Gereja Hutan
Pada suatu waktu dulu, ada hutan, di mana burung-
burung bernyanyi di waktu siang, dan serangga di waktu
malam. Pepohonan tumbuh segar dan bunga-bunga
berkembang dan segala macam makhluk berkeliaran
dalam kebebasan.
Dan semua orang, yang masuk di dalamnya, masuk
dalam kesunyian, tempat kediaman Tuhan, yang
bersemayam dalam keheningan dan keindahan alam.
Tetapi kemudian tiba masa ketidak-sadaran, ketika
menjadi mungkin bagi orang untuk membangun gedung
seribu kaki tingginya dan merusak sungai dan hutan dan
gunung dalam sebulan. Lalu rumah-rumah ibadat
dibangun dari kayu-kayu hutan dan dari batu-batu di
bawah tanah hutan. Kubah, menara dan puncak menara
menjulang tinggi di langit. Udara penuh dengan suara
dan lonceng, dengan doa dan nyanyian dan khotbah.
Dan Tuhan tiba-tiba tak punya rumah.
Tuhan menyembunyikan barang dengan menempatkannya
di muka mata kita.
Dengar! Dengarkanlah burung berkicau
angin meniup di pepohonan
samudra menggelora.
Lihat pohon, daun jatuh, dan bunga
seperti pertama kalinya.
Engkau mungkin tiba-tiba bersentuhan
dengan Kenyataan
dengan Taman Firdaus
dari mana kita,
setelah jatuh dari kekanak-kanakan,
dikucilkan karena pengetahuan.
Kata orang mistik India Saraha:
"Kenalilah rasa kurnia ini,
ya itulah tidak adanya pengetahuan."
Doa Sang Katak
Anthony de Mello SJ