Ayah yang Kaya Ayah yang Miskin.
Ayah yang Kaya Ayah yang Miskin [9] …………………………….
Dan Kiyosaki muda beserta Mike mulai bekerja. Pekerjaan mereka adalah memegang kain lap dan membersihkan debu yg menempel pada tiap kaleng dari debu. Kaleng2 pajangan di toko swalayan ayah Mike selalu berdebu.Waktu itu tidak ada Air conditioner dan debu2 beterbangan menempel pada barang2 tiap kali mobil lewat melintasi toko dan menempel pada semua barang. Ini adalah Hawaii tahun 1956 ... Mereka berdua bekerja selama empat minggu dan …. KIYOSAKI MUDA MINTA KELUAR DARI PEKERJAAN ITU …. “Saya keluar” kata Kiyosaki muda pada Mike saat makan siang. Makan siang sekolah amatlah menyedihkan. Sekolah membosankan. Sekarang malah tidak ada hari sabtu yg ditunggu untuk bermain bisbol. Dan penghasilan hanya 30 sen [3 jam kerja]. Mike tersenyum.. Apa yang kamu tertawakan ? Tanya Kiyosaki muda dgn marah. Ayah sudah bilang padaku, bahwa ini akan terjadi. Dia bilang temuilah dia bila kamu siap keluar. Apa, tanyaku. Jadi dia sudah menunggu saya muak dengan pekerjaan ini ? Kira2 sih begitu, katanya. Ayahku memang lain, kata Mike. Cara dia mengajar berbeda. Bahkan ayah dan ibumu [orangtua Kiyosaki muda] sudah menguliahi. Ayah saya diam. Saya akan beritahu ayah bahwa kamu sudah siap keluar, kata Mike kembali.
Maksudmu, aku sudah dijebak, ya ? Begitu ? Tanya Kiyosaki muda.
Dijebak sih tidak. Tapi bisa juga ya. Ayah akan menjelaskan sabtu nanti… ANTRI PADA HARI SABTU. Kiyosaki muda sudah siap. Bahkan ayah kandung Kiyosaki muda marah pada ayah Mike. Ayah kandung Kiyosaki muda, yang disebut sebagai ayah yang miskin, mengira ayah Mike [ayah Mike adalah ayah saya yang kaya] telah melanggar undang-undang tenaga kerja karena mempekerjakan anak dibawah umur dan harus diselidiki. Ayah Kiyosaki muda yg miskin dan terdidik itu bilang pada anaknya untuk menuntut apa yg pantas diterima. Paling sedikit 25 sen per jam. Ayah saya yang miskin mengatakan jika saya tidak mendapat kenaikan upah, saya harus segera keluar. “Bagaimanapun, kamu tidak membutuhkan pekerjaan sialan itu”, katanya sengit. Duduk dan silakan menunggu giliran. Kata ayah Mike. Jam 8 pagi.
Ayah Mike menerima orang2 lain. 45 menit berlalu. Ayah Mike menerima orang2 lain. Saya mulai panas. Saya mendengar suara gersak-gersik di kantor kecil dari manusia yg kikir itu. Saya sebenarnya siap meninggalkan tempat itu, tapi saya bertahan. Tepat jam 9 pagi ayah Mike berjalan keluar dari kantornya, dan memberi tanda dgn tangannya pada saya utk masuk kantornya yg kotor dan suram. Ayah yang Kaya Ayah yang Miskin [10] “Saya tahu kamu ingin kenaikan upah atau keluar” Kata ayah saya yg kaya. “Ya, bapak pasti tidak akan mempertahankan tawaran Bapak, saya bicara apa adanya dengan nada hampir menangis. Sungguh menakutkan bagi seorang anak 9 tahun menghadapi orang dewasa. “Bapak bilang bahwa Bapak akan mengajar saya jika saya bekerja untuk Bapak. Dan saya sudah bekerja untuk Bapak. Saya sudah bekerja keras. Bahkan saya sudah melepaskan permainan bisbol saya supaya bisa bekerja pada Bapak.
Ternyata Bapak tidak menepati janji. Bapak tidak mengajarkan apapun. Bapak licik seperti anggapan setiap orang di kota ini tentang Bapak. Bapak tamak. Bapak menginginkan setiap uang masuk dan tidak memperhatikan karyawan Bapak….. dst dst. “ Cerocos Kiyosaki muda. Ayah saya yang kaya menggoyang2kan kursinya sambil menopang dagunya, dan sambil menatap saya. Dia berkata : Tidak jelek, tidak mengecewakan. Dalam waktu kurang dari satu bulan, suaramu sudah seperti kebanyakan karyawan saya” “Apa”, kata Kiyosaki muda. Kiyosaki muda tidak mengerti.”Bapak ingin menyiksa saya. Itu sadis. Bapak sungguh kejam”. “Saya sedang mengajari kamu”. Kata ayah yang kaya. Apa yang Bapak ajari ? Tidak ada sama sekali ! Kata Kiyosaki muda. Bapak tidak bicara pada saya, tidak mengajari saya, sejak saya setuju bekerja dgn upah 10 sen, Bapak tidak pernah bertemu dengan saya. Bagaimana Bapak bisa mengajari saya ? Saya mestinya melaporkan Bapak pada pemerintah. Selanjutnya Kiyosaki muda mencerocos terus : “ Kita mempunyai undang2 tenaga kerja anak. Bapak tahu ayah saya bekerja untuk pemerintah” “Wow”, cetus ayah yang kaya. “Sekarang kamu sangat mirip dgn kebanyakan org yang dulu bekerja untuk saya. Orang2 yang saya pecat atau mereka sendiri minta keluar” “Bapak bohong. Bapak tidak menepati janji. Bapak tidak mengajari saya apapun” Sergahku. Jawab ayah Mike dengan tenang : “Bagaimana kamu tahu saya tidak mengajarkan apapun pada kamu ?” Ya, karena Bapak tidak pernah bicara pada saya. Saya sudah bekerja tiga minggu. Dan Bapak tidak mengajarkan apapun. Jawabku setengah menangis. Apakah mengajar berarti berbicara atau menguliahi ? Tanya ayah Mike, ayah yg kaya.Ya, memang begitu seharusnya, kan ? Jawabku. Begitulah cara mereka mengajarmu di sekolah. Tapi hidup tidak mengajarmu dengan cara demikian.Saya akan mengatakan bahwa hidup adalah guru terbaik dari semua. Sering kali hidup tidak bicara pada kamu. Hidup hanya menggoda atau mempermainkan kamu. Dalam setiap godaan hidup ada sesuatu yang mengatakan : Bangun. Ada sesuatu yang aku ingin kamu pelajari. Ayah yang Kaya Ayah yang Miskin [11] Aku berpikir lain. “ Apa sih yang dia omongkan ? “ Sekarang saya tahu saya harus meninggalkan pekerjaan saya. Saya bicara dgn seseorang yg perlu dibungkam. “Jika kamu mempelajari kehidupan, kamu akan melakukannya dgn baik. Jika tidak, hidup akan mempermainkan kamu. Orang melakukan dua hal. Sebagian orang membiarkan hidup mempermainkan mereka. Sementara yg lain marah dan membalas. Tetapi mereka membalasnya dengan melawan bos mereka, pekerjaan mereka, suami atau isteri mereka. Mereka tidak tahu bahwa hiduplah yang mempermainkan mereka” Kiyosaki muda tidak mengerti semua itu. “Hidup mempermainkan kita semua. Beberapa menyerah. Yang lain melawan. Dan sedikit saja yang belajar dari pelajaran hidup dan melangkah terus. Mereka menyambut hidup yg mempermainkan mereka.
Bagi sedikit orang ini, hal itu berarti mereka mau dan ingin belajar sesuatu. Mereka belajar dan terus maju. Banyak yang keluar, dan sedikit yang seperti kamu yang berjuang dan bertempur” Katanya pada Kiyosaki muda. Ayah yang kaya meneruskan : “Jika kamu mempelajari pelajaran ini, kamu akan tumbuh menjadi orang muda yang bijak, makmur dan bahagia. Jika kamu tidak mau belajar, kamu akan menghabiskan hidupmu dengan menyalahkan pekerjaan, upah yang rendah, atau menyalahkan bosmu karena masalahmu sendiri.
Kamu akan menjalani hidup dengan harapan agar perubahan besar akan memecahkan semua masalah keuanganmu.” Ayah yang kaya memandang saya utk melihat apakah saya masih mendengarkan.Mata nya bertatapan dgn mata saya. Aliran komunikasi terjadi. Akhirnya saya menarik diri setelah saya menyerap pesan terakhirnya. Saya tahu dia benar. Ayah yang Kaya Ayah yang Miskin[12] “Kamu dan Mike adalah org pertama yg pernah minta saya utk mengajarkan cara menghasilkan uang. Saya punya lebih dari 150 karyawan. Dan tak ada seorangpun yang pernah minta atau menanyai saya ttg apa yg saya tahu tentang uang. Mereka hanya minta pekerjaan dan gaji.
Jadi kebanyakan mereka akan menghabiskan tahun2 terbaik hidup mereka utk bekerja demi uang, tidak sungguh2 memahami untuk apa mereka bekerja. Saya duduk sambil mendengarkan penuh perhatian. “Maka ketika Mike bilang pada saya bahwa kamu ingin belajar cara menghasilkan uang, saya memutuskan utk merancang suatu kursus yg mendekati kehidupan yang riil. Saya bisa saja bicara sampai wajah saya membiru, tetapi kamu tidak akan mendengarkan satu hal pun.
Jadi saya memutuskan untuk membiarkan hidup sedikit mempermainkan kamu sehingga kamu bisa mendengarkan saya. Ini sebabnya saya hanya membayar kamu 10 sen per jam”. “Pelajaran apa, Pak ? Bahwa Bapak bermoral rendah dan mengeksploitasi karyawan?” Tanya ku. Ayah yang kaya tertawa. Kemudian dia berkata : “Kamu harus mengubah sudut pandangmu. Berhentilah menyalahkan saya.
Jika kamu berpikir bahwa saya lah masalahnya, maka kamu harus mengubah saya. Tapi jika kamu menyadari bahwa kamu lah masalahnya. Maka kamu dapat mengubah dirimu.
Kebanyakan orang ingin orang lain berubah , kecuali diri sendiri tidak berubah. Lebih mudah mengubah diri anda daripada mengubah setiap orang lain atau mengharapkan orang lain berubah”. “Kiyosaki muda tidak mengerti. ”Saya tidak mengerti. Bapak hanya membayar saya 10 sen. Bapak bermoral rendah dan memalukan. Jika Bapak tidak membayar saya lebih tinggi, saya akan keluar” “Usul yang bagus. Dan persis seperti itulah yg dilakukan oleh kebanyakan orang. Mereka keluar dan mencari pekerjaan lain, peluang yang lebih bagus, dan upah yang lebih tinggi. Karena sebuah pekerjaan baru atau upah yang lebih tinggi akan menyelesaikan masalah. Dalam banyak kasus, ternyata tidak demikian.” Katanya. Ayah yang Kaya Ayah yang Miskin [13] “Jadi apa yang memecahkan masalah ? Jadi apa yang saya pelajari”. “Ini, katanya sambil menepuk kepala saya perlahan2. Benda diantara kedua telinga.
Pada saat itu ayah saya yang kaya membagikan sudut pandang yang sangat penting yang memisahkan dan membedakan dia dari para karyawannya dan ayah saya yang miskin – dan menuntun dia utk akhirnya menjadi orang terkaya di Hawaii sementara ayah saya yang berpendidikan tinggi, tetapi miskin, bersusah payah secara finansial seumur hidupnya.
Satu sudut pandang itulah yg membuat segalanya berbeda sepanjang hidupnya. Ayah saya yang kaya mengatakan berulang kali sudut pandang ini, yang saya sebut Pelajaran Nomor 1 ORANG MISKIN DAN KELAS MENENGAH BEKERJA UNTUK UANG.
ORANG KAYA MEMPUNYAI UANG YANG BEKERJA UNTUK MEREKA. Ayah saya yg kaya melanjutkan : “Saya senang kalau kamu marah tentang bekerja demi 10 sen per jam. Kamu tahu, belajar yg sebenarnya membutuhkan energi, gairah, hasrat yg membara. Amarah adalah bagian dari formula besar. Karena gairah adalah kombinasi cinta dan amarah”. “Bila menyangkut soal uang, kebanyakan orang ingin bermain aman dan merasa terjamin. Jadi gairah tidak mengarahkan manusia, tapi rasa takut lah yang mengarahkan manusia. Uang atau upah yang besar tidak akan memecahkan masalah. Lihat ayahmu [lihat ayah kandung Kiyosaki muda, maksudnya]. Dia menghasilkan banyak uang, tetapi tetap saja dia tidak bisa membayar tagihannya. Kebanyakan orang bila diberi uang lebih banyak, utangnya pun akan semakin banyak” “Orang pergi ke sekolah dan memperoleh pendidikan yang hebat, sehingga dia bisa memperoleh pekerjaan dgn upah tinggi. Tapi dia masih punya masalah keuangan karena dia tidak pernah belajar apapun tentang uang di sekolah. Dan masalah yg terpenting : Dia percaya pada bekerja demi uang” “Adalah jauh lebih mudah untuk bekerja demi uang, terutama jika rasa takut adalah emosi utamamu bila membahas masalah uang”. Lanjutnya. Ayah yang Kaya Ayah yang Miskin [14] “Sebagian orang bilang saya mengeksploitasi orang karena saya tidak membayar sebanyak seperti perkebunan gula atau pemerintah. Saya bilang orang2 itu mengeksploitasi diri sendiri. Ini adalah ketakutan mereka, bukan ketakutan saya. Saya tidak harus membayar sebanyak mereka.
Lagi pula, uang atau upah yg lebih besar tidak akan memecahkan masalah. Kebanyakan orang, jika diberi uang lebih banyak, utangnya pun akan lebih banyak. Jadi itu sebabnya 10 sen se jam. “Jadi belajar mempunyai uang yg bekerja untuk kita adalah cara belajar yg sama sekali berbeda dari yang didapat di sekolah ?” “Benar! Mutlak benar” Kata ayah yang kaya. Tidak setiap orang ingin belajar agar “uang bekerja untuk kita”. Karena jauh lebih mudah untuk bekerja demi uang, terutama jika rasa takut adalah emosi utamamu bila membahas soal uang. “Nah, apakah kamu siap belajar ?” Tanya ayah yang kaya. “Sangat siap” seringaiku. “Saya menepati janji saya. Saya telah mengajarimu dari jauh. Pada umur 9 tahun, kamu telah mencicipi seperti apa rasanya bekerja untuk uang. Coba kalikan bulan terakhirnya dgn lima puluh tahun dan kamu akan mendapat gagasan ttg apa yg dilakukan kebanyakan orang utk menghabiskan hidup mereka” Kata ayah yang kaya. Saya tidak mengerti. Kata Kiyosaki muda. Bagaimana perasaanmu ketika menunggu dalam antrean utk menemui saya ? Akan dipecat atau meminta upah lebih besar ?
Kiyosaki muda menjawab : “Takut, ngeri”. Ayah yg kaya mengatakan : “ Jika kamu memilih bekerja untuk uang, seperti itulah kehidupan bagi banyak orang. Bagaimana perasaanmu ketika bu Martin memberi tiga keping mata uang [=30 sen] di tanganmu untuk bekerja selama tiga jam ?” Tanya ayah yg kaya.
“Jawab saya :” Saya rasa sepertinya itu tidak cukup. Itu sepertinya bukan apa2. Saya kecewa”. “Itulah perasaan kebanyakan karyawan ketika mereka melihat slip gaji mereka. Terutama setelah dipotong semua pajak dan potongan lain2nya. Setidaknya kamu mendapat 100 persen.” Tanyaku :”Bapak maksud kebanyakan karyawan tak mendapatkan seluruh upahnya?” Jawab ayah yg kaya : “Tak seratus persen begitu. Tetapi pemerintah selalu mengambil bagiannya terlebih dahulu” “Bagaimana bisa begitu ? “ Tanyaku lagi. “PAJAK”. Kamu dipajaki bila kamu memperoleh hasil. Kamu dipajaki bila kamu membelanjakan uangmu. Kamu dipajaki bila kamu menabung. Bahkan bila kamu meninggal dunia” Jelas ayah yang kaya.
“Mengapa rakyat membiarkan pemerintah melakukan pemotongan itu pada mereka ?” Tanyaku pada ayah yang kaya . “Orang kaya tidak” kata ayah saya yang kaya dengan tersenyum. Orang miskin dan kelas menengah membiarkan hal itu. Saya berani taruhan bahwa penghasilan saya lebih besar dari penghasilan ayahmu. Tetapi dia membayar pajak lebih besar dari pada saya “ “Bagaimana bisa begitu ? Bagaimana mungkin ?” Sebagai anak 9 thn. Hal itu tidak masuk akal saya. Mengapa orang mau membiarkan pemerintah melakukan hal itu kepada mereka ?” Tanya ku. Ayah saya yg kaya duduk termenung. Saya kira dia ingin saya mendengarkan daripada saya mengoceh. Ayah saya yg kaya memandang saya : “Siap untuk belajar ?” Tanyanya. Saya mengangguk perlahan. “Seperti yg saya katakan, ada banyak hal utk dipelajari. Belajar bagaimana uang bekerja bagimu adalah pelajaran seumur hidup.
Kebanyakan org menyelesaikan pendidikan universitas selama 4 tahun dan pendidikan mereka berakhir. Saya tidak. Saya telah tahu studi saya ttg uang akan terus berjalan sepanjang hidup saya. Karena semakin saya menyelidiki, semakin banyak pula yang perlu saya ketahui. Orang2 pergi bekerja, memperoleh slip gaji mereka, menyeimbangkan buku cek mereka. Selesai. Mereka bertanya2 mengapa mereka mempunyai masalah uang. Kemudian mereka berpikir bahwa uang yg lebih banyak akan menyelesaikan masalah. Hanya sedikit yg menyadari bahwa masalahnya adalah bahwa mereka kurang dalam hal PENDIDIKAN FINANSIAL. Ayah yang Kaya Ayah yang Miskin [15] “Saya bertanya dgn bingung : “Jadi ayah saya punya masalah pajak karena tidak mengerti soal uang ?” “Begini, katanya. “Pajak hanya lah satu bagian kecil tentang belajar bagaimana memiliki uang yang bekerja untukmu.
Orang2 pergi ke sekolah, mempelajari suatu profesi, bersenang2 di tempat kerja mereka dan menghasilkan banyak uang.
Suatu hari mereka bangun dgn MASALAH KEUANGAN YG BESAR. Dan kemudian dia tidak dapat berhenti bekerja. Itulah harga bila hanya mengetahui bagaimana bekerja demi uang. Ayah saya yg kaya memandang saya : “Siap untuk belajar ?” Tanyanya. Saya mengangguk perlahan. “bagus, kata ayah saya yang kaya. “Sekarang kembalilah bekerja. KALI INI SAYA TIDAK AKAN MEMBAYARMU SAMA SEKALI. “APA?” Tanya saya terperanjat. “ Kamu sudah dengar. Kamu akan bekerja selama tiga jam seperti biasa setiap hari sabtu. Tetapi kali ini kamu tidak akan dibayar 10 sen per jam. Kamu bilang kamu ingin belajar untuk TIDAK BEKERJA DEMI UANG. Jadi saya tidak membayarmu sama sekali. Saya tidak percaya apa yang saya dengar. “Saya sudah bicara dgn Mike. Dia sudah mulai bekerja, membersihkan debu dan mengembalikan kaleng2 ke raknya TANPA UPAH. Lebih baik kamu segera kembali kesana”.”Itu tidak adil” Kataku. “Bapak harus membayar sesuatu”. “kamu bilang kamu mau belajar. Jika kamu tidak belajar hal ini sekarang, kamu akan tumbuh jadi seperti dua ibu dan si bapak tua yg duduk di ruang tamu saya itu, bekerja untuk uang dan berharap bahwa uang yg lebih banyak akan memecahkan masalah mereka.
Jika kamu inginkan itu, kita kembali kesepakatan awal. 10 sen per jam. Atau kamu dapat melakukan apa yg dilakukan oleh kebanyakan orang dewasa. Mengeluh karena tidak mendapat upah yang cukup, keluar, dan mencari pekerjaan lain”. “Jadi apa yg harus saya lakukan “ Tanyaku bimbang. Ayah saya yang kaya menepuk kepala saya dan berkata:”Gunakan ini”, katanya, jika kamu gunakan dgn baik, kamu akan segera berterima kasih pada saya karena memberi mu kesempatan, dan kamu akan tumbuh menjadi orang kaya”. Kiyosaki muda [“saya”] berdiri terpaku, tidak percaya bahwa saya telah diperlakukan dengan curang. Saya datang untuk minta kenaikan upah, dan sekarang saya diberi tahu untuk tetap bekerja TANPA UPAH APAPUN. Ayah saya yg kaya kembali menepuk kepala saya dan berkata : “Gunakan ini. Sekarang keluar dari sini dan kembalilah bekerja” PELAJARAN # 1: Orang Kaya tidak bekerja untuk uang.
Saya tidak memberi tahu ayah saya yg miskin kalau sekarang saya bekerja tanpa upah. Dia pasti tidak akan mengerti, dan saya tidak ingin menjelaskan sesuatu yg saya juga belum mengerti dengan sungguh-sungguh.
Selama tiga minggu selanjutnya, Mike dan saya bekerja selama tiga jam, setiap hari sabtu.
TANPA UPAH APAPUN. Pekerjaan itu tidak mengganggu saya. Rutinitas ini semakin mudah. Yg mengganggu saya adalah kesempatan bermain bisbol dan tidak punya uang utk membeli beberapa buku komik Suatu hari ayah saya yang kaya mampir ke toko di siang hari pada hari minggu ketiga. Kami dengar suara truknya berhenti di lapangan parkir. Dia masuk toko, menyalami ibu Martin dan mencek bahwa segala sesuatu berjalan baik. Dia mengambil dua batang ice cream di freezer. MEMBAYARNYA. Dan menghampiri kami, memberikan ice cream dan mengajak berjalan2. Bagaimana kabar kalian ? Tanyanya.
OK, jawab Mike. Saya mengangguk setuju. “Sudah belajar sesuatu?” tanyanya. Mike dan saya memandang satu sama lain, secara serentak mengangkat bahu dan menggelengkan kepala [Mereka belum belajar apa2].
Bersambung
J