ELEKTRO INDONESIA
Edisi ke Tiga Belas, Juni 1998
Local Area Network (LAN) Tanpa Kabel
Pendahuluan
Inovasi di dalam teknologi telekomunikasi
berkembang dengan cepat dan selaras dengan perkembangan karakteristik masyarakat
modern yang memiliki mobilitas tinggi, mencari layanan yang fleksibel,
serba mudah dan memuaskan dan mengejar efisiensi di segala aspek.
Dari itu, teknik telekomunikasi memiliki
target untuk masa depan, yaitu mencapai sistem Future Wireless Personal
Communication (FWPC). Sistem tersebut menawarkan layanan komunikasi
dari siapa saja, kapan saja, di mana saja, melalui satu deretan nomor sambungan
yang tetap, dengan delay yang sekecil-kecilnya, menggunakan suatu
unit yang portabel (kecil, dapat dipindah-pindahkan, murah dan hemat) dan
memiliki sistem yang kualitasnya tinggi dengan kerahasiaan yang terjamin.
Teknologi wireless memiliki
fleksibelitas, mendukung mobilitas, memiliki teknik frequency reuse,
selular dan handover, menawarkan efisiensi dalam waktu (penginstalan)
dan biaya (pemeliharaan dan penginstalan ulang di tempat lain), mengurangi
pemakaian kabel dan penambahan jumlah pengguna dapat dilakukan dengan mudah
dan cepat.
Jaringan wireless dapat digunakan
untuk transmisi suara maupun data (Gambar 1).
Wireless Local Area Network (WLAN)
Dengan semakin bertambahnya pemakaian
komputer, semakin besar kebutuhan akan pentransferan data dari satu terminal
ke terminal lain yang dipisahkan oleh satuan jarak dan semakin tinggi kebutuhan
akan efisiensi penggunaan alat-alat kantor (seperti printer dan plotter)
dan waktu perolehan data base, maka semakin tinggi pula kebutuhan
akan suatu jaringan yang menghubungkan terminal-terminal yang ingin berkomunikasi
dengan efisien. Jaringan tersebut dikenal dengan Local Area Network
(LAN) yang biasa memakai kabel atau fiber optik sebagai media transmisinya.
Sesuai perkembangan karakteristik masyarakat seperti yang telah disebutkan
di atas maka LAN menawarkan suatu alternatif untuk komputer portabel yaitu
wireless LAN (WLAN). WLAN menggunakan frekuensi radio (RF) atau
infrared (IR) sebagai media transmisi.
Sejarah dan Standar WLAN
Pada akhir 1970-an IBM mengeluarkan
hasil percobaan mereka dalam merancang WLAN dengan teknologi IR, perusahaan
lain seperti Hewlett-Packard (HP) menguji WLAN dengan RF. Kedua
perusahaan tersebut hanya mencapai data rate 100 Kbps. Karena tidak
memenuhi standar IEEE 802 untuk LAN yaitu 1 Mbps maka produknya tidak dipasarkan.
Baru pada tahun 1985, Federal Communication Commission (FCC) menetapkan
pita Industrial, Scientific and Medical (ISM band) yaitu 902-928
MHz, 2400-2483.5 MHz dan 5725-5850 MHz yang bersifat tidak terlisensi,
sehingga pengembangan WLAN secara komersial memasuki tahapan serius. Barulah
pada tahun 1990 WLAN dapat dipasarkan dengan produk yang menggunakan teknik
spread spectrum (SS) pada pita ISM, frekuensi terlisensi 18-19 GHz
dan teknologi IR dengan data rate >1 Mbps.
Pasar yang menjadi targetnya adalah
pabrik, kantor-kantor yang mengalami kesulitan dalam pengkabelan (seperti
kantor dengan interior marmer dll), perkulakan, laboraturium, tempat-tempat
yang bersifat sementara (seperti ruang kuliah, rapat, konfrensi dll) dan
kampus. Perkiraan sementara yang dihasilkan menunjukkan bahwa kira-kira
5-15 % pasar LAN akan dikuasi oleh WLAN.
Gambar 2
Dengan adanya berbagai merek perangkat
keras dan lunak, maka diperlukan suatu standar, di mana perangkat-perangkat
yang berbeda merek dapat difungsikan pada perangkat merek lain. Standar-standar
WLAN adalah IEEE 802.11, WINForum dan HIPERLAN.
