Terlepas dari pro dan kontra terhadap energi nuklir, sumber energi ini telah mampu menyumbang sekitar 17% listrik dunia. Kecenderungan semakin menipisnya bahan bakar fosil, serta tidak meratanya kontribusi sumber daya energi fosil, akan mengakibatkan energi nuklir masih tetap memiliki peran yang penting. Untuk lebih meningkatkan peran energi nuklir, banyak negara maju mengembangkan suatu sistem yang memungkinkan energi nuklir tidak saja sebagai sumber listrik, tetapi juga sebagai sumber energi panas. Meskipun kontribusinya dalam menyumbang aplikasi energi panas masih relatif kecil, tetapi pada perkembangannya diharapkan peran energi nuklir sebagai pemasok energi panas bisa lebih ditingkatkan. Untuk memenuhi ambisi ini, sejumlah konsep reaktor nuklir maju, seperti 'small dan medium reactor', reaktor temperatur tinggi, dan reaktor-reaktor maju lainnya akan terus dikembangkan. Reaktor-reaktor maju ini memilih karakteristik yang unggul seperti sistem keselamatan pasif yang andal, modular, dan berpotensi untuk suatu sistem kogenerasi panas/kukus dan listrik. Dalam tulisan ini ditinjau berbagai aspek berkaitan dengan aplikasi nuklir sebagai pemasok energi panas, serta prospeknya dimasa depan.
Ketika reaktor Calder Hall, yang merupakan reaktor nuklir pertama di Inggris beroperasi secara komersial pada bulan Oktober 1956, reaktor ini menghasilkan listrik untuk disambungkan ke jaringan listrik, sekaligus menghasilkan energi panas yang dibutuhkan oleh pabrik proses olah ulang bahan bakar di wilayah itu. Setelah lebih dari 40 tahun, empat unit reaktor Calder Hall dengan kapasitas masing-masing 50 MWe masih beroperasi sampai sekarang. Di Swedia, Reaktor Agesta menyediakan air panas untuk 'district heating' daerah pinggiran kota Stockhlom selama 1 dasawarsa, yang dimulai pada tahun 1963.
Contoh-contoh di atas memperlihatkan manfaat lain dari energi nuklir yang tidak begitu dikenal secara umum oleh masyarakat, yaitu kemampuannya untuk menghasilkan energi panas untuk proses-proses industri dan bagi kebutuhan perumahan penduduk. Belakangan ini beberapa aplikasi telah dimulai, khususnya pada saat yang bersamaan ketika pertama kali reaktor nuklir dioperasikan sebagai pembangkit tenaga listrik.
Sejak saat itu pengembangan reaktor nuklir lebih diperluas, dimana energi panas yang dihasilkan dalam reaktor langsung dimanfaatkan. Negara-negara seperti Bulgaria, Canada, China, Republik Czech, Jerman, Hungaria, India, Jepang, Kazakstan, Russia, Slovakia, Swedia, Switzerland, dan Ukraina menyimpulkan bahwa adalah lebih praktis menggunakan panas nuklir untuk 'district heating' atau untuk proses-proses industri, atau keduanya, disamping sebagai pembangkit listrik. Walaupun pemanfaatan energi panas panas yang dihasilkan reaktor nuklir untuk 'district heating' dan proses industri masih kurang dari 1%, tetapi hal ini menandakan adanya peningkatan perhatian pada aplikasi penggunaan reaktor nuklir.
Penggunaan langsung dari panas nuklir sebetulnya bukanlah hal yang baru, seperti telah diketahui, hasil proses fisi nuklir adalah panas yang dihasilkan dalam reaktor. Panas dipindahkan dengan cara pensirkulasian pendingin melalui teras reaktor (core), yang lalu digunakan sebagai pembangkit listrik atau digunakan untuk menyediakan air panas atau kukus (steam) untuk industri atau untuk tujuan-tujuan yang berhubungan dengan pemanfaatan energi panas. Bagaimanapun juga, ada perbedaan utama antara sifat-sifat aplikasi pada listrik dan panas, demikian juga perbedaan antara pasar untuk bentuk-bentuk energi yang berbeda. Perbedaan-perbedaan sifat intrinsik pada reaktor nuklir adalah penyebab utama mengapa energi nuklir yang mempunyai daya tembus yang baik pada pasar listrik, tapi kurang mampu menembus pangsa pasar energi panas.
