[INDONESIA-VIEW] Parpindo Menolak Diskriminasi' 

check@bimamail.com
Thu, 12 Jun 1998



 
Indonesian News Update
Rabu, 10 Juni 1998

Parpindo Menolak Diskriminasi

Tidak berjalannya proses pembauran selama ini dan bangkitnya kesadaran reformasi
orang-orang keturunan Cina di Indonesia, khususnya di antara kalangan menengah ke bawah,
menjadi salah satu alasan berdirinya Partai Pembauran Indonesia (Parpindo) yang
deklarasikan pada 4 Juni lalu. Hal itu dikatakan H.M Jusuf Hamka, ketua umum Parpindo,
dalam jumpa pers, Rabu (10/6) di Jakarta.

Dalam kesempatan itu , Parpindo melalui ketua umumnya menghimbau seluruh kekuatan
rakyat Indonesia agar peduli pada persatuan nasional yang beraksentuasi pembauran, dan
berikhtiar keluar dari krisis ekonomi yang menyengsarakan rakyat banyak. Dan itu diamini oleh
Drs. H. Junus Jahja, ketua dewan penasehat. "Selama ini, tidak pernah terpikirkan politik yang
bisa dimainkan oleh orang-orang keturunan cina, sehingga kesenjangan kaya-miskin ini
berjalan pararel dengan kesenjangan ras," ujar Junus , yang juga adalah anggota dewan
penasehat ICMI ini.

Menurut Jusuf Hamka, Parpindo adalah partai politik yang berazaskan Pancasila dan akan ikut
serta dalam Pemilu tahun 1999, serta merupakan wadah bagi rakyat Indonesia tanpa pandang
suku, agama, dan ras, karena mereka bukanlah wadah yang eksklusif dan berbau
SARA."Parpindo bertujuan terwujudnya rasa kebersamaan diantara sesama warga atau
Sense Of Belonging Together dan tidak mengutamakan kepentingan etnik tertentu, bagi
parpindo kepentingan rakyat banyaklah yang harus diutamakan, " tegasnya.

Selain itu, Jusuf juga menyatakan bahwa Parpindo mengajak insan politik Indonesia untuk
meningkatkan kualitas kepolitikan kita dengan menjauhi praktek-praktek Kolusi, nepotisme,
intrik, fitneh dan premanisme dalam kepolitikan Indonesia.

Sementara itu, Junus Jahja menyatakan munculnya partai keturunan Cina ini tidak akan
menyebabkan terjadinya polarisasi yang saling bertentangan karena kepentingan-kepentingan
yang berbeda. Dan dia menganggap Parpindo sesuai dengan Piagam Asimilasi yang
ditandatangani tahun 1961. "Dengan berdirinya Parpindo, pemerintah akan mendapatkan
berbagai masukan tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan pembauran," kata Junus,
yang rencananya akan segera mendirikan cabang di DKI Jakarta, Yogjakarta, Semarang,
Surabaya dan Pontianak. (BUTT/YS)
 
 
 

1