9 Rahasia Pasangan Bahagia

 

Pasangan bahagia tidak hanya ada dalam angan. Mereka ada di sekitar kita mereka adalah pasangan yang sering saling menceritakan kisah lucu satu sama lain. Mereka sering terlihat saling mencuri pandang. Menatap mesra ( bahkan setelah 15 tahun pernikahan ). Mereka sering terlihat bergandengan tangan, bercakap-cakap sepanjang jalan, melakukan komunikasi tidak hanya dengan bahasa, tapi juga dengan tangan dan bahasa tubuh.

Ada kabar yang lebih mengembirakan dari kabar di atas: Anda juga mampu menjadi pasangan bahagia. Karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai sifat ini, bahkan mereka berusaha mencapainya. Sayangnya, tidak semua mengetahui jalan yang benar. Tidak semuanya mau sedikit berendah hati untuk menyadari kekurangannya.

PRO-TV menyajikan 9 rahasia pasangan bahagi. Unutk memudahkan pengertian Anda, disajukan juga penuturan beberapa responden yang telah dikumpulkan PRO-TV demi kelengkapan tulisan ini.

Semoga Anda tidak menempuh jalan yang salah setelah membaca.

 

1.     Komunikasi

Pasangan bahagia mempunyai rasa empati terhadap pasangannya. Apa yang dirasakan pasangannya, juga dirasakannya. Ketika pasangan bahagia, ia merasakan hal yang sama. Ketika pasangannya sedih, ia juga turut menanggung beban.

“Ketika suamiku mulai gila kerja, sata merasa mulai kehilangan dirinya. Sepertinya saya tidak lebih penting dari layar komputer yang dipelototinya setiap malam bahkan sampai pagi. Kita seperti kehilangan suasana akrab, mesra. Dan setiap hari ia menjadi semakin asing di mata saya. Untuk menghindari hal ini biasanya saya merekam kegiatan selama sehari. Membuat kesimpulan tentang apa yang kami lakukan. Saya menceritakan kesibukan saya dan ia menceritakan kegiatannya. Memang tidak semuanya menyenangkan untuk didengar. Tapi mau bagaimana lagi? Kami melakukannya di setiap kesempatan; saat makan malam, sarapan, bahkan ketika mandi.”

“Komunikasi tidak hanya bercakap-cakap, tetapi juga mendengarkan. Setelah 13 tahun perkawinan, komunikasi menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. Kami sadar kelemahan ini, dan akhirnya mengikuti program counselling. Kemudian saya menyadari, ternyata saya tidak cukup mempunyai waktu untuk mendengar cerita-ceritanya. Ketika saya mencoba mendengarkannya, komunikasi saya makin berkembang. Saya tidak pernah kehabisan ide untuk ini. Juga suami saya”

 

2.     Kejujuran

Kejujuran sering dipandang sebagai pedang bermata dua. Di satu sisi memperlihatkan kesetiaan akan idealisme, di sisi lain kebohongan (hal yang bertentangan dengan kejujuran) sering dianggap sebagai dewa penyelamat. Mana yang akan Anda pilih? Pasangan bahagia akan memilih kejujuran sebagai yang utama.

“Saya enggak munafik. Sekali waktu saya berbohong. Tapi itu kecil, dan tujuannya baik. Toh istri tidak harus tahu segalanya! Kan?”

“saya lebih suka jujur walaupun menyakitkan. Beberapa kali saya mengalami terbongkarnya kebohongan yang saya sembunyikan. Jadi lebih baik jujur. Tapi ingat, kita harus tahu timing yang paling tepat untuk mengatakannya. Dan kalau untuk urusan kecil… ya, bohong dikit-dikit tak apalah, hahaha!”

 

3.     Kepercayaan

Kepercayaan adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar. Pasangan bahagia saling memberi kepercayaan tanpa pamrih.

“Saya mungkin telalu sibuk memberikan apakah saya percaya pada pasangan atau tidak. Kegiatan seperti ini sangat menyita waktu dan pikiran yang pada akhirnya mengiring saya ke arah cemburu buta. Saya mempercayai pasangan saya, dan sepertinya selama ini berjalan baik. Kami saliang terbuka… dan selama terus mempercayainya, ia tidak akan macam-macam. Kualat dia kalau sampai melanggar!”

 

4.     Tertawa

Pasangan bahagia percaya, tertawa adalah salah satu kunci kebahagiaan. Tertawa dapat melonggarkan suasana tegang, sekaligus menghapus kesalahan.

“ Saya biasanya bertingkah aneh. Membuat suara saya menjadi kecil dan tinggi seperti nenek sihir, atau berjalan seperti kera. Istri saya selalu tertawa setiap kali melihat tingkah saya. Saya juga ikut tertawa karena melihat dia tertawa. Kalau keadaan sedang benar-benar buntu, saya punya koleksi cerita lucu… tapi kebanyakan jorok, hahaha!”

 

5.     Jadilah Teman

Pasangan bahagia adalah teman yang setia. Yang tidak hanya mencintai kita, tapi juga siap menerima segala pengaduan dan memberi nasihat.

“ Menurut saya, cinta bisa datang kapan saja. Dalam perkawinan yang tinggal ‘hanya’ tanggung jawab. Tapi jangan salah, saya tetap jatuh cinta pada istri sendiri, bahkan berkali-kali. Saya paling senang kalau bisa menasehati dia. Sepertinya saya dibutuhkan. Tahu sendiri’kan istri saya ? kadang-kadang ia terlalu heroik. Menganggap semua masalah bisa diselesaikan sendiri. Ketika ia menganggap saya sebagai sebagai teman bicaranya, saat itulah saya jatuh cinta lagi.”

 

6.     Saling Menghormati

Pasangan bahagia menganut aturan saling menghormati, saling menghargai. Dan untuk mendapatkan hormatan tidak ada jalan lain kecuali Anda menghormati lebih dahulu.

“ Dengan menghormati pasangan, Anda sekaligus menjaga identitas ketika usia perkawinan bertambah. Mengapa? Saya dan suami mempunyai banyak perbedaan dalam segala hal. Kami saling menjaga perbedaan ini karena sangat sulit untuk mempertemukan. Dia belajar cara memuaskan selera saya, sementara di lain pihak saya harus mempertimbangkan kepentinganya. Biasanya di saat-saat begini kami malah menemukan titik temu.”

 

7.     Cinta Tanpa Syarat

Pasangan bahagia menganjurkan Anda untuk terus mengulang kata cinta. Kapan saja. Dimana saja.

“… untuk menyakinkan saja, supaya ia tahu saya mencintanya sampai setua ini!”

 

8.     Kompromi

 

Sekali waktu Anda perlu mengalah, memberikan yang sedikit untuk kebahagiaan yang besar nilainya.

“Ketika kami sedang cekcok, biasanya sulit agar salah satu mengalah. Apalagi mengakui kesalahan. Pada awal-awal perkawinan kami, biasanya sayalah yang mengalah. Saya mempertahankan sikap itu sampai kurang lebih lima tahunan. Tapi sekarang kondisinya mulai lain. Suami saya tahu sifat saya sebenarnya pemberontak. Ia tahu kalau saya menyenangkan hatinya saja. Dan kini ia mulai terbiasa berkompromi. Tapi kalau suami Anda memang kelewatan, sudah seharusnya Anda mengingatkan.”

 

9.     Memaafkan

Perlu keberanian besar dalam memaafkan. Satu yang harus Anda ingat, memaafkan itu berdamai dengan diri Anda sendiri , menerima kenyataan.

“ Memaafkan berarti melupakan hal-hal kecil yang menganggu. Untuk hal-hal yang besar, saya boleh marah dan uring-uringan. Setealah perceraian saya sebelumnya, saya jadi semakin tahu betapa pentingnya memberi pengampunan. Bagaimanapun menyakitkannya. Itu membuat saya merasa nyaman dengan diri saya sendiri.”

kembali ke halaman utama

1