[INDONESIA-VIEW] Re:Permintaan Maaf...di Indonesian View

    Date:  23 Jun
    From:  peace chindo <peace_chindo@yahoo.com>
    To:  info@komnas.go.id
    Cc:  apakabar@clark.net
    Subject:  Re:Permintaan Maaf......di Indonesian View

  Tulisan ini sebagai komentar saya mengenai tidak dipublikasikannya
  tulisan saya sebelumnya.

  Membaca tanggapan anda di Indonesian View,

  Saya merasa yakin, anda bukan WNI ket yang merasa terancam jiwanya.

  Kelihatan sekali anda juga salah seorang penulis yang tidak adil dan
  tidak mau menerima kenyataan yang ada karena takut atau merasa
  dipersalahkan.

  Di samping itu, anda kelihatannya sengaja tidak mempublikasikan
  tulisan saya agar orang salah sangka akan isi tulisan saya.

  Saya yakin bahwa tulisan saya tidak bernada menghasut dan juga di situ
  tidak dikatakan oleh saya kalau saya merasa suci. Karena itu saya
  meminta mahasiswa dan mahasiswi yang mengeluarkan tuntutan atas
  ditutupnya rumah-rumah hiburan untuk tidak sok suci.

  Hal ini tentunya dengan alasan keamanan bagi seluruh rakyat Indonesia.
  Walau sebenarnya saya juga sangat setuju dengan pendapat mereka jika
  dengan jaminan keamanan bagi semua masyarakat untuk tidak terkena
  dampaknya.

  Apakah saudara penulis merasa sangat yakin akan keamanan Indonesia
  dari kekotoran pemerkosaan setelah tuntutan mereka berhasil?
  Tidak adakah kekawatiran di antara para mahasiswa/siswi serta netter
  sekalian bahwa jika sesudah tidak ada lagi lokalisasi, tidak akan
  terjadi juga pemerkosaan secara random merajah perumahan? Hal ini bisa
  saja terjadi, apalagi seperti kita ketahui nafsu yang satu itu susah
  ditahan bagi sebagian besar orang.

  Tentang nada menghasut dari tulisan saya, saya rasa itu tidak
  beralasan, karena saya hanya menulis kenyataan yang memang ada!, jika
  anda melihat dari kedua belah pihak tentunya. Dan bukan sebagai
  pembela pihak yang dianggap saudara sebagai lawan saya.

  Tentang bahasa Arab dan komentar saya? Saya rasa itu benar kan?
  Tidakkah sebenarnya ada ketidakadilan dalam memberlakukan bahasa?
  Bahasa China dan bahasa lainnya dilarang dipergunakan bagi pemakainya
  di Indonesia, sedangkan jika bahasa Arab yang dipakai, selalu terlihat
  nada kepuasan pada wajah-wajah sang mayoritas.

  Ketidakadilan lainnya, jika ada kasus pemerkosaan, pembunuhan dan
  sesuatu yang jelek menimpa pribumi, selalu mendapat dukungan yang
  baik, sedangkan.... kasus pemerkosaan besar-besaran yang terjadi pada
  WNI ket hanya ditanggapi ringan-ringan saja. Termasuk tidak adanya
  tanggapan dari mentri urusan wanita. Jika pribumi yang diperkosa
  massal, tentunya mentri itu akan mengatakan bahwa ia mengecam
  kebiadaban tersebut, tapi karena hal biadab tersebut dialami oleh
  etnis China ia tidak berkomentar apa-apa.

  Bahkan, di Kompas hari ini Tanggapan terhadap tulisan saudara Ariel
  (oleh Jousairi Hasbullah), lebih terlihat sebagai nada hasutan untuk
  menganggap membenci dan memperlakukan etnis China seperti pada
  kerusuhan yang lalu itu biasa dibanding yang terjadi di tempat lain
  yang juga disebutkan si penulis. Berita di koran malah bisa diperoleh
  oleh seluruh masyarakat luas, itu bisa jadi media penghasut paling
  paten kan?!. Begitu juga tulisan Ditto R. sering sekali bernada
  menghasut untuk membenci etnis China. Tulisan hasutan Ditto malah
  sering sekali dipublikasikan.

  Lalu, kenapa hanya tulisan saya yang justru membeberkan kenyataan yang
  ada malah tidak dipublikasikan?
  Ini saya rasakan tidak adil. Maka dari itu saya bisa pastikan bahwa
  saudara sengaja tidak mempublikasikan karena anda TAKUT banyak yang
  membenarkan tulisan saya.

  Kenapa kita tidak trasparan saja?

  Jika pribumi boleh kemukakan pendapat mereka di media, ijinkan juga
  WNIket mengemukakan pendapatnya di media, termasuk media internet.
  Bukankah lebih baik kita sama-sama transparan, daripada jika
  teman-teman saya dan sesama entis China di tempat lainnya membeberkan
  kenyataan-kenyataan seperti yang saya tulis di media luar negri?
  Berita kerusuhan pun sedang dilaporkan pada PBB oleh beberapa orang.