Wireless Information Network Forum
(WINForum) dilahirkan oleh Apple Computer dan bertujuan untuk
mencapai pita Personal Communication Service (PCS) yang tidak terlisensi
untuk aplikasi data dan suara dan mengembangkan spectrum etiquette (spektrum
yang menawarkan peraturan-peraturan yang sangat minim dan akses yang adil).
High Performance Radio Local Area Network (HIPERLAN) dilahirkan
oleh European Telekommunications Standards Institute (ETSI) yang
memfokuskan diri pada pita 5.12-5.30 GHz dan 17.1-17.3 GHz. IEEE 802.11
dilahirkan oleh Institute Electrical and Electronics Engineer (IEEE)
dan berfokus pada pita ISM dan memanfaatkan teknik spread spectrum (SS)
yaitu Direct Sequence (DS) dan Frequency Hopping (FH), standar
ini adalah yang paling banyak dipakai [2].
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada
WLAN adalah :
1. Data rate tinggi (>1
Mbps), daya rendah dan harga murah.
2. Metode akses yaitu metode membagi
kanal kepada banyak pemakai dengan aturan-aturan tertentu.
3. Media transmisi yang merupakan
faktor penting pada keterbatasan data rate dan memiliki teknik tersendiri,
di mana bila teknik yang berhubungan dengan media transmisi (seperti teknik
propagasi dalam ruangan, teknik modulasi dll) dapat diperhitungkan dengan
baik maka akan dihasilkan sistem WLAN yang tangguh.
4. Topologi yaitu cara dan pola
yang digunakan dalam menghubungkan semua terminal.
Lapisan Fisik dan Topologi
WLAN menggunakan standar protokol Open
System Interconnection (OSI) [8]. OSI memiliki tujuh lapisan di mana
lapisan pertama adalah lapisan fisik. Lapisan pertama ini mengatur segala
hal yang berhubungan dengan media transmisi termasuk di dalamnya spesifikasi
besarnya frekuensi, redaman, besarnya tegangan dan daya, interface, media
penghubung antar-terminal dll. Media transmisi data yang digunakan oleh
WLAN adalah IR atau RF.
• Infrared (IR)
Infrared banyak digunakan pada komunikasi
jarak dekat, contoh paling umum pemakaian IR adalah remote control
(untuk televisi). Gelombang IR mudah dibuat, harganya murah, lebih bersifat
directional, tidak dapat menembus tembok atau benda gelap, memiliki
fluktuasi daya tinggi dan dapat diinterferensi oleh cahaya matahari. Pengirim
dan penerima IR menggunakan Light Emitting Diode (LED) dan Photo
Sensitive Diode (PSD). WLAN menggunakan IR sebagai media transmisi
karena IR dapat menawarkan data rate tinggi (100-an Mbps), konsumsi
dayanya kecil dan harganya murah. WLAN dengan IR memiliki tiga macam teknik,
yaitu Directed Beam IR (DBIR), Diffused IR (DFIR) dan Quasi
Diffused IR (QDIR).
1. DFIR
Teknik ini memanfaatkan komunikasi
melalui pantulan (Gambar 3.b). Keunggulannya
adalah tidak memerlukan Line Of Sight (LOS) antara pengirim dan
penerima dan menciptakan portabelitas terminal. Kelemahannya adalah membutuhkan
daya yang tinggi, data rate dibatasi oleh multipath, berbahaya
untuk mata telanjang dan resiko interferensi pada keadaan simultan adalah
tinggi.
2. DBIR
Teknik ini menggunakan prinsip LOS,
sehingga arah radiasinya harus diatur (Gambar 3.c).
Keunggulannya adalah konsumsi daya rendah, data rate tinggi dan
tidak ada multipath. Kelemahannya adalah terminalnya harus fixed
dan komunikasinya harus LOS.
3. QDIR
Setiap terminal berkomunikasi dengan
pemantul (Gambar 3.a), sehingga pola radiasi
harus terarah. QDIR terletak antara DFIR dan DBIR (konsumsi daya lebih
kecil dari DFIR dan jangkaunnya lebih jauh dari DBIR).
• Radio Frequency (RF)
Penggunaan RF tidak asing lagi bagi
kita, contoh penggunaannya adalah pada stasiun radio, stasiun TV, telepon
cordless dll. RF selalu dihadapi oleh masalah spektrum yang terbatas,
sehingga harus dipertimbangkan cara memanfaatkan spektrum secara efisien.
WLAN menggunakan RF sebagai media transmisi karena jangkauannya jauh, dapat
menembus tembok, mendukung teknik handoff, mendukung mobilitas yang
tinggi, meng-cover daerah jauh lebih baik dari IR dan dapat digunakan
di luar ruangan. WLAN, di sini, menggunakan pita ISM (Tabel 1) dan memanfaatkan
teknik spread spectrum (DS atau FH).
• DS adalah teknik yang memodulasi
sinyal informasi secara langsung dengan kode-kode tertentu (deretan kode
Pseudonoise/PN dengan satuan chip).
• FH adalah teknik yang memodulasi
sinyal informasi dengan frekuensi yang loncat-loncat (tidak konstan). Frekuensi
yang berubah-ubah ini dipilih oleh kode-kode tertentu (PN) [7].
Tabel 1. Pita ISM.
Frekuensi
Spesifikasi |
915 MHz
|
2.4 GHz
|
5.8 GHz
|
Frekuensi |
902-928 MHz |
2400-2483.5 MHz |
5725-5850 MHz |
Bandwidth |
25 MHz |
83.5 MHz |
125 MHz |
Jangkauan transmisi |
Paling jauh |
5% < 915 MHz |
205 < 915 MHz |
Pemakaian |
Sangat ramai |
Sepi |
Sangat Sepi |
Delay |
Besar |
Sedang |
Kecil |
Sumber Interferensi |
Banyak |
Sedang |
Sedikit |
WLAN dengan RF memiki beberapa topologi
sebagai berikut :
• Tersentralisasi
Nama lainnya adalah star network
atau hub based. Topologi ini terdiri dari server (c)
dan beberapa terminal pengguna (Gambar 4.a), di mana komunikasi antara
terminal harus melalui server terlebih dahulu. Keunggulannya adalah
daerah cakupan luas, transmisi relatif efisien dan desain terminal pengguna
cukup sederhana karena kerumitan ada pada server. Kelemahannya adalah
delay-nya besar dan jika server rusak maka jaringan tidak
dapat bekerja.
• Terdistribusi
Dapat disebut peer to peer (Gambar
4.b), di mana semua terminal dapat berkomunikasi satu sama lain tanpa
memerlukan pengontrol (servers). Di sini, server diperlukan untuk
mengoneksi WLAN ke LAN lain. Topologi ini dapat mendukung operasi mobile
dan merupakan solusi ideal untuk jaringan ad hoc. Keunggulannya
jika salah satu terminal rusak maka jaringan tetap berfungsi, delay-nya
kecil dan kompleksitas perencanaan cukup minim. Kelemahannya adalah tidak
memiliki unit pengontrol jaringan (kontrol daya, akses dan timing).
• Jaringan selular
Jaringan ini cocok untuk melayani
daerah dengan cakupan luas dan operasi mobile. Jaringan ini memanfaatkan
konsep microcell, teknik frequency reuse dan teknik handover.
Keunggulannya adalah dapat menggabungkan keunggulan dan menghapus kelemahan
dari ke dua topologi di atas. Kelemahannya adalah memiliki kompleksitas
perencanaan yang tinggi (Gambar 5).
Perbedaan Antara Jaringan Wireless
dan Jaringan Kabel
Jaringan wireless memiliki keunggulan
dan kelemahan sebagai berikut :
-
Keunggulannya adalah biaya pemeliharannya
murah (hanya mencakup stasiun sel bukan seperti pada jaringan kabel yang
mencakup keseluruhan kabel), infrastrukturnya berdimensi kecil, pembangunannya
cepat, mudah dikembangkan (misalnya dengan konsep mikrosel dan teknik frequency
reuse), mudah & murah untuk direlokasi dan mendukung portabelitas.
-
Kelemahannya adalah biaya peralatan
mahal (kelemahan ini dapat dihilangkan dengan mengembangkan dan memproduksi
teknologi komponen elektronika sehingga dapat menekan biaya jaringan),
delay yang besar, adanya masalah propagasi radio seperti terhalang,
terpantul dan banyak sumber interferensi (kelemahan ini dapat diatasi dengan
teknik modulasi, teknik antena diversity, teknik spread spectrum dll),
kapasitas jaringan menghadapi keterbatas spektrum (pita frekuensi tidak
dapat diperlebar tetapi dapat dimanfaatkan dengan efisien dengan bantuan
bermacam-macam teknik seperti spread spectrum/DS-CDMA) dan keamanan data
(kerahasian) kurang terjamin (kelemahan ini dapat diatasi misalnya dengan
teknik spread spectrum) [1,7 dan 9].
-
Yang unik dari media transmisi wireless
adalah :
-
Sinyalnya terputus-putus (intermittence)
yang disebabkan oleh adanya benda antara pengirim dan penerima sehingga
sinyal terhalang dan tidak sampai pada penerima (gejala ini sangat terasa
pada komunikasi wireless dengan IR).
-
Bersifat broadcast akibat pola
radiasinya yang memancar ke segala arah, sehingga semua terminal dapat
menerima sinyal dari pengirim.
-
Sinyal pada media radio sangat komplek
untuk dipresentasikan kerena sinyalnya menggunakan bilangan imajiner, memiliki
pola radiasi dan memiliki polarisasi.
-
Mengalami gejala yang disebut multipath
yaitu propagasi radio dari pengirim ke penerima melalui banyak jalur
yang LOS dan yang tidak LOS/terpantul (Gambar 6).
Penutup
Arah dari perkembangan wireless data
adalah aplikasi multimedia (menggabungkan data, suara dan gambar diam
maupun bergerak yang dapat dihubungkan ke unit portabel dan ke jaringan
tertentu), multirate (memungkinkan pengoperasian beberapa kecepatan
data yang berbeda pada satu pita frekuensi) dan multipower (fleksibelitas
memilih sumber daya dari baterai kecil, baterai mobil, kabel PLN atau yang
lain dan menyesuaikan besarnya konsumsi daya dengan kualitas pelayanan
yang baik). WLAN merupakan salah satu basis dari arah perkembangan itu.
Pita ISM memberikan peluang kepada WLAN dengan RF untuk menawarkan data
rate yang cukup tinggi. Dan dengan dikomersialkan teknik spread
spectrum maka WLAN memiliki peluang yang besar dalam melahirkan sistem
WLAN yang sangat baik di waktu yang akan datang.
Daftar Pustaka
-
Pahlavan, Kaveh and Levesque, A.H.,
"Wireless Data Communications", Proceedings of the IEEE, Vol. 82,
No. 9, pp. 1938-1430, September 1994.
-
Pahlavan, Kaveh, Probert H., Thomas
and Chase E., Mitchell, "Trends in Local Wireless Network", IEEE
Communications Magazine, Vol. 33, pp. 88-95, March 1995.
-
Wickelgren, Ingrid J., "Local Area
Networks Go Wireless", IEEE Spectrum, September 1996.
-
Bantz, D.F. and Bauchot, F.J., "Wireless
LAN Design Alternatives", IEEE Network Magazine, Vol. 8, pp. 43-53,
March/April 1994.
-
McCullagh, M.J., Smyth, P.P., Wisely,
D.R. and Eardley, P.L., "Optical Wireless LANs : Applications and Systems",
IEE Colloquin on ‘ Cordless Computing-System and User Experience’ London,
UK, 1993.
-
Beberapa tulisan pada http://www.wlana.com/resource/index.html
dan http://www.cis.ohio-state.edu/~jain/cis788/wireless_lan/whatis.htm
-
D.L., Schilling et al., "Spread Spectrum
for Commercial Communications", IEEE Commmunications Magazine, Vol.
29, No. 4, pp. 66-79, April 1991.
-
Tanenbaum, A.S., "Jaringan Komputer"
, Edisi bahasa Indonesia, Jilid 1, Prenhallindo, Jakarta 1997.
-
Mitzlaf, James E., "Radio Propagation
and Anti-Multipath Techniques in the WIN Environment", IEEE Network
Magazine, Vol. 5, No. 6, pp 21-26, November 1991. q
Yahya A.B., ST adalah Alumnus Teknik
Elektro Universitas Trisakti.
[Sajian Khusus]
[KOMPUTER] [TELEKOMUNIKASI]
[ENERGI] [ELEKTRONIKA]
[INSTRUMENTASI]
Please send comments, suggestions, and criticisms about
ELEKTRO INDONESIA.
Click here to send me
email.
[ Halaman Muka ]
© 1996-1998 ELEKTRO
Online.
All Rights Reserved.