Tulisan ini sebagai komentar saya mengenai tidak dipublikasikannya
tulisan saya sebelumnya.
Membaca tanggapan anda di Indonesian View,
Saya merasa yakin, anda bukan WNI ket yang merasa terancam jiwanya.
Kelihatan sekali anda juga salah seorang penulis yang tidak adil
dan
tidak mau menerima kenyataan yang ada karena takut atau merasa
dipersalahkan.
Di samping itu, anda kelihatannya sengaja tidak mempublikasikan
tulisan saya agar orang salah sangka akan isi tulisan saya.
Saya yakin bahwa tulisan saya tidak bernada menghasut dan juga
di situ
tidak dikatakan oleh saya kalau saya merasa suci. Karena itu
saya
meminta mahasiswa dan mahasiswi yang mengeluarkan tuntutan atas
ditutupnya rumah-rumah hiburan untuk tidak sok suci.
Hal ini tentunya dengan alasan keamanan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Walau sebenarnya saya juga sangat setuju dengan pendapat mereka
jika
dengan jaminan keamanan bagi semua masyarakat untuk tidak terkena
dampaknya.
Apakah saudara penulis merasa sangat yakin akan keamanan Indonesia
dari kekotoran pemerkosaan setelah tuntutan mereka berhasil?
Tidak adakah kekawatiran di antara para mahasiswa/siswi serta
netter
sekalian bahwa jika sesudah tidak ada lagi lokalisasi, tidak
akan
terjadi juga pemerkosaan secara random merajah perumahan? Hal
ini bisa
saja terjadi, apalagi seperti kita ketahui nafsu yang satu itu
susah
ditahan bagi sebagian besar orang.
Tentang nada menghasut dari tulisan saya, saya rasa itu tidak
beralasan, karena saya hanya menulis kenyataan yang memang ada!,
jika
anda melihat dari kedua belah pihak tentunya. Dan bukan sebagai
pembela pihak yang dianggap saudara sebagai lawan saya.
Tentang bahasa Arab dan komentar saya? Saya rasa itu benar kan?
Tidakkah sebenarnya ada ketidakadilan dalam memberlakukan bahasa?
Bahasa China dan bahasa lainnya dilarang dipergunakan bagi pemakainya
di Indonesia, sedangkan jika bahasa Arab yang dipakai, selalu
terlihat
nada kepuasan pada wajah-wajah sang mayoritas.
Ketidakadilan lainnya, jika ada kasus pemerkosaan, pembunuhan
dan
sesuatu yang jelek menimpa pribumi, selalu mendapat dukungan
yang
baik, sedangkan.... kasus pemerkosaan besar-besaran yang terjadi
pada
WNI ket hanya ditanggapi ringan-ringan saja. Termasuk tidak
adanya
tanggapan dari mentri urusan wanita. Jika pribumi yang diperkosa
massal, tentunya mentri itu akan mengatakan bahwa ia mengecam
kebiadaban tersebut, tapi karena hal biadab tersebut dialami
oleh
etnis China ia tidak berkomentar apa-apa.
Bahkan, di Kompas hari ini Tanggapan terhadap tulisan saudara
Ariel
(oleh Jousairi Hasbullah), lebih terlihat sebagai nada hasutan
untuk
menganggap membenci dan memperlakukan etnis China seperti pada
kerusuhan yang lalu itu biasa dibanding yang terjadi di tempat
lain
yang juga disebutkan si penulis. Berita di koran malah bisa
diperoleh
oleh seluruh masyarakat luas, itu bisa jadi media penghasut
paling
paten kan?!. Begitu juga tulisan Ditto R. sering sekali bernada
menghasut untuk membenci etnis China. Tulisan hasutan Ditto
malah
sering sekali dipublikasikan.
Lalu, kenapa hanya tulisan saya yang justru membeberkan kenyataan
yang
ada malah tidak dipublikasikan?
Ini saya rasakan tidak adil. Maka dari itu saya bisa pastikan
bahwa
saudara sengaja tidak mempublikasikan karena anda TAKUT banyak
yang
membenarkan tulisan saya.
Kenapa kita tidak trasparan saja?
Jika pribumi boleh kemukakan pendapat mereka di media, ijinkan
juga
WNIket mengemukakan pendapatnya di media, termasuk media internet.
Bukankah lebih baik kita sama-sama transparan, daripada jika
teman-teman saya dan sesama entis China di tempat lainnya membeberkan
kenyataan-kenyataan seperti yang saya tulis di media luar negri?
Berita kerusuhan pun sedang dilaporkan pada PBB oleh beberapa
orang.
Jangan juga bawa-bawa nama nabi Isa dalam tulisan anda, karena
saya
juga tidak akan memakai nama tuhan atau nama nabi saudara untuk
menjatuhkan saling menjatuhkan. Sampai-sampai sayapun tidak
menuliskan
kata-kata "....." yang diteriakkan pemerkosa dan penjarah pada
waktu
beraksi di Jakarta. Hal ini saya rasakan sebagai tulisan hasutan
bagi
sesama saudara untuk juga membenci orang yang percaya pada nabi
Isa.
Tolong, jangan bawa nama Tuhan dalam hal emosi, termasuk dalam
hal
kebiadaban.
Bersikap adillah.
Tanpa saya tuliskan tulisan saya, kita sama-sama tahu bahwa luar
negripun mencium kenyataan bahwa masyarakat agama lain selain
agama
mayoritas dan ras selain ras mayoritas, terutama etnis China
ingin
diusir dan dihabiskan dari negara Indonesia. Terujud dalam teror
kata-kata di media massa seperti radio dan koran pemihak mayoritas.
Apakah saudara ingin luar negri lebih tau dan membiarkan masyarakat
luas dibutakan dengan salah satunya menyembunyikan tulisan saya
yang
menuturkan kenyataan?
Tentang Peace Chindo, itu hanya ungkapan bahwa masyarakat etnis
China
di Indonesia hanya ingin hidup damai, tanpa memakai kekerasan
yang
diajarkan oleh sebagian kelompok yang saudara dukung.
Perhatikan dengan baik kawan, setiap kali perumahan pecinan dibakar
hingga jadi abu, jarang terjadi etnis China membalas dendam.
WNIket
China hanya diam jarang komentar, dan kemudian berusaha saling
bantu
dalam membangun hidup mereka kembali.
WNI ket C malah akan merasa jijik jika harus membalas pemerkosaan
massal dengan hal yang sama. Hal tersebut sungguh dianggap najis
dan
diharamkan oleh ajaran-ajaran yang kami terima dari nenek moyang.
Apakah anda sering mendengar masyarakat etnis China ini balas
membakar
dan menjarah?
Jika banyak tulisan mengatakan etnis China rakus dan serakah
(salah
satu tulisan yaitu tulisan Jousairi Hasbullah di kompas hari
in) dan
etnis China sering menjarah milik pribumi, itu sangat saya rasakan
sebagai hasutan bagi pribumi untuk makin membenci etnis China.
Tentang pendirian partai. Apakah partai China tidak boleh berdiri?
sedangkan partai Islam sedang diusahakan berdiri. Hal yang sungguh
tidak adil juga.
Sekian dulu tulisan saya ini. Saya sungguh berharap anda tidak
bersikap tidak adil dan tidak sengaja menulis hasutan dibelakang
alasan menulis tanggapan pada tulisan saya. There's no excuse
for that.
BE FAIR!
Jika tulisan yang anda bilang bernada menghasut tidak anda ijinkan
untuk dipublikasikan, jangan publikasikan juga tulisan-tulisan
lainnya
yang juga bernada menghasut. Contoh tulisan-tulisan ditto r.,
jousairi
hasbullah, tulisan-2 lainnya yang sering nonggol di media massa
lainnya, termasuk juga telpon-2 dari pendengar yang disebarluaskan
oleh radio.
Bisakah anda berbuat untuk itu?
Dapatkah anda menjamin keamana WNIket C di negara Indonesia?
Bisakah
anda mengajarkan pada pribumi untuk tidak mencelotehi warga
WNIket C
pada saat berjalan-jalan ditempat umum dengan 'china lu' 'bau
babi lu'
or kata-kata najis lainnya? Bisakah anda mempermudah WNI ket
dalam
pembuatan surat-surat penting tanpa dimintai duit(bukan dengan
rela
dikeluarkan oleh WNIket China yang sedang terdesak) sebagai
pelancar?
Bisakah anda menyadarkan masyarakat mayoritas untuk tidak membakari
rumah ibadat (beberapa diantaranya gereja-gereja yang kini berjumlah
475 sudah terbakar/dirusak). Bisakah saudara dan kaum saudara
menjamin
keamanan gadis-gadis dan wanita WNIket C dari pemerkosaan dan
pelecehan seksual?
Jika jawabnya belum.
Jangan harap kami WNIket percaya pada orang-orang saudara dan
bagi
etnis China untuk kembali ke Indonesia.
Saya sadar tidak semua orang pribumi yang menjahati WNIket C.
Beberapa
diantaranya malah saya anggap saudara, juga saudara seiman.
Ini saya
kemukakan karena saya tau dengan yakin saudara-saudara seiman
tersebut
memiliki kasih juga dan tidak akan mudah dibodohi untuk saling
membenci.
So, jika saudara berpikir saya ingin menghasut, siapa yang anda
pikir
ingin saya hasut?
Periksa lagi tulisan saya itu, saya hanya mewakili beberapa teman
saya
yang sampai kini trauma.
Biarkan tulisan itu dibaca netter lainnya, dan biarkan kami tahu
kenyataan sebenarnya.
Saya dan teman-teman saya tidak membenci pribumi. Kami hanya
ingin
keadilan yang transparan.
Jika pribumi boleh bicara dan menulis, biarkan kami juga bicara
dan
menulis. Bukankah ini negara demokrasi?
Salam,
Saya, wakil WNI ket C