|
|
|
|
|
|
" . . . . . . . . . . .
.orang-orang bertanya :
siapa yang bersalah ?
aku bertanya : selain kekuasaan,
siapa yang berhak menilai seseorang benar atau salah ?
dan kekuasaan berkata : kamu sendiri yang salah
dan orang-orang : percaya.
nasibmu terbakar hangus,
sejarahmu mandeg terberangus,
kamu masuk ke ruang gelap sejarah
dimana kebenaran putus asa menunggu giliran
kuucapkan selamat datang
dan kuangkat kamu jadi pahlawan,
karena telah kamu bayarkan nyawa kepada pembangunan
demi saudara-saudaramu sendiri,
yang memonopoli kesejahteraan
tak mengenal kesopanan pembangunan
. . . . . . . . . . . ."
cuplikan puisi :
Menembus
Jantungmu Sendiri (Nipah dan lain-lain)
EMHA
AINUN NADJIB
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
RIMA
NURANI
|
|
kami akan
bangkit
dari bawah tanah kami
karena luka telah mengebalkan semangat kami
dera telah membatukan tubuh kami
siksa telah menempa otot-otot kami
kami akan datang dengan genderang perang
dari bawah tanah jiwa kami
matahari masih berjelaga
karena manusia membakarnya
jejak mesiu terus mengiang
Cuplikan
dari : "Reportase 1999"
Iwan
Ogan Apriansyah
Pesan
Ombak Padjadjaran
|
|
|
LINGKARAN
PUISI
|
|
percakapan kita adalah embun yang mengeras
di luasan kelopak mawar
menjaga harum ciuman
menjaga warna langit,
agar kelak tak menghitam
jadi :
bicaralah seadanya tetapi abadi
tempat gerakmu dapat kubaca
sebagai prasasti
"Dinding
Percakapan"
Huda
M. Elmatsani
|
|
|
TAUFIQ
ISMAIL
|
|
............. negeriku rusak adegan tipu
menipu
bergerak ke kiri, dengan maling kebentur aku
bergerak ke kanan, dengan perampok ketabrak aku
bergerak ke belakang, dengan pencopet kesandung aku,
bergerak ke depan, dengan penipu ketanggor aku
bergerak ke atas, di kaki pemeras tergilas aku:
....................
Cuplikan
dari : "Ketika Burung Merpati Sore
Melayang"
Taufiq
Ismail
|
|
|
ABDUL
WACHID BS
|
|
Di situ barangkali kami menjadi makhluk
siang yang
Sangsi akan diri sendiri, sekalipun
Kami hanya beroleh keringat serta airmata
Untuk dijadikan mandi malam
Untuk meredam teriakan-teriakan yang tersendat
Tapi selalu saja kami berkeras mengubur bayang-bayang
Tapi, “Ya Allah, kamilah bayangan itu sendiri di
sela
jalanan berdebu.”Cuplikan dari : "Orang
- orang Bayangan"
Abdul Wachid BS
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
disajikan oleh :
Agustus - 1999
|
|