[INDONESIA-VIEW] KOLOM Perwira Alengka:  Paradigma Baru

From: "Perwira Alengka" <neoalengka@hotmail.com>
To: apakabar@clark.net
Cc: indonesia_view@hotmail.com
Subject: KOLOM Perwira Alengka :  Paradigma Baru Tentara Diraja Alengka.
Date: Tue, 23 Jun 1998 08:53:01 PDT
            
 Paradigma Baru

 Merubah gaya bahasa dalam tulisan agar tidak mudah dikenali, lebih sulit
 dari pada menuangkan isinya. Tetapi menahan diri untuk tetap cool....,
 jauh lebih sulit lagi. Yang paling sulit dari semua yang tersulit adalah
 menulis posting ini dengan bijaksana agar tetap dalam rambu-rambu
 corridor sapta sila Tentara Diraja Alengka. ( TDA )

 Banyak posting yang dikirim para netters, meminta agar peran TDA,
 ditinjau atau bahkan direformasi. Menarik sekali permintaan tersebut.
 Akan kami pikirkan. Begitupun, mungkin baik bagi para netters untuk coba
 mengerti wacana pemikiran Generasi Muda Tentara Diraja Alengka ( GM TDA
 )dan posting-posting Perwira Alengka ( PA )selanjutnya dapat digunakan
 sebagai variabel pembanding dalam menulis analisis tentang TDA.

 Pro kontra atas posting, biasa. Lebih banyak kontra sudah diprediksikan.
 Jika premis pertama : "Diam adalah pembenaran terhadap semua tuduhan",
 maka premis keduanya : " NATO, dapat kami benarkan". Tetapi kompleksitas
 kehidupan Alengka tentu tidak sesederhana itu. Dalam era tranfor
 informasi plus reformasi total yang terjadi disegenap slagorde Alengka
 kini, it`s time for us to facing all the rumoursyang menyudutkan TDA.
 It`s time for Perwira Alengka, being pro-active, tampil kedepan untuk
 menempatkan wacana dan keluas-dalaman pemikiran GM TDA pada posisi yang
 sebenarnya. Segmentasi audince via media alternatif sebenarnya sangat
 high-risk for Perwira Alengka, for the sake of his life, for his
 carrier, and for his future. Tetapi apalah arti satu orang perwira
 rendahan seperti Perwira Alengka ini, dibanding citra TDA khususnya dan
 nama Alengka umumnya in the views of dunia perwayangan whole worlds.

 Perlu para netters ketahui, dengan adanya pergeseran nilai-nilai baru
 yang berlangsung beberapa tahun terakhir ini, GM TDA modern memegang
 beberapa pilar utama sebagai tonggak pandang yang merupakan
 pengejawantahan pemikiran MahaPatih Alengka sesepuh pendiri TDA. Pilar
 pilar tersebut dalam bahasa posmonya ( post-modern ) adalah : Pertama,
 pilar moral ( kejujuran, kebenaran dan keadilan ). Kedua adalah pilar
 rasionalitas / kapasitas intelektual yang optimal plus kinerja maksimal.
 Ketiga adalah pilar disiplin, dedikasi / loyalitas dan kesetiaan. Dengan
 sasaran---- keamanan dan kesejahteraan masyarakat Alengka ( yang kini
 kembali ke Nadir lagi ).

 Jika pemikir ekonomi seperti Adam Smith, Thomas Malthus, Walrus,
 Vilfredo Pareto sampai Keynes saja bisa salah dalam menyusun konsep
 ekonomi makro yang menjadi pegangan para ekonom dunia, ( berakibat
 hancurnya perekonomian beberapa negara Eropah/ Amerika Latin / Asia
 umumnya dan Indonesia khususnya), maka bisa dimaklumi bila visi pendiri
 TDA dalam menyusun konsep ketentaraan Alengka yang sebenarnya sudah
 cukup jauh kedepan, tetap belum mampu untuk mengikuti perobahan
 paradigma yang bergeser begitu cepat sesuai management of change.

 Salah satu nilai universal yang TDA adop dari Buku Putih Tentara
 Sejagad, adalah : "Rule number one : Senior can do no wrong". "Rule
 number two : If the senior wrong, see rule number one." Nilai ini begitu
 mendarah daging dalam kehidupan TDA, yang