  Jangan juga bawa-bawa nama nabi Isa dalam tulisan anda, karena saya
  juga tidak akan memakai nama tuhan atau nama nabi saudara untuk
  menjatuhkan saling menjatuhkan. Sampai-sampai sayapun tidak menuliskan
  kata-kata "....." yang diteriakkan pemerkosa dan penjarah pada waktu
  beraksi di Jakarta. Hal ini saya rasakan sebagai tulisan hasutan bagi
  sesama saudara untuk juga membenci orang yang percaya pada nabi Isa.
  Tolong, jangan bawa nama Tuhan dalam hal emosi, termasuk dalam hal
  kebiadaban.

  Bersikap adillah.

  Tanpa saya tuliskan tulisan saya, kita sama-sama tahu bahwa luar
  negripun mencium kenyataan bahwa masyarakat agama lain selain agama
  mayoritas dan ras selain ras mayoritas, terutama etnis China ingin
  diusir dan dihabiskan dari negara Indonesia. Terujud dalam teror
  kata-kata di media massa seperti radio dan koran pemihak mayoritas.

  Apakah saudara ingin luar negri lebih tau dan membiarkan masyarakat
  luas dibutakan dengan salah satunya menyembunyikan tulisan saya yang
  menuturkan kenyataan?

  Tentang Peace Chindo, itu hanya ungkapan bahwa masyarakat etnis China
  di Indonesia hanya ingin hidup damai, tanpa memakai kekerasan yang
  diajarkan oleh sebagian kelompok yang saudara dukung.

  Perhatikan dengan baik kawan, setiap kali perumahan pecinan dibakar
  hingga jadi abu, jarang terjadi etnis China membalas dendam. WNIket
  China hanya diam jarang komentar, dan kemudian berusaha saling bantu
  dalam membangun hidup mereka kembali.
  WNI ket C malah akan merasa jijik jika harus membalas pemerkosaan
  massal dengan hal yang sama. Hal tersebut sungguh dianggap najis dan
  diharamkan oleh ajaran-ajaran yang kami terima dari nenek moyang.

  Apakah anda sering mendengar masyarakat etnis China ini balas membakar
  dan menjarah?
  Jika banyak tulisan mengatakan etnis China rakus dan serakah (salah
  satu tulisan yaitu tulisan Jousairi Hasbullah di kompas hari in) dan
  etnis China sering menjarah milik pribumi, itu sangat saya rasakan
  sebagai hasutan bagi pribumi untuk makin membenci etnis China.

  Tentang pendirian partai. Apakah partai China tidak boleh berdiri?
  sedangkan partai Islam sedang diusahakan berdiri. Hal yang sungguh
  tidak adil juga.

  Sekian dulu tulisan saya ini. Saya sungguh berharap anda tidak
  bersikap tidak adil dan tidak sengaja menulis hasutan dibelakang
  alasan menulis tanggapan pada tulisan saya. There's no excuse for that.

  BE FAIR!

  Jika tulisan yang anda bilang bernada menghasut tidak anda ijinkan
  untuk dipublikasikan, jangan publikasikan juga tulisan-tulisan lainnya
  yang juga bernada menghasut. Contoh tulisan-tulisan ditto r., jousairi
  hasbullah, tulisan-2 lainnya yang sering nonggol di media massa
  lainnya, termasuk juga telpon-2 dari pendengar yang disebarluaskan
  oleh radio.

  Bisakah anda berbuat untuk itu?
  Dapatkah anda menjamin keamana WNIket C di negara Indonesia? Bisakah
  anda mengajarkan pada pribumi untuk tidak mencelotehi warga WNIket C
  pada saat berjalan-jalan ditempat umum dengan 'china lu' 'bau babi lu'
  or kata-kata najis lainnya? Bisakah anda mempermudah WNI ket dalam
  pembuatan surat-surat penting tanpa dimintai duit(bukan dengan rela
  dikeluarkan oleh WNIket China yang sedang terdesak) sebagai pelancar?
  Bisakah anda menyadarkan masyarakat mayoritas untuk tidak membakari
  rumah ibadat (beberapa diantaranya gereja-gereja yang kini berjumlah
  475 sudah terbakar/dirusak). Bisakah saudara dan kaum saudara menjamin
  keamanan gadis-gadis dan wanita WNIket C dari pemerkosaan dan
  pelecehan seksual?

   Jika jawabnya belum.

  Jangan harap kami WNIket percaya pada orang-orang saudara dan bagi
  etnis China untuk kembali ke Indonesia.

  Saya sadar tidak semua orang pribumi yang menjahati WNIket C. Beberapa
  diantaranya malah saya anggap saudara, juga saudara seiman. Ini saya
  kemukakan karena saya tau dengan yakin saudara-saudara seiman tersebut
  memiliki kasih juga dan tidak akan mudah dibodohi untuk saling membenci.

  So, jika saudara berpikir saya ingin menghasut, siapa yang anda pikir
  ingin saya hasut?

  Periksa lagi tulisan saya itu, saya hanya mewakili beberapa teman saya
  yang sampai kini trauma.

  Biarkan tulisan itu dibaca netter lainnya, dan biarkan kami tahu
  kenyataan sebenarnya.

  Saya dan teman-teman saya tidak membenci pribumi. Kami hanya ingin
  keadilan yang transparan.

  Jika pribumi boleh bicara dan menulis, biarkan kami juga bicara dan
  menulis. Bukankah ini negara demokrasi?

  Salam,

  Saya, wakil WNI ket C



  1