ELEKTRO INDONESIA                  Edisi ke Tujuh, April 1997

PROFIL ELEKTRO

Profil Sarjana Elektro yang Diperlukan PLN

Pengantar Redaksi

Direktur Utama PT PLN (Persero) Ir. Djiteng Marsudi mengharapkan Persatuan Insinyur Indonesia khususnya Badan Kejuruan Elektro (PII-Elektro) dapat menguji dan memberikan brevet keahlian bidang ketenagalistrikan. Hal itu terungkap ketika ia menjadi pembicara dalam Konvensi Nasional 1997 Sarjana Teknik Elektro, 6-7 Maret 1997 di Jakarta. ³Brevetasi oleh PII diharapkan merupakan salah satu cara untuk mengembangkan profesionalisme insinyur, tetapi jangan menjadi ajang birokrasi,² katanya lebih lanjut. Makalah Ir. Djiteng Marsudi secara lengkap kami muat berikut ini.

Abstrak


Rasio elektrifikasi yang baru mencapai angka sekitar 50 % serta banyaknya permintaan listrik untuk industri merupakan faktor utama yang menyebabkan tingginya permintaan akan tenaga listrik oleh masyarakat. Hal ini tercermin pada tingginya kenaikan beban listrik, yaitu sekitar 14 - 16 % pada 5 tahun terakhir, dan diperkirakan demikian juga untuk 5 tahun yang akan datang. Untuk menghadapi masalah ini, PLN harus membangun instalasi listrik yang mampu melayani kebutuhan listrik masyarakat. Kendala yang dihadapi dalam mengatasi masalah tersebut terutama adalah Dana dan Sumber Daya Manusia. Dalam menghadapi masalah dan kendala ini, diperlukan Sarjana Teknik Elektro yang memadai, baik kuantitas maupun kualitasnya. Khusus mengenai kualitas Sarjana Elektro, hal ini merupakan masalah bagi Sarjana yang baru diterima maupun bagi Sarjana yang telah bekerja di PLN.

Sarjana yang telah bekerja di PLN perlu terus menerus dikembangkan pengetahuannya, sehingga selalu bisa mengikuti perkembangan di PLN. Perkembangan PLN menyangkut perkembangan teknik maupun perkembangan manajemen sesuai dengan perkembangan peranan PLN dalam melayani kebutuhan tenaga listrik masyarakat. Tulisan ini menggambarkan secara singkat masalah-masalah yang dihadapi PLN, khususnya yang dihadapi Sarjana Elektro, Penulis mengemukakan secara singkat pengetahuan serta ketrampilan apa yang diperlukan Sarjana Elektro PLN dalam menghadapi masalah-masalah tersebut.

Misi PLN

Sebagaimana tertulis dalam Anggaran Dasar PT PLN (PERSERO) Pasal 3, tujuan Perusahaan adalah membangkitkan (PJB I, PJB II, dll), menyalurkan (P3B + Sektor) dan mendistribusikan (Distribusi + Wilayah) tenaga listrik. Di samping itu juga membangun sarana-sarana tenaga listrik. PLN sebagai perusahaan harus mencari laba, tetapi PLN sebagai agen pembangunan juga harus melakukan kegiatan perintisan tenaga listrik. Hal ini diperlukan, karena rasio elektrifikasi di Indonesia masih sekitar 50 % dan konsumsi kWh per-kapita per tahun adalah ± 300 kWh. Misi PLN yang demikian ini memerlukan pemikiran-pemikiran dan pelaksanaan tugas yang matang, mengingat tenaga listrik merupakan komoditi yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak.

Masalah yang Dihadapi PLN

PLN mempunyai tugas utama untuk membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik kepada masyarakat. Sehubungan dengan tugas utama PLN tersebut di atas dan mengingat besarnya instalasi yang dikelola PLN saat ini sebagaimana tertera dalam Tabel la, Tabel 1b, dan Tabel 1c, maka saat ini PLN mengemban tugas yang cukup berat dan mempunyai kira-kira 50.558 pegawai (Tidak termasuk anak perusahaan. Dengan anak perusahaan, 56.895 pegawai), di antaranya terdapat kira-kira 1.349 Sarjana Elektro (S1 sampai S3). Untuk masa yang akan datang, dalam Repelita VI, PLN harus dapat memenuhi kebutuhan tenaga listrik masyarakat, yang diperkirakan akan menimbulkan pertumbuhan beban sebesar 14 - 16 % per tahun.

Untuk dapat memenuhi pertumbuhan beban ini, setiap tahun PLN harus membangun instalasi baru sebagai berikut:

  1. Unit pembangkit 1.000 - 2.000 MW
  2. Saluran Transmisi 1.800 - 2.000 kms
  3. Gardu Induk 2.800 - 9.100 MVA
  4. Gardu Distribusi 3.500 - 5.510 MVA
  5. Jaringan Distribusi T.M. 22.000 - 33.000 kms
  6. Jaringan Distribusi T.R. 32.000 - 45.000 kms
  7. Pelanggan baru 2,0 - 2,1 juta pelanggan
  8. Desa dilistriki 3.300 - 4.100 desa
Pertambahan beban yang pesat tersebut di atas disebabkan karena:
  1. Rasio elektrifikasi yang masih rendah (± 50 %)
  2. Konsumsi per-kapita yang masih rendah (± 300 kWh per-kapita per tahun)
  3. Pendapatan per-kapita per tahun telah mencapai lebih dari US $ 1,000.
Pembangunan dan pengelolaan instalasi baru, seperti diuraikan di atas menimbulkan masalah di bidang, antara lain:
  1. Teknik
  2. Keuangan
  3. Sumber Daya Manusia
  4. Manajemen.
Tulisan ini secara singkat menguraikan masalah di 3 (tiga) bidang tersebut di atas, dengan titik berat bidang Teknik dan kaitannya dengan Sumber Daya Manusia, khususnya Sarjana Elektro di PLN.

Masalah di Bidang Teknik

PLN pada hakekatnya adalah perusahaan yang bertugas mengelola penyediaan energi listrik bagi masyarakat, bukan perusahaan manufaktur dan juga bukan perusahaan konstruksi. Kegiatan Teknik di PLN meliputi 3 (tiga) tahap pokok, yaitu perencanaan, pembangunan dan pengusahaan atau operasi dan pemeliharaan.

Tantangan PLN

Tugas Menyediakan Tenaga Listrik
Sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK), PLN berkewajiban menyediakan tenaga listrik di seluruh pelosok tanah air yang terdiri atas ± 13000 pulau. Dalam melakukan tugas ini, PLN menghadapi berbagai masalah dan kendala seperti telah diuraikan dalam butir-butir terdahulu. Hal ini merupakan sebagian dari tantangan PLN.
Partisipasi Swasta
Pemerintah telah mencabut hak monopoli PLN dalam penyediaan tenaga listrik bagi masyarakat, swasta juga diperbolehkan berpartisipasi. Partisipasi swasta ini diperlukan mengingat besarnya tugas penyediaan tenaga listrik yang harus dilakukan, khususnya ditinjau dari segi kebutuhan biaya. Di lain pihak hal ini berarti bahwa PLN ditantang untuk bersaing dengan swasta. Dengan persaingan juga diharapkan agar PLN berusaha memperbaiki kinerjanya agar mampu bersaing dengan swasta.
Perubahan Status
Perubahan status hukurm PLN dari Perusahaan Umum menjadi Persero merupakan salah satu langkah untuk memungkinkan PLN bersaing dengan swasta atau sebaliknya berpatungan dengan swasta. Perubahan status ini juga memungkinkan PLN menjual saham ke pasar modal atau kepada partner strategis (berpatungan), seperti halnya yang sering dilakukan oleh perusahaan swasta. Berhubungan dengan pasar modal dan berpatungan dengan partner strategis memerlukan perubahan sikap Sumber Daya Manusia (SDM) PLN, mengingat sebelumnya PLN adalah suatu perusahaan monopoli selama beberapa puluh tahun.
Era Globalisasi
Era globalisasi yang antara lain ditandai dengan:
  1. Komunikasi internasional yang mudah, sehingga lalu lintas informasi antara berbagai pelaku bisnis menjadi cepat. Hal ini memerlukan kemampuan perusahaan untuk selalu mendapatkan informasi mutakhir agar mampu bersaing.
  2. Tuntutan akan transparansi manajemen perusahaan, khususnya untuk perusahaan yang memasuki pasar modal, merupakan syarat melakukan bisnis. Hal ini menuntut manajemen perusahaan harus mampu mempertanggungjawabkan semua tindakannya secara terbuka.
  3. Tuntutan untuk memasuki pasar bebas internasional. Hal ini berarti bahwa PLN sebagai penyedia tenaga listrik bagi masyarakat khususnya masyarakat industri harus mampu menyediakan tenaga listrik yang semurah mungkin dengan memperhatikan mutu dan keandalan tanpa proteksi dari Pemerintah.
Manajemen PLN harus melakukan persiapan-persiapan mulai saat ini juga untuk menghadapi 3 butir tersebut di atas.

Harapan PLN Kepada PII

Pada saat ini PLN mempunyai 2.553 orang Sarjana Teknik, terdiri dari:
  1. 1.349 orang S1/S2/S3 Elektro
  2. 592 orang S1Mesin
  3. 350 orang S1/S2 Sipil
  4. 38 orang Teknik Industri
  5. 224 orang Teknik lainnya.
Para Sarjana Teknik PLN bersama seluruh Karyawan PLN yang berjumlah kira-kira 52.000 orang bertugas untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi PLN. Masalah yang dihadapi PLN terus berkembang baik secara kwantitatif maupun secara kwalitatif, oleh karenanya jumlah Sarjana Teknik PLN akan terus bertambah dan juga kwalitasnya perlu terus menerus ditingkatkan.

Untuk meningkatkan kwalitas Sarjana PLN, PLN mempunyai Unit Bisnis Jasa Pendidikan dan Latihan yang bertugas meningkatkan kwalitas SDM PLN termasuk Sarjananya. Untuk peningkatan kwalitas SDM ini PLN juga mengadakan kerjasama dengan berbagai Universitas dan Lembaga Pendidikan.
Untuk meningkatkan kwalitas SDM PLN, khususnya bagi sarjana Tekniknya, ada beberapa harapan PLN kepada Persatuan Insinyur Indonesia, yaitu:
  1. Merupakan wadah bagi para Insinyur Indonesia untuk saling berkomunikasi dalam arti yang luas dan secara khusus di bidang keahliannya.
  2. Melakukan langkah-langkah pembinaan profesionalisme pada Insinyur Indinesia tetapi tidak merupakan duplikasi Pendidikan dan Latihan yang telah dilakukan oleh Lembaga Pendidikan.
  3. Menguji dan memberikan Brevet Keahlian untuk bidang-bidang keahlian keinsinyuran.
Pemberian Brevet Keahlian ini hendaknya memberikan jaminan keahlian bagi Insinyur yang mendapat Brevet untuk bidang keahlian tertentu, khususnya jika bidang keahlian ini menyangkut keselamatan umum.

Hal-hal tersebut di atas diharapkan PLN dilakukan PII karena:

  1. PLN perlu mengetahui metode-metode teknik yang dipakai oleh Perusahaan-perusahaan lain maupun instansi-instansi non komersial.
  2. Banyak pengetahuan dan ketrampilan yang pengembangannya tidak tertampung pada Lembaga Pendidikan dan Latihan yang ada, sehingga diharapkan dapat ditampung oleh PII.
  3. Brevetisasi oleh PII diharapkan merupakan salah satu cara untuk mengembangkan profesionalisme insinyur, tetapi jangan menjadi ajang birokrasi .

Kesimpulan

Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia terus berkembang baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Untuk memenuhi tuntutan kebutuhan dengan andal dan aman teknologi tenaga listrik harus terus dikembangkan. Demikian pula, sistem kontrol dan telekomunikasi yang sangat diperlukan dalam pengusahaan tenaga listrik. Semua itu harus didukung dengan kesiapan Sumber Daya Manusia, khususnya Sarjana Teknik Elektro.

Sumber Daya Manusia Teknik Elektro harus senantiasa disempurnakan mengikuti tuntutan kebutuhan sedemikian rupa sehingga para insinyur selalu siap menghadapi dan mengatasi masalah-masalah yang timbul.

Dikutip dari makalah Ir. Djiteng Marsudi, seperti disampaikan pada Konvensi Nasional 1997 Sarjana Teknik Elektro, 6-7 Maret 1997 di Jakarta.


[Sajian Utama] [Sajian Khusus]

[KOMPUTER] [KOMUNIKASI] [KENDALI] [ENERGI] [ELEKTRONIKA] [INSTRUMENTASI] [PII NEWS]


Please send comments, suggestions, and criticisms about ELEKTRO INDONESIA.
Click here to send me email.

[Edisi Sebelumnya]

© 1997 ELEKTRO ONLINE and INDOSAT NET.
All Rights Reserved.

1