ELEKTRO INDONESIA               Edisi ke Empat Belas, Agustus 1998 
KENDALI 

Pengendali Berbasis Logika Kabur

Logika kabur pertama kali dikenalkan kepada publik oleh Lotfi Zadeh, seorang profesor di University of California di Berkeley. Logika kabur adalah metodologi untuk menyatakan hukum operasional dari suatu sistem dengan ungkapan bahasa, bukan dengan persamaan matematis. Dengan kata lain, sistem pengendali berbasis logika kabur pada hakekatnya adalah sistem pakar waktu-nyata (real-time expert system) yang memanfaatkan logika kabur untuk memanipulasi variabel-variabel kualitatif. Banyak sistem yang terlalu kompleks untuk dimodelkan secara akurat, meskipun dengan persamaan matematis yang kompleks. Dalam kasus seperti itu, ungkapan bahasa yang digunakan dalam logika kabur dapat membantu mendefinisikan karakteristik operasional sistem dengan lebih baik. Ungkapan bahasa untuk karakteristik sistem biasanya dinyatakan dalam bentuk implikasi logika, misalnya aturan Jika – Maka:

Jika temperatur_ruangan HANGAT, maka atur kecepatan_kipas pada posisi SEDANG

Ungkapan PANAS dan SEDANG sebenarnya adalah himpunan yang mendefinisikan nilai-nilai yang dikenal sebagai fungsi keanggotaan. Dengan memilih rentang nilai dan bukan satu nilai tegas untuk mendefinisikan variabel masukan "temperatur_ruangan", dapat dilakukan pengendalian variabel keluaran "kecepatan_kipas" secara lebih akurat. Pengendali logika kabur (fuzzy logic controller) dapat meningkatkan kinerja sistem kendali dengan menekan munculnya fungsi-fungsi liar pada keluaran yang disebabkan oleh fluktuasi pada variabel masukannya.

Pendekatan Konvensional

Untuk menggambarkan perbedaan antara pendekatan logika kabur dengan pendekatan konvensional, di bawah ini dibahas contoh masalah dalam suatu sistem pengendali. Misalkan, untuk pernyataan logika berikut ini akan dijelaskan bagaimana pengendali 'tegas' menanganinya. Dalam sistem kendali konvensional – yang sering disebut sebagai 'kendali tegas' --, pengendali bergantung pada titik-titik keputusan atas dasar nilai-nilai tegas. Pada sistem ini, masukan harus mencapai nilai pasti tertentu sebelum sistem kendali bereaksi dengan cara tertentu. Variasi yang sangat kecil sekalipun pada nilai masukannya dapat menyebabkan keluaran bereaksi sangat berbeda. Misalnya, jika temperatur ruangan mencapai 70° F atau lebih, maka dipakai aturan pertama yakni kipas diatur pada kecepatan 1000 rpm. Jika temperatur berubah menjadi di bawah 70° F, maka berlaku aturan kedua yakni kipas diatur pada kecepatan 100 rpm. Dalam bentuk diagram, pengendali dengan nilai tegas diperlihatkan pada gambar 1 berikut ini:
 
Gambar 1
Gambar 1. Pengendali Tegas

Apa yang terjadi bila temperatur menjadi 69.5° F? Atau, lebih-lebih, apa yang akan terjadi pada sistem pengendali bila temperatur berubah dari nilai 70° F menjadi di atas 70° F ? Bisa jadi juga temperatur berfluktuasi antara sedikit di atas atau di bawah 70° F (misalnya antara 69.0° F sampai 71.0° F)? Pada sistem kendali tegas, kejadian ini akan menyebabkan putaran kipas berubah-ubah secara liar menang-gapi perubahan pada variabel masukan temperatur_ruangan, meskipun sebenarnya perubahan temperatur tidak begitu terasa. Fluktuasi kecil pada masukan seperti kasus yang di-paparkan sangat sulit ditanggapi oleh kendali 'tegas', sebaliknya pada kondisi demikian inilah logika kabur menun-jukkan kelebihannya.

Pendekatan Logika Kabur

Logika kabur diimplementasikan dalam tiga tahapan : Ketiga tahapan logika kabur tersebut dapat digambarkan dalam diagram blok berikut ini:

 

Gambar 2
Gambar 2. Tahapan Proses dalam Logika Kabur

Artikel lanjutan : Inferensi...


[ Sajian Utama ] [ Sajian Khusus ]
[KOMPUTER] [TELEKOMUNIKASI] [ENERGI] [INSTRUMENTASI] [MULTIMEDIA]

Please send comments, suggestions, and criticisms about ELEKTRO INDONESIA.
Click here to send me email.
[ Halaman Muka
© 1996-1998 ELEKTRO Online.
All Rights Reserved.
 
1