Taoyu Mbing,

Saya setuju dengan kamu dan sama dengan saya mencari GURU SEJATI dan tentunya perlu kejodohan.

Walaupun sudah ketemu juga belum tentu kita bisa mengikuti 'metode'nya dengan benar.

Saya mengikuti Tao TSM, sudah kurang lebih 20 tahunan walaupun disana sini terdengar bahwa saya

pindah agamalah dsbnya.

Tao yang saya kenal dulu dan sekarang sangat berbeda dan untuk beberapa hal membuat saya berkurang

keyakinan.

Beberapa hal yang saya ingin tanyakan baik langsung maupun tidak langsung :

1. Dulu SF mengatakan bahwa siutao bagaikan naik helikopter namun sekarang kok ada Pao Un. Dan anehnya dicari

alasan-alasan yang untuk mendukungnya.

2. Dalam buku Thay Sang Law Cin Cen Cing, bagian belakang dijelaskan prasyarat HI1 s/d HI3. Namun banyak HI

yang kenyataannya banyak belum memenuhi kriteria tsb. Dan sekarang bagian itu telah hilang. Kalau saya ceritakan

tentang perilaku taoyu HI kurang baik, adalah kurang etis.

3. Saya pernah mendengar dalam Ciang Tao SF, bahwa seseorang yang sudah mencapai HI3, tentunya proses pengangkatannya

tidak di dunia namun di Thien Thang. Tapi ada seorang yang sudah mencapai tingkatan tsb ternyata upacaranya sederhana

saja dan mungkin kamu tahu siapa yang sudah mencapai tingkat tsb. Dan dibelakang kenaikan tingkat tsb terdapat

intrik-intrik ? mengapa hal tsb dilaksanakan ?

4. Dulu,keluarga saya aktif dalam kegiatan Taokwan,namun setelah terjadi peristiwa yang menurut saya kurang etis terhadap

taoyu tsb. Itulah yang membuat kekecewaan mutlak. Taoyu tsb difitnah menjelekkan anak SF dan bahkan mencuri duit

pembuatan buku Ciang Ie. Yang meniup fitnah adalah taoyu dan eksekusinya dilakukan oleh anak SF. Apakah seseorang

panutan pantas spt itu melakukan peradilan tsb ? Apalagi itu hanya sebuah 'gosip'. Ada apakah dibelakang tindakan tsb ?

Ada yang meniup isu bahwa taoyu tsb kaya.Apakah ada sesuatu dibalik hal tsb shg taoyu tsb dikorbankan ?

5. Ketika saya ke SBY, saya juga melihat peradilan tsb pada seorang taoyu.Saya pikir didalam konteks keagamaan apakah

pantas kita melakukan tindakan tsb ? Apakah di dalam Tao tidak ada kata saling memaafkan ? Justru karena kita manusia

yg masih banyak kesalahan maka kita siutao. Jadi dimana pemahamannya ?

6. Konsep :

Orang yang siutao yang latihannya benar, tentu jhikungnya jadi untuk menunjang sukma shg bisa keluar dari tubuh.

Pada awalnya hal tsb menakjubkan. Pada waktu SF checkup di sebuah rumah sakit karena sesuatu hal begitu juga Senmu

yang terkena serangan stroke. Hal tsb membuat buyar keyakinan saya. Maaf,karena saya menulis apa adanya.

7. Dalam diskusi jangan takut mencari kekayaan ala Shan Mao.Saya kurang setuju karena belum pernah sejarah dewa-dewi yang

benar menurut saya mencari dunia materi. Walaupun mereka dilahirkan dalam keluarga kaya namun mereka tidak mengagungkan

pada kekayaan tsb namun pada siutao. Jadi apakah taoyu ingin diarahkan pada sesuatu apalagi kata anda itu adalah

putranya SF ?

Ok,gitu dulu. Tulisan saya bukan bermaksud untuk menyudutkan seseorang ataupun mempunyai tujuan kurang baik. Namun

lebih sekedar dari sebuah unek-unek...

butongpay

=================================================================================================

Saya akan menanggapi tulisan Sdr. Butongpay dalam kapasitas saya sebagai PEMULA.

1. Pao Un apakah hanya untuk yang Siutao ? dan apakah yang Siutao tidak boleh ikut Pao Un ?

Kalau Fo Ciau mau menggalang dana ada yang namanya Jau Tu, kenapa Tao Ciau tidak boleh ?

Setiap tahun baru, kenapa ada Cisuak, baik dari yg. Tao Ciau maupun Fo Ciau untuk shio yg. "Jiong". Bukankah ujung- ujungnya duit lagi ?

Kalau dipikir lagi, bukankah "alasan" yang dikemukakan untuk mendukung Pao Un juga masuk akal? Kalau siutao belum mantap, jarang sembahyang, lienkung senen-kemis, bisakah dibilang sudah naik helikopter ? Kalau anda naik helikopter bukannya juga keluar duit untuk mbayari pilot, kecuali anda sendiri sudah piawai nyetir helikopter.

Pada waktu awal siutao saya pernah frustasi ingin bunuh diri akhirnya dibawa ke kelenteng dan minum hu berturut-turut pagi-sore selama 3 minggu. Apakah ini tahyul atau memang cara yang dipilih shen untuk menolong saya pada waktu itu ?

Ingat ya, di dunia ini tidak ada yang mutlak, mutlak benar atau mutlak salah. Siutao pantang dogmatik (kaku).

2. Memang bagian itu SF sendiri yang bikin syarat, maka hak SF juga untuk menghilangkan atau merubah syarat2 tsb. Memang saya dengar ada Ol Cik yang gila konon karena berbuat sesuatu yg. kurang "pantas". Tapi kalau soal dosa kan urusan yang bersangkutan dengan yang diatas. Kenapa risau ?

3. Soal itu saya tidak tahu. Cuma saya pernah dengar Ko P2 Ciang Tao dan kesan saya sendiri cukup baik. Kalau memang upacaranya diadakan di Thien Thang apakah ada yang tahu? Kalau memang diadakan upacara sederhana, saya kira hal itu dilakukan untuk mendorong Taoyu2 lain agar lebih giat Siutao. Intrik apa? Guru saya adalah SF bukan Ko P2.

4. Dalam Tao tidak ada namanya mbebek atau panut-panutan. Kalau ada panutannya, itu adalah "WU". Kalau SF cuma mbebek pendahulunya, tidak akan ada Tao Ciau seperti sekarang. Omong-omong darimana juga anda tahu kalau itu cuma gosip ?

Sekali lagi Guru saya adalah SF, bukan anaknya.

5. Kalau peradilan dalam konteks siutao sebetulnya sih...ya ndak pantas...hehehe...karena siutao kan untuk diri sendiri, kalau siutao kita nggak betul, yg. rugi adalah diri kita sendiri, bukan orang lain. Kalau menegur sih saya rasa ok-ok saja. Saya juga pernah kena semprot SF habis-habisan waktu siutaonya ngawur.

Kecuali dalam konteks organisasi dimana sebuah tugas atau pekerjaan itu penting bagi kelangsungan organisasi, yang kerjaannya nggak beres atau kurang baik bisa ditunjukkan kesalahannya serta dituntun dan diajari oleh yang lebih ahli atau lebih senior. Kalau sudah diajari masih nggak beres juga, ya diadili terus dipecat...hehehe...karena kan sudah merugikan yang lain. Sama dengan kerja di perusahaan, masak demi satu orang mau ngorbankan kelangsungan hidup perusahaan ? Kan nggak masuk akal?

6. Dalam ciang Tao kemarin, SF juga mengatakan kita hidup ini cuma nagih utang dan bayar utang.

Tua, sakit dan mati sudah kodrat manusia. Siutao justru untuk mengurangi bagian2 yang tak enak tsb. Apakah kalau Jikungnya berhasil terus pasti nggak bisa sakit?

Hanya karena SF kehilangan empedu dan Shemu kena stroke, anda jadi buyar keyakinannya ? Keyakinan anda itu, apakah ada nilai atau harganya?

Yang anda punyai adalah keyakinan, atau kepercayaan?

Keyakinan adalah kepercayaan yang mantap, timbulnya dari hati/bathin yang asli.

Kepercayaan datangnya dari luar, gampang goyah karena bermacam sebab, mungkin karena omongan orang, atau karena gurunya tidak mengikuti konsep "GURU IDEAL" yang diangan-angankan sang murid.

Hidup ini seperti roda berputar-putar.

Konon, yang sudah TEK TAO dan lepas dari reinkarnasi pun masih harus bayar/nagih utang. Orang hidup-mati-nitis lagi seperti mancal sepeda, nafsu keinginan menjadi penggeraknya. Kalau sepeda berhenti dipancal, rodanya masih harus berjalan sesaat sebelum berhenti. Orang yang TEK TAO ibarat berhenti mancal sepeda tapi rodanya masih jalan. Utang/piutang dalam bentuk apapun tetap harus dilunasi/dibayar.

7. TAO adalah tetap TAO.

Justru dengan kehidupan yang cuma sesaat ini, siutao berusaha sebisa mungkin menikmati dan memperindah hidup ini dengan sebaik-baiknya, bukannya malah mencari yang namanya sengsara. Isi adalah kosong, kosong adalah isi, bukannya semuanya adalah kosong.

Dalam judul diskusi Shan Mao yang tertulis adalah "Umat Agama TAO tidak boleh takut menjadi kaya!". Ini bukan mengagungkan kekayaan. Idenya sederhana, tapi mendalam. Mengapa saya katakan demikian? Aneh tapi nyata, logikanya semua orang tentu ingin menjadi kaya, mana ada yang takut menjadi kaya apalagi sengaja mau miskin! Tapi kenyataannya, toh ada saja yang demikian, mungkin karena fanatik dan kaku atau mendapat pengertian yang keliru sengaja mencari sengsara dan tak mau hidup bergairah. Ini ada buktinya.

Pesan mbing : kalau masih ada senior yang mokong apalagi anaknya SF jangan takut, senggol aja disini hehehe ...

1