Penggunaan energi terus meningkat dan peningkatan ini diperkirakan terus berlanjut sampai abad mendatang. Secara umum konservasi dan peningkatan efisiensi akan mampu mengurangi rata-rata kenaikan pemakaian energi, tetapi pengaruhnya tidak cukup besar untuk menstabilkan tingkat pemakaian saat ini.
Diharapkan dalam 2 dasawarsa mendatang, ada peningkatan pada pembangkitan listrik tenaga nuklir. Diperkirakan hampir tidak ada aplikasi energi nuklir untuk sektor transportasi, kecuali melalui peningkatan penggunaan listrik secara tidak langsung.
Pasar energi panas adalah tantangan yang masih terbuka lebar. Walaupun energi nuklir telah digunakan untuk memasok permintaan energi panas, tetapi jumlahnya masih belum berarti jika dibandingkan sumber energi bahan bakar fosil. Seberapa jauh dan seberapa cepat energi nuklir dapat memasuki sebagian pasar energi panas, ini tergantung dari bagaimana karakteristik reaktor nuklir dapat dipadukan dengan karakteristik pasar energi panas, agar dapat berkompetisi dengan sumber-sumber energi alternatif yang lain.
Sektor perumahan dan industri merupakan dua komponen utama pasar energi panas. Dalam sektor perumahan, panas untuk memasak segera dihasilkan di tempat di mana panas tersebut digunakan, permintaan untuk panas dapat di pasok atau sering dipasok dari jarak yang memungkinkan dengan sistem sentralisasi panas melalui transmisi 'district heating' dan distribusi jaringan yang melayani pelanggan-pelanggan yang jumlahnya relatif besar.
'District heating'
Secara umum jaringan 'district heating' dalam kota besar kapasitasnya di rancang dengan range antara 600 - 1200 megawatt-thermal (MWth), sedang untuk wilayah pedesaan atau yang jumlah penduduknya sedikit kapasitasnya kira-kira 10 - 50 MWth. Terdapat juga kapasitas yang sangat besar, yaitu antara 3000 - 4000 MWth. Kelihatannya pasar panas untuk 'district heating' hanya potensial untuk daerah yang iklim dinginnya relatif panjang dan lebih dingin. Sebagai contoh Eropa Barat, yaitu : Finlandia, Swedia, Denmark adalah negara-negara pengguna 'district heating' terbesar. 'District heating' juga digunakan di Austria, Belgia, Jerman, Prancis, Itali, Switzerland, Norwagia, dan Netherland, walaupun tingkat penggunaannya lebih rendah. Faktor beban tahunan pada sistem 'district heating' tergantung pada panjangnya musim dingin, dan kira-kira sampai 50% pemakaian ini masih dibawah kebutuhan untuk pembangkit dengan pengoperasian beban dasar. Untuk menjamin pasokan panas ke perumahan yang dilayani oleh jaringan 'district heating', harus didukung dengan tersedianya pembangkit panas yang kapasitasnya besar. Range suhu yang dibutuhkan oleh sistem 'district heating' berkisar antara 100 sampai 150oC.
Secara umum, pasar 'district heating' diharapkan akan lebih meluas lagi. Secara ekonomi tidak hanya karena dapat berkompetisi di daerah yang populasinya padat dan mempunyai jaringan pemanas sendiri, tetapi juga karena memberikan kemungkinan berkurangnya polusi udara daerah perkotaan. Walaupun emisi yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar di dalam pusat pembangkit jumlahnya relatif besar dan dapat dikontrol serta dikurangi, masalah ini akan tidak praktis untuk instalasi pemanas perorangan (individu) dengan bahan bakar gas, minyak, batubara atau kayu.
Berkaitan dengan range daya pada sumber-sumber panas yang digunakan, secara umum ditemukan pola yang sama di sebagian besar negara-negara industri. Pada umumnya, sekitar separuh pemakai daya membutuhkan daya kurang dari 10 MWth, dan sekitar 40% pemakai adalah yang kebutuhannya berkisar antara 10 sampai 50 MWth. Jumlah pemakai daya terus menurun ketika persyaratannya menjadi lebih tinggi. Sekitar 99% pemakai daya, kebutuhannya berkisar antara 1 sampai 300 MWt, dimana angka ini merupakan 80% dari total energi yang dikonsumsi. Pemakai skala besar adalah proses-proses industri besar yang kebutuhannya bisa mencapai 1000 MWth, atau bahkan lebih.
