Date Posted: 00:29:52 10/13/05 Thu
In reply to: MasE 's message, "Jalan Tengah vs Relativisme Moral" on 00:49:01 09/27/05 Tue
Hallo semuanya,
Saya tergelitik untuk berkomentar sedikit menurut versi saya saja.
Sorry kalau yang di atas terlalu panjang dan terkadang hanya mencoba menggiring dan se-olah2 benar adanya mind set yang demikian.
Saya tidak menentang kalau Moralitas yang tinggi perlu di mikili oleh setiap Tao Yu. Tapi alam telah menyediakan systemnya untuk itu. Hidup itu adalah pilihan; dari jaman ke jaman; kaum "SUCI" / "BIJAK" selalu menggemborkan berbuat baik; bermoral tinggi, tetapi ....... kenyataan statistik bagaimana ? Nyatanya yang jadi Sen Sien ( utk yang mengerti Siu Tao ) akhir-akhir ini, berapa banyak yang sudah diketahui orang ? Mungkin kita salah paradigma berpikir ? Mind Set kita tidak bisa keluar dari yang biasa/umum ini. Berkutat hanya pada servival kelompok " Manusia" dimana dari jaman ke jaman hanya itu-itu saja ( Sejak jaman Lautze sampai sekarang "MORAL" dan "MORAL".
So what gitu lho ? kata anak muda sekarang.
Sekali lagi " Moral itu penting " tapi Wu itu lebih penting.
Hidup ini adalah ajang kesempatan untuk merubah diri.
Kaum Siu Tao pun sering tidak mengerti untuk apa saya Siu Tao ?
Kalau toh hanya untuk memperbaiki Moralitas saja, saya pikir sudah cukup baik, tapi masih kurang jauh ( artinya jauh panggang dari api ).
Sorry........ Praktisi TAO harus tahu apa yang di SIU.
Itulah......... Siu Tao harus Yen Thung.
Sekarang saya coba mengomentari yang berikut :
>Yang menjadi permasalahan dan pertanyaan saya kepada
>kalian adalah:
>Seandainya taoyu DSM tidak dipandu oleh seperangkan
>panduan moral yg tegas, lalu menghantamratakan bahwa
>semua umat bisa Wu sendiri. Lalu apakah yang akan
>terjadi?
DSM punya panduannya yaitu :
1. Mengertilah aturan bermasyarakat.
2. Patuhilah hukum keluarga; lingkungan; masyarakat dan negara.
Ini juga tercermin, kalau mau siu tao harus tahu apa itu TAO; kalau mau tahu apa itu TAO ?; Mengertilah aturan bermasyarakat.
Jangan menjadikan "KEDINAMISAN DSM" lalu divonis tidak ada panduannya.
Ketahuilah.... Siu Tao mungkin tidak selesai pada periode hidup kali ini ( System TAO akan mengendalikan ini semua ).
Perjalanan masih panjang ...... itulah TA CE RAN.
>- Kalau seseorang membunuh orang lain karena alasan2
>kebenaran subyektif (ingat relativisme moral). Maka
>konsekwensinya anda tidak boleh menyalahkannya.
>- Kalau terjadi seorang taoyu melarikan / menggelapkan
>uang orang. Anda pun tidak boleh menyalahkannya,
>karena toh ia mempunyai alasan2 kebenaran yang
>subyektif, bukan?
Sorry,...... Benar adalah benar; salah adalah salah.
Kaum Siu Tao adalah juga manusia, kalau ia memang melanggar aturan bermasyarakatnya ya vonis salah saja,..... hukum masyarakatnyalah yang berlaku. Bukan menyalahkan DSM nya.
Berarti orang ini belum WU ( Sorry ...... yang menyalahkan DSM juga kena lo... )
>Kalau demikian halnya, maka pertanyaan saya:
>- Apakah artinya moralitas itu lagi bila setiap orang
>memiliki standar moralnya masing2 sesuka hati?
>(bukankah sudah kita bahas dimuka bahwa moral adalah
>produk kompromi dari sekelompok manusia utk
>melestarikan spesiesnya)
Benarkah Moralitas seperti yang anda maksud ?
Kalau memang demikian ( Benar ); Mengapa TAO TEK CIN ..... TAO TEK nya yang ditekankan; dan itu masih relevan sampai sekarang.
Bagi saya sederhana saja,...... moralitas lebih menekankan kepada seseorang TIDAK MENYAKITI ORANG LAIN.
>- Bagaimanakah anda mendidik anak2 anda bila anda
>sendiri menganut nilai2 moral yang permissive?
>- Apabila setiap orang memiliki nilai
>moralitasnya masing2 yg subjective apakah tidak akan
>ribut dan bertengkar satu dengan yg lain? Apakah
>'kebebasan' itu membuat anda bebas?
Makanya,......... asal tidak menyakiti orang lain, itu pasti hakiki,punya moralitas yang diterima dimana saja; bukan hasil dari kompromi lho....Mendidk anakpun menjadi lebih sederhana.Bukan Rekayasa lho...
Bagaimana ????
Salam TAO,
Flyming Lika
------------------------------
Date Posted: 22:34:26 10/13/05 Thu
In reply to: jaguar 's message, "Re: Jalan Tengah vs Relativisme Moral" on 16:27:31 10/13/05 Thu
Hallo semuanya,
saya coba comentar lagi yach,......
>
>Jika batasan moral hanya TIDAK MENYAKITI ORANG
>LAIN,saya pikir agak kurang.Jika demikian tindakan yg
>dilakukan suka sama suka spt sex bebas diperkenankan
>dong ?
Disini saya hanya menekankan bahwa penekanannya bukan batasannya lho. Teliti dikit dong....
Sex bebas..... apa ini ????
Salah kah ????
Benar kah ????
Disinilah terkadang manusia itu banyak yang munafik. Seolah terkesan bermoral, menyalahkan ( Saya juga tidak membenarkan lho ), dilanjutkan dengan tindakan brutal atau bahkan merusak atau anarkis. Maka akhirnya ...... mengerti sedikit moralpun tidak. Nah.... kembali lagi WU itu perlu dalam hidup ini.
>...kaum siutao harus tahu apa yang di SIU,apakah
>patokannya ? Hukum masyarakat ? Hukum Alam ? atau yang
>lain ?
>
>Mohon pencerahan
Sorry, saya bukan mau mencerahkan seseorang, hanya ingin berkomentar saja, simak saja..... kalau OK ambil, kalau tidak OK buang saja ( gunakan WU masing-masing. OK !? ).
Apa yang di Siu ? Pasti diri sendiri yang perlu SIU TAO.
1. Menjadikan diri kita lebih baik dari sebelumnya.
2. Menjaga kesehatan tubuh agar dapat menikmati hidup ini.
3. Berbuat sesuatu yang bermakna / berguna bagi orang lain/banyak.
4. Wariskan sesuatu yang lestari untuk generasi berikutnya agar bisa lebih baik.
4. Naik setingkat lagi,..... gunakan Wu untuk SIU TAO lebih dalam, mencapai Cen San Mei yang di maksud.
Hukum masyarakat ........ harus tahu dan dimengerti kemudian dijalani/dipatuhi.
Hukum alam..... dicari, dipelajari, dimanfaatkan dan tidak dilanggar.
Hukum lainnya ....... lepaskan belenggu ketidak dinamisan.
Mengerti TAO yang Maha Agung Maha Tao.
Salam TAO,
Flyming Lika