KENAL ARSITEKTUR ATAP = HEMAT ENERGI

(melirik fungsi arsitektur atap rumah tradisional di Indonesia)

Eddy PRIANTO

Laboratoire CERMA - UMR 1563

Ecole d'Architecture de Nantes

E-mail : priantosmg@mailcity.com

Abstrak

Kecenderungan yang ada sekarang, bahwa bangunan-bangunan berarsitektur modern di beberapa daerah di Indonesia berusaha menampilkan 'ciri-jati' diri-nya, yaitu salah satunya dengan cara penampilannya pada bentuk atapnya. Beberapa pengamatan mensinyalir bahwa bentuk-bentu atap itu pada umumnya banyak mengambil insiprasinya dari bentuk-bentuk atap tradisional atau lokal. (lihat ulustrasi terlampir : suatu tahapan evolusi dalam usaha mencari jati diri bangunan arsitektur indonesia). Dari sisi kebutuhan akan ruangan dalam rumah yang terbatas serta dalam pertimbangan ekonomis, maka banyak orang kini memanfaatkan ruang bawah atap untuk keperluan aktivitas rutin atau ruang hunian. Salah satu tolok ukur terwujudnya ruang untuk fungsi hunian adalah terwujudnya 'rasa' nyaman bagi pemakai ruang tersebut. Dan studi terkait dengan standar 'rasa kenyamanan' telah banyak dilakukan dan sangat bervariasi batasannya (tergantung dari aktivitas, iklim dan lokasinya). Bila dilihat dari perkembangannya pemanfaatan ruang bawah atap ini ini sebenarnya sudah ada sejak lama pada ruang bawah atap pada rumah-rumah tradisional yang ada di beberapa daerah Indonesia ( sebagai penimbun harta pada rumah tradisional jawa, sebagai penyimpan beras/ bahan makanan pada rumah tradisional toraja, dan hanya pula sebagai 'mahkota'sebuah rumah untuk rumah tradisional minangkabau) , bahkan di negara-negara belahan bumi lainnya. ( misal : typical rumah di Region Rhone Alpes - di Lyon, pemanfaatan ruang bawah atap dipergunakan untuk hunian pembantu/ kegiatan service).

Berangkat dari keterkaitan sudut pandang arsitektur dan pengamatan aspek fisika bangunan ( thermik), maka sejauhmanakah fungsi dari parameter-parameter : bahan pentup atap/ genteng, ruang bawah atap dan aspek klimatologi (panas dan angin) dalam usaha mewujudkan pemakaian ruang tersebut untuk suatu hunian ?. Pengamatan sekilas dan cepat dengan menggunakan methode numerik pada program TRANSYS di INSA Lyon, akhirnya didapatkan suatu 'kenyakinan' kembali dari peran-peran parameter tersebut diatas.

1