Pengenalan sistem distribusi energi panas skala besar yang dipasok dari sumber pembangkit energi panas terpusat, yang melayani kebutuhan energi panas untuk beberapa pemakai yang terkonsentrasi pada suatu kawasan industri, boleh jadi masih menjadi angan-angan untuk saat ini, tetapi untuk jangka panjang sistem ini dapat dilakukan. Kebalikan dengan 'district heating', faktor beban pada pemakai industri tidak tergantung pada keadaan iklim. Kebutuhan energi panas bagi pemakai industri skala besar biasanya mempunyai karakteristik beban dasar.
Persyaratan suhu tergantung pada jenis industri meliputi, suhu tinggi sampai sekitar 1500oC. Suhu di atas 1000oC didominasi oleh industri besi/baja. Beberapa industri seperti desalinasi air laut, pulp dan kertas, atau tekstil suhunya antara 200-300oC. Industri kimia, pengilangan minyak dan gasifikasi batubara adalah beberapa contoh industri dengan suhu antara 500-600oC. Industri logam non besi, pemurnian batubara dan lignite, serta produksi hidrogen dengan 'water spliting' adalah aplikasi-aplikasi yang menggunakan suhu antara 600 - 1000oC.
Seluruh pemakai industri yang menggunakan energi panas juga mengkonsumsi listrik. Variasi pemakaiannya tergantung pada jenis prosesnya, dimana panas atau listrik merupakan komponen yang utama. Permintaan akan listrik dapat disuplai dari jaringan listrik, atau dengan pembangkit tenaga listrik yang resmi. Sistem kogenerasi listrik dan panas merupakan sebuah pilihan alternatif yang menarik. Hal itu akan meningkatkan seluruh efisiensi listrik dan memberikan keuntungan ekonomis. Sistem kogenerasi yang dibangun di lingkungan kawasan industri yang besar, dapat segera diintegrasikan ke dalam sistem jaringan listrik, sehingga listrik yang berlebih bisa dipasok ke jaringan. Dengan begitu sistem pembangkit kogenerasi akan dapat melayani sebagai pendukung untuk menjamin pasokan listrik.
Kontaminasi radioaktif yang besar pada jaringan 'district heating' atau pada proses-proses industri dapat dihindari dengan langkah-langkah yang sesuai, seperti pemakaian rangkaian sistem penukar panas intermediate dengan tekanan tinggi yang bertindak sebagai penghalang yang efektif. Sampai saat ini, tidak pernah dilaporkan adanya kejadian yang menyangkut kontaminasi radioaktif dari setiap reaktor yang digunakan untuk tujuan-tujuan ini
Berkaitan dengan range suhu yang digunakan, suhu sampai 300oC ada pada reaktor air ringan dan air berat, suhu sampai 540oC ada dalam reaktor cepat berpendingin logam, suhu sampai 650oC pada reaktor berpendingin gas, dan sampai suhu 1000oC pada reaktor temperatur tinggi berpendingin gas (High Temperature Gas-Cooled Reactor, HTGR).
Ada 2 pilihan mendasar untuk aplikasi 'district heating' atau proses panas, yaitu kogenerasi listrik dan panas, serta reaktor yang hanya digunakan untuk menghasilkan panas ('heat-only reactor'). Kogenerasi telah digunakan secara luas, sementara untuk 'heat-only reactor' tidak banyak pengalaman yang ada. Pada prinsipnya, ada sejumlah panas yang dapat diambil dari reaktor kogenerasi, ini merupakan bahasan yang utama dalam mendisain reaktor. Panas apapun yang tidak dibutuhkan untuk mensuplai permintaan panas dapat digunakan untuk menghasilkan listrik, artinya tingkat fleksibilitasnya tinggi. Dengan kata lain 'heat-only reactors', hanya mempunyai satu tujuan, yaitu reaktor ini tidak diharapkan untuk menghasilkan listrik.
Secara umum, keberadaan reaktor nuklir, sama dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Dari pengalaman yang ada dapat ditunjukan bahwa faktor keberadaannya adalah 70% - 80% atau bahkan dapat mencapai 90%. Frekuensi dan lamanya waktu pasokan listrik yang tidak direncanakan tetap sangat rendah dengan pencegahan yang baik dan perawatan yang direncanakan. Meskipun begitu tingkat keberadaan dan keandalan reaktor, yang dibutuhkan oleh sebagian besar pemakai tidak pernah sampai 100%. Sebagai akibatnya, sumber energi panas berbahan bakar fosil, lebih dibutuhkan. Pembangkit listrik kogenerasi dengan unit ganda, didisain secara modular, atau yang dapat mendukung sumber-sumber energi panas merupakan alternatif penyelesaian yang sesuai.
Reaktor nuklir membutuhkan modal yang sangat besar. Hal utama yang berpengaruh pada biaya akhir energi adalah komponen biaya tetap. Oleh karena itu, pengoperasian beban dasar dengan pencapaian faktor beban setinggi-tingginya dibutuhkan sehingga dapat berkompetisi dengan sumber-sumber energi alternatif lain. Ini hanya dimungkinkan ketika permintaan pasar energi panas yang dipasok mempunyai karakteristik beban dasar, atau kemungkinan lainnya adalah ketika listrik dan pasar energi panas dikombinasikan dengan sistem pembangkit kogenerasi yang seluruhnya dioperasikan dengan beban dasar.
Secara teknis reaktor nuklir dapat dijamin, aman, dapat diandalkan dan merupakan sumber energi yang bersih lingkungan, tetapi untuk pemanfaatan komersial reaktor nuklir harus dapat berkompetisi secara ekonomi dengan sumber-sumber energi alternatif lainnya. Dibanding sumber-sumber energi berbahan bakar fosil, reaktor nuklir dikarakterisasikan dengan biaya investasi yang lebih tinggi tetapi diimbangi dengan biaya bahan bakar yang jauh lebih rendah. Daya tembus tenaga nuklir kedalam pasar listrik tidak dapat dimungkinkan tanpa memenuhi daya saing secara ekonomi tersebut. Bahkan dengan tingkat harga bahan bakar fosil yang umumnya rendah, kedudukan tenaga nuklir masih dapat berkompetisi di dunia. Harga bahan bakar fosil diharapkan naik, sehingga posisi tenaga nuklir yang akan dimanfaatkan baik untuk pembangkit listrik maupun untuk suplai panas secara ekonomi dapat bersaing.
Secara umum reaktor nuklir akan lebih ekonomis untuk unit dengan ukuran yang besar. Ini menyebabkan reaktor ukuran besar di negara-negara industri dengan sistem jaringan listrik yang sangat besar dapat berkembang dan meluas. Walaupun begitu, ada reaktor dengan ukuran kecil dan sedang (small and medium sized reactors, SMRs) yang terus dipasarkan. Disain SMR sekarang ini bukan versi 'scaled down' dari reaktor komersial yang besar, tetapi merupakan penerapan teknologi maju berkaitan dengan sistem keselamatan pasif melekat, serta penyederhanaan beberapa sistem sehingga secara ekonomi diharapkan dapat bersaing.
Penempatan pembangkit listrik tenaga nuklir menjadi masalah yang utama, bahkan dinegara-negara dimana program nuklirnya masih melanjutkan proyek-proyek barunya. Pembangunan unit-unit tambahan pada lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir yang sudah ada merupakan hal yang praktis sampai saat ini. Pembukaan tempat baru untuk pembangkit listrik tenaga nuklir merupakan peristiwa yang jarang terjadi. Untuk meningkatkan faktor-faktor ekonomi, penempatan pembangkit harus sedekat mungkin dengan pusat beban bahkan untuk pembangkit daya yang menghasilkan listrik. Keadaan ini penting dipenuhi untuk reaktor kogenerasi atau 'heat-only reactor'. Bagaimanpun juga sindrome NIMBY (not in my back yard : silakan bangun tetapi jangan diwilayah saya), adalah sebuah faktor penting yang mempengaruhi pemilihan lokasi. Kecenderungan itu meningkatkan untuk pemilihan lokasi dengan jarak yang jauh tetapi tetap dapat dijangkau, agar dapat menghindari konflik besar dari para penentang. Penempatan pada jarak yang jauh dari daerah berpenduduk padat membuatnya juga mudah disesuaikan dengan syarat-syarat peraturan yang ada, karena banyak peraturan yang kian lama kian banyak persyaratannya. Disain reaktor maju, khususnya dengan range SMR, faktor keselamatannya lebih diutamakan, karena pembangkit dengan range SMR ini akan lebih sesuai jika dibangun dekat dengan perumahan penduduk. SMR dapat lebih mudah didekati dengan syarat-syarat peraturan dan dapat membiayai ongkos transmisi panas untuk tingkat yang pantas.
Tidak seperti dalam kebanyakkan usaha-usaha perindustrian, sudut pandang jangka panjang dalam pembangkit tenaga nuklir adalah hal yang utama. Perencanaan, disain, aktivitas persiapan proyek, dan tahun perolehan perizinan harus dilengkapi untuk setiap reaktor nuklir. Reaktor didisain dan dibangun untuk jangka waktu operasi 40 tahun atau lebih, dan untuk mencapai keuntungan ekonomi yang diharapkan, pembangkit dioperasikan dengan faktor beban yang tinggi selama waktu hidup pembangkit ekonomis. Ada juga syarat-syarat data dukung, yang memerlukan waktu dan usaha-usaha perkembangan yang sungguh-sungguh. Usaha-usaha ini hanya dapat dibenarkan untuk program nuklir jangka panjang.
Untuk reaktor kogenerasi yang kecil dengan daya antara 150 - 300 MWe, pembagian energi panas untuk 'district heating' akan lebih besar. Tetapi diharapkan listrik tetap sebagai produk utamanya, karena alasan ekonomi dengan asumsi pengoperasian pada beban dasar. Bidang aplikasi reaktor-reaktor ini kasusnya akan sama dengan kasus reaktor kogenerasi ukuran sedang atau besar. Sebagai tambahan, reaktor-reaktor juga dapat ditempatkan untuk tujuan yang khusus, misalnya untuk memasok energi dengan beban yang dipusatkan untuk daerah-daerah terpensil dan musim dinginnya panjang.
Pilihan lain untuk 'district heating' adalah 'heat-only reactor'. Untuk skala yang sangat kecil (beberapa MWth) beberapa aplikasi telah dilaksanakan pada proyek percobaan atau proyek peragaan. Pada tahun 1983-1985 Russia telah memprakarsai pembangunan dua unit reaktor dengan daya 500 MWth, tetapi kemudian dihentikan. Ada beberapa disain yang dapat diikuti, China merencanakan segera membangun reaktor dengan daya 200 MWth. Jadi jelaslah banyak aplikasi pada 'heat-only reactor' yang untuk 'district heating' dibatasi pada reaktor dengan ukuran yang sangat kecil. Reaktor-reaktor ini di disain untuk ditempatkan di pusat atau di daerah yang sangat dekat dengan pemukiman penduduk sehingga biaya transmisi dapat diminimalkan. Meskipun demikian, daya saingnya secara ekonomi sangat sulit dicapai karena faktor beban yang dibutuhkan relatif rendah, kecuali di lokasi yang jaraknya jauh dimana biaya bahan bakar fosilnya sangat tinggi dan musim dinginnya sangat dingin dan panjang.
Sebagai ringkasan, prospek tenaga nuklir untuk 'district heating' adalah hal yang nyata, tetapi terbatas untuk aplikasi yang khusus dimana dapat dipadukannya keadaan pasar 'district heating' dan reaktor nuklir secara efektif. Kelihatannya prospek untuk reaktor kogenerasi, khususnya dengan range SMR (small-medium reactor) lebih baik dari pada untuk reaktor yang hanya digunakan untuk panas, terutama karena faktor ekonomis.
Untuk reaktor ukuran besar, biasanya pendekatannya adalah dengan membangun stasiun dengan unit ganda. Ketika digunakan dalam model kogenerasi, biasanya listrik merupakan produk utama. Oleh karena itu, beberapa pembangkit, telah diintegrasikan kedalam sistem jaringan listrik dan dioptimalkan untuk produksi listrik. Untuk reaktor dengan ukuran kecil dan menengah, dan khususnya untuk reaktor kecil dan sangat kecil, pembagian panas proses yang dihasilkan oleh pembangkit akan lebih besar, dan bahkan panas dapat menjadi produk yang utama. Hal ini dapat mempengaruhi pengoptimalan kriteria pembangkit, tetapi sekarang keadaannya dapat lebih menarik bagi pemakai panas proses yang besar. Sebagai akibatnya, prospek SMR sebagai pembangkit kogenerasi pensuplai listrik dan panas proses akan lebih dipertimbangkan dari pada reaktor-reaktor dengan ukuran besar.
Dalam pengoperasian beberapa pembangkit tenaga nuklir kogenerasi, panas proses segera disediakan untuk digunakan dalam industri. Proyek-proyek yang lebih besar dilaksanakan di Kanada (Bruce, produksi air berat dan pemakai industri/pertanian) dan di Kazakstan (Aktau, desalinasi). Saat ini reaktor daya lainnya yang hanya memproduksi listrik, dapat dikonversikan untuk kogenerasi. Seharusnya ada pamakai panas proses dalam jumlah besar dan dekat dengan pembangkit, tertarik untuk menerima produk ini, karena secara teknis konversi yang sesuai untuk kogenerasi akan layak. Bagaimanapun juga, konversi ini akan berkaitan dengan penambahan biaya, yang harus dieliminasi dengan analisis keuntungannya. Secara umum beberapa proyek konversi dapat dilaksanakan, meskipun prospeknya agak sedikit rendah.
Instalasi pembangkit nuklir kogenerasi baru mempunyai prospek yang lebih baik karena pemakai industri ada dan tertarik. Bahkan akan lebih baik lagi bagi proyek-proyek yang digabungkan, yaitu pembangkit nuklir kogenerasi dan kawasan industri skala besar yang membutuhkan panas proses direncanakan, di disain, di bangun, dan akhirnya dioperasikan bersama-sama sebagai sebuah kawasan industri terintegrasi
Reaktor air ringan dan reaktor air berat yang sudah ada dan yang jenis maju (advanced) menawarkan panas dengan suhu yang rangenya rendah, pada saat ini kelihatannya sesuai dengan persyaratan beberapa proses yang berhubungan dengan industri. Pada saat ini, diantara proses-proses tersebut kelihatannya desalinasi air laut adalah aplikasi yang menarik. Reaktor jenis lainnya, seperti reaktor cepat berpendingin logam cair (liquid metal-cooled fast reactors) dan reaktor temperatur tinggi berpendingin gas (high temperature gas-cooled reactors) juga dapat menawarkan panas proses dengan suhu yang rendah, tetapi sebagai tambahannya, reaktor-reaktor ini juga dapat mencakup suhu dengan range yang lebih tinggi. Secara potensial, bidang aplikasinya dapat diperluas. Reaktor-reaktor ini masih membutuhkan pengembangan yang lebih baik lagi agar supaya daya saing secara ekonomis seperti yang diharapkan dapat dicapai. Kelihatannya untuk jangka menengah sampai jangka panjang aplikasi dalam industri akan memberikan harapan, khususnya aplikasi dalam industri untuk suhu tinggi.
Reaktor yang hanya memproduksi panas yang digunakan untuk menyediakan panas proses belum digunakan pada skala industri/skala komersial. Beberapa disain telah dikembangkan dan telah dibangun beberapa reaktor peragaan. Kelihatannya daya saing secara ekonomi sasarannya dapat dicapai, hal ini sesuai dengan pengkajian-pengkajian yang telah dilakukan, tetapi dalam prakteknya beberapa hal masih belum dibuktikan. Pasar yang besar untuk beberapa 'heat-only reactor' dapat dibatasi untuk reaktor yang ukurannya sangat kecil, yaitu dibawah 500 MWth.
Prospek penggunaan energi nuklir untuk 'district heating' dan 'process heating' adalah masih terbatas, tujuannya adalah untuk penyebar luasan pemakaian SMR. Baru-baru ini diperoleh pengkajian bahwa pasar untuk SMR sampai dengan tahun 2015 direncanakan di 30 negara dengan jumlah 70 sampai 80 unit. Diharapkan sepertiga dari unit ini khusus digunakan untuk desalinasi dengan reaktor nuklir.
Disamping itu Indonesia negara yang cukup kaya akan batubara, dan selama ini pemanfaatannya terbesar hanya dengan pembakaran langsung untuk dikonversi menjadi listrik maupun sebagai sumber energi panas bagi industri. Sistem pembakaran langsung seperti ini kurang menguntungkan ditinjau dari aspek lingkungan global. Suatu sistem sinergi nuklir-batubara mungkin bisa menjadi alternatif dimasa depan. Proses gasifikasi batubara yang beroperasi pada suhu tinggi, energi panasnya bisa dipasok oleh nuklir (reaktor suhu tinggi). Dari sini bisa diperoleh penghematan sumber daya batubara karena dengan sumber energi nuklir, cadangan batubara bisa dihemat sampai 40%. Gasifikasi batubara sendiri akan menghasilkan produk gas sintesis yang merupakan basis untuk pengembangan industri petrokimia berbasis batubara. Disamping itu gas sintesis juga bisa dikonversi dengan teknologi yang telah proven, menjadi berbagai bahan bakar minyak sintetis.
Artikel lain: