[INDONESIA-VIEW] Pernyataan Sikap Pengurus FK Murba

check@bimamail.com
Wed, 10 Jun 1998



 
        To:         check@bimamail.com
      Cc:
 Subject:         Pernyataan Sikap dan Susunan Pengurus Forum Komunikasi Murba
 

  Netter yang terhormat
  Partai Murba yang didirikan almarhum Pahlawan Kemerdekaan Nasional
  Ibrahim Tan Malaka (7 November 1948) di Yogyakarta sebagai alat untuk
  mempertahankan kemerdekaan,  yang diproklmamirkan 17 Agustus 1945, dan
  sejak tahun 1973 difusikan (dilebur) oleh rezim Soeharto (Orde Baru) ke
  dalam tubuh Partai Demokrasi Indonesia (PDI) bersama PNI, Partai Kristen
  Indonesia, IPKI dan Partai Katolik. Walau pun PDI kini terbagi dua
  (pimpinan Megawati dan Soerjadi)  Murba berada di barisan Megawati SP.
  Seiring turunnya Soeharto dari pusat kekuasaan, pemerintahan baru di
  bawah pimpinan BJ. Habibie mengizinkan rakyat untuk bikin partai.
  Makanya, sejak Mei 1998, berbagai partai politik baru lahir.
  Murba, sebenarnya selama ini tidak mati, cuma berbentuk Forum Komunikasi
  Keluarga Besar Murba sejak 1978 dan sifatnya internal. Karena desakan
  arus bawah, Murba dengan motor Ny. Nelly Adam Malik, Wasid Suwarto,
  Bambang Singgih, SK. Tri Murti menampung keinginan ini dan mengaktifkan
  kembali Partai Murba.
  Jumpa pers diadakan pada 28 Mei 1998 lalu di Gedung Juang Menteng 31
  Jakarta, dan kini latar belakang pengantifan Partai Murba ini kami
  sajikan kepada pembaca semua. Info ini juga kami lengkapi dengan
  Pernyataan Sikap Partai Murba dan susunan pengurus Partai Murba. Terima
  kasih

  ----------------------------------------------------------------------
  DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI MURBA
  Alamat  : Jalan Keuangan I No.3, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Telp.
  021-7690668
  ---------------------------------------------------------------------

  FK Murba Memperkenalkan Diri:  Menjawab Pertanyaan dan  Memenuhi
  Kebutuhan
 
  SEJUMLAH parpol lama muncul, tampil dengan nama-nama baru dan nama
  peralihan baru antara lain Masyumi Baru, Persatuan Nasional Indonesia
  (PNI), Pertisipasi Kristen Indonesia  (Parkindo). Berbagai pihak
  bertanya: mana Murba? Bahkan ada diantaranya yang menganjurkan agar
  Partai Murba juga dibentuk lagi.

  Seperti diketahui setelah keluarnya undang-undang tentang parpol dan
  golongan karya, maka partai-partai politik yang ada, dilebur menjadi dua
  partai yaitu PPP dan PDI  serta Golkar. Dengan demikian Partai Murba
  berlebur ke dalam PDI bersama PNI, Parkindo, Partai Katolik dan IPKI.

  Partai Murba sama halnya dengan partai-partai lain merubah bentuk
  menjadi unsur-unsur Murba dalam PDI. Waktu berjalan dan perubahan pun
  terjadi, maka terdorong oleh kekecewaan mellihat keadaan PDI khususnya
  dan perkembangan situasi dan kondisi kemasyarakatan dan kenegaraan pada
  umumnya, maka unsur-unsur partai tadi sendiri secara lebih
  mengkongkretkan diri dalam bentuk seperti peralihan lahirnya kembali
  partai politik yang pernah ada.Dalam kerangka inilah berbagai pihak
  bertanya: mana Murba?

  Setelah bergabung ke dalam PDI sesuai ketentuan undang-undang sebagai
  organisasi, Partai Murba memang hilang dalam misi tersebut. Sedangkan
  sejumlah anggota partai yang pejabat atau pegawai negeri tentu saja
  ikut dalam Golkar.

  Tapi sebagai kelompok masyarakat dalam ikatan ideologi yang telah
  berjuang bersama selama puluhan tahun tentu saja tidak bisa hilang lebur
  begitu saja tapi tetap ada, eksis, sebagai Keluarga Besar Murba. PDI
  dan Golkar tidak dapat menampung aspirasi dan kebutuhan manusia
  seutuhnya, para anggota Partai Murba khususnya.

  Karena itu para anggota Partai Murba yang tersebar di mana-mana itu
  membutuhkan suatu wadah atau sarang penampungan aspirasi dan kebutuhan
  manusia seutuhnya sendiri.

  Kebutuhan akan wadah atau sarana inilah telah melahirkan Forum
  Komunikasi Keluraga Besar Murba  di tahun 1978 yang memang tidak perlu
  diperkenalkan keluar kepada masyarakat karena hanya untuk memenuhi
  kebutuhan internal.

  Situasi dan kondisi Indonesia telah berubah sejak Orde Baru di bawah
  kekuasaan Presiden Soeharto, menghadapi tahun 1998  ini benar-benar
  mengalami kebangkrutan dan keruntuhan dengan mundurnya Soeharto sebagai
  Presiden pada tanggal 21 Mei 1998.

  Perubahan ini merubah pula sikap dan pendirian Keluarga Besar Murba yang
  sekarang menganggap perlu untuk tampil keluar, memperkenalkan diri.

  SITUASI DAN KONDISI BARU, ORIENTASI BARU

  Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto membangun Indonesia sejak tahun
  1967 dengan Pedoman GBHN dan PJP melalui serangkaian Repelita dengan
  mengutamakan pertumbuhan ekonomi. Memang ada perkembangan dan kemajuan
  ekonomi terbukti bahwa perkembangan  dan kemajuan ekonomi dibayar sangat
  mahal dengan lumpuhnya keberdayaan ekonomi rakyat dan merajalelanya
  kesenjangan dan ketimpangan ekonomi sosial.

  Konsep perekonomian Presiden Soeharto dengan  Orde Baru adalah konsep
  yang kapitalistik  dengan ciri khas Indonesia ialah kapitalisme palsu,
  sarat berat dengan warisan struktural kolonialisme Hindia Belanda atau
  koncoisme, nepotisme, kolusi, korupsi serta monopoli dan oligopoli dalam
  cengkraman budaya feodalisme yang ketinggalan zaman.

  Undang-undang/Keppres 20 Mei 1994 tentang masuknya Modal Asing berlanjut
  dengan APEC dengan Deklarasi Bogor melempar ekonomi Indonesia dalam
  gelombang neo liberalisme di lautan globalisasi dunia.
  Akibat akumulasi khususnya, sudah dapat diduga: 1001 kecurangan dan
  penyimpangan dalam pemilu, demokrasi semu, kebijaksanaan serba tertutup
  pendekatan keamanan demi stabilitas nasional untuk mempertahankan status
  kekuasaan politik.

  Konsep sistem dari struktur kemampuan kekuasaan Orde Baru dalam proses
  perkembangan kenegaraan dan kemasyarakatan selama 32 tahun secara kausal
  dan dialektis mau atau tidak mua secara alami dan ilmiah menimbulkan
  arus bawah dan arus balik yang menentangnya, yang makin lama makin kuat.

  Munculnya PDI megawati Soekarno Putri, tampilnya Amien Rais, bangkitnya
  mahasiswa dan pemuda, bergaungnya Gema Madani di bawah pimpinan Emil
  Salim merupakan pengetajawatahan menguatnya kedahsyatan arus bawah dan
  arus balik yang kian membesar.

  Gejolak sosial berupa ledakan kerusuhan di berbagai daerah sebelum,
  selama maupun setelah pemilu 1997, memberikan bukti-bukti lain proses
  protes masyarakat.Kebakaran lahan dan hutan yang merupakan bencana
  nasional beberapa waktu yang lalu memberikan bukti lain kesalahan
  kebijakan, manajemen dan kelemahan pengawasan.Makin lama makin jelas
  bahwa akar sebab semua yang terjadi itu menyangkut hal-hal yang bersifat
  fundamental, prinsipil  ialah konsen, sistim, struktur dan strategi
  dalam bidang ekonomi, politik, sosial yang berdampak ke semua bidang
  kenegaraan dan kemasyarakatan.Benang merahnya adalah ketidakadilan
  konsep, sistim, struktur dan strategi tersebut dan kendala utamanya
  adalah masalah moralitas dan mentalitas.

  Jadi, api dalam sekam telah menyebar dan menimbulkan kebakaran di
  mana-mana, namun upaya pemadaman api ialah akar-akar masalah tak pernah
  dilakukan bahkan sekamnya ditambah terus. Karenanya prosesnya
  berakumulasi secara kausal mencapai kulminasi.

  Peristiwa regional di Asia Tenggara dan Timur guncangnya kurs mata-mata
  uang lokal terhadal dolar AS mengakibatkan bencana nasional di Indonesia
  yang dimulai dengan merosotnya kurs rupiah terhadap dollar  AS,
  berlanjut menjadi krismon dan berakumulasi serta berkulminasi ke krisis
  di segala bidang ekonomi, politik, sosial, budaya dan lain-lain.

  Dengan kejadian-kejadian ini akhirnya memaksa Presiden Soeharto
  mengatakan ketidaksanggupannya  lagi menjalankan tugasnya dan berhenti
  sebagai Presiden dan ditimbangterimakan kepada Wapres BJ Habibie pada
  tanggal 21 Mei 1998 yang sangat kontroversial itu dalam arti
  konsitusional, legal maupun moral.

  Sebagai akibat proses bersejarah ini, timbullah situasi den kondisi baru
  di Indonesia dalam rangka perjuangan reformasi total dan fundamental
  dalam melanjutkan perjuangan pentafsiran konsensional dan penyebaran
  opersional UUD tahun 1945 dan Pancasila. Situasi dan kondisi baru yang
  sedang terus berkembang ini membutuhkan orientasi baru pula.

  Dan Orientasi baru inilah yang mendorong Forum Komunikasi  Murba yang
  semula hanya bersifat internal untuk tampil keluar memperkenalkan diri.

  Tujuan Forum Komunikasi Murba ini adalah menjadi salah satu kelompok
  yang ingin berpartner dengan semua kelompok lain dalam perjuangan
  bersama mentuntaskan realisasi reformasi sosial dan fundamental
  berdasarkan interprestasi konsepsional maupun penjabaran operasional
  UUDRI 1945 dan Pancasila  secara benar dengan mengambil hikmah pelajaran
  kesalahan dan kekurangan Orde Lama (1959 -1965) maupun Orde Baru
  (1966-1998)  dalam sejarah kontemporer Indonesia dalam mengisi
  Kemerdekaan Nasional yang diproklamasikan pada tahun 1945.  (Jakarta,
  28 - 5 - 1998 Forum  Komunikasi  Murba)

  --------------------------------------------------------------------
   PERNYATAAN SIKAP FORUM KOMUNIKASI MURBA
  ---------------------------------------------------------------------

  Kami dari Forum Komunikasi Murba setelah mempelajari perkembangkan
  negara belakangan ini, maka demi menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
  yang menjunjung tinggi cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945, Pancasila
  dan Undang-Undang Dasar 1945  dengan ini menyatakan sikap sebagai
  berikut:

  1. Memberi penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para mahasiswa di
  seluruh Indonesia dalam upaya mempelopori proklamasi.

  2. Mendesak Pemerintah agar melakukan reformasi total secepatnya,
  bertahap, menyeluruh dan berkesinambungan serta mengadakan Sidang Umum
  atau Sidang Istimewa MPR sesuai dengan keinginan rakyat.

  3  Mendesak Pemerintah agar  melaksanakan gerakan Anti Korupsi, Kolusi,
  Nepotisme dan in efficiency . Tidak hanya dalam bentuk slogan dan
  pernyataan saja tetapi juga dalam bentuk nyata.

  4 Seluruh Forum Komunikasi Murba berterima kasih kepada ABRI yang telah
  bertindak sesuai dengan Sapta Marga dan Sumpag Prajurit

  5 Mendesak Presiden BJ. Habibie untuk segera membebaskan seluruh Tapol
  dan Napol yang berjuang untuk reformasi dan demokrasi.

  6. Forum Komunikasi Murba siap untuk mendarmabaktikan segala potensi
  yang dimiliki untuk kemajuan bangsa dan negara dalam era  reformasi.

  Jakarta, 28 Mei 1998

  ----------------------------------------------------------------------
  Susunan Pengurus Forum Komunikasi Murba
  ---------------------------------------------------------------------

  DEWAN PENASEHAT

  Ny. Nelly Adam Malik
  Wasid Suwarto
  Bambang Singgih
  Hasyim Darif
  H. Husein Umar
  Yahya Marpaung
  Sutopo
  Achmad Jayusman
  Ny. Ina Lokolo
 

  DEWAN PENGURUS

  KETUA UMUM         :   DR. Hadijoyo Nitimiharjo
  KETUA I            :       Ben Tanur
  KETUA II           :      Koman Tarigan
  KETUA III          :     Ir. Jonny Priyono Maruto
  KETUA IV           :     Ilham Malik
  KETUA V            :    Ir. Yesse Montja
  Ketua VI           :    DR. Ir. Bambang Subianto, MBA

  SEKRETARIS JENDERAL    : Drs. Zulfikar Tan
  WAKIL SEKJEN           : Drs. M. Husni Thamrin
  WAKIL SEKJEN           : Setioko
  WAKIL SEKJEN            : Humutur Marpaung

  BENDARA UMUM          :  Ir. Yos Setiabudi
  WAKIL BENDAHARA      :  Antarini  Malik
  WAKIL BENDAHARA       :  H. Harnim
  WAKIL BENDAHARA       :  Wati Wijanarko Sukarni

  KOORDINATOR UMUM      :   Imron Malik

  KEPALA LITBANG            : DR. Luhantara Sukarni

  KEPENGURUSAN INI JUGA DILENGKAPI DENGAN BIRO-BIRO
 


1