenario ABAT2 naik sebesar 23,5% pada Repelita XI.

Proyeksi Pembangkit Listrik

Dalam Repelita XI pangsa batubara akan turun (ABAT1 = 35% dan ABAT2 = 8%) sedangkan pangsa energi baru meningkat (ABAT1 dan ABAT2 sekitar 22%). Dengan skenario ABAT1 maupun ABAT2, PLTN akan mulai beroperasi pada tahun 2006 sebesar 1,34 GW.

Dengan skenario ABAT1, target pengurangan emisi CO2 dapat tercapai bila mulai Repelita VII semua industri yang menghasilkan gas buang bertemperatur medium sampai tinggi menggunakan sistem cogeneration. Sedangkan pembangkit listrik berbahan bakar batubara mulai Repelita VIII harus menggunakan teknologi Pressurized Fluidizer Bed Combusstion (PFBC) dan Integrated Gasification Combined Cycle (IGCC).
 

Tabel 9b. Kapasitas Pembangkit Listrik di Luar jawa (dalam GW)
2001
2011
2021
ABAT1 ABAT2 ABAT1 ABAT2 ABAT1 ABAT2
PLTU Batubara 
PLTG 
PLT GCC 
PLTU Minyak 
PLTU Gas 
PLTD 
PLTG Minyak 
PLT Panasbumi 
PLTA 
PLTU Biomasa
0,56
1,11
0,88
0,14
0,23
5,84
0,27
0,11
3,63
0,22
0,56
0,93
0,87
0
0,23
5,84
0,27
0,11
4,23
0,2
0,5
1,08
5,31
0
0,23
2,89
0,57
0,11
7,72
1,03
0,5
2,26
2,01
0
0,23
2,89
0,32
2,93
7,72
1,03
0,14
11,50
4,51
0
0
2,88
12,82
6,53
7,72
1,01
0,14
7,09
6,80
0
0
2,88
12,47
6,53
7,72
1,01
Total
12,99
13,41
19,46
19,91
47,12
44,64
 

Penutup

Pada Pelita V penyediaan minyak bumi adalah sekitar 1.290 PJ (sekitar 221 juta barel) per tahun atau sekitar 39% dari total penyediaan energi nasional, sedangkan penyediaan batubara sekitar 194 PJ (sekitar 7 juta ton) atau sekitar 6% dari total penyediaan energi nasional. Diperkirakan konsumsi energi minyak bumi tumbuh dengan laju pertumbuhan sekitar 4,5% per tahun, sehingga dalam Repelita XI konsumsi minyak bumi akan mencapai 4.719 PJ (808 juta barrel) per tahun atau sekitar 29% dari total penyediaan energi nasional. Penyediaan batubara meningkat dengan 12,5% per tahun sehingga mencapai 6.520 PJ (sekitar 230 juta ton) per tahun pada Repelita XI atau sekitar 40% dari total penyediaan energi nasional.

Dengan penerapan teknologi bersih lingkungan dpat diharapkan pencemaran di pulau Jawa akan dapat ditekan sampai ke tingkat yang tidak membahayakan bagi ekosistem maupun manusia. Berkaitan dengan hal itu dapat diusulkan beberapa prioritas program sebagai berikut:

Sedangkan dengan skenario pengurangan CO2 sebesar 12,5% pada tahun 2006 dan 25% pada tahun 2021, PLTN akan mulai muncul pada tahun 2006. [NT]

(Sumber: Agus Sugiyono, dkk, Perencanaan Energi Nasional dengan Model Markal, BPPT-Jakarta)
Oleh: Nanan Tribuana

Kembali ke Model MARKAL Strategi Penyediaan Energi Nasional di Era 2000
Artikel lain :
Diversifikasi Energi sebagai Usaha Penyelamatan Lingkungan


[Sajian Utama] [Sajian Khusus] [Profil Elektro]
[KOMPUTER] [TELEKOMUNIKASI] [KENDALI] [ELEKTRONIKA] [INSTRUMENTASI] [PII NEWS]

Please send comments, suggestions, and criticisms about ELEKTRO INDONESIA.
Click here to send me email.
[Edisi Sebelumnya
© 1996-1998 ELEKTRO Online.
All Rights Reserved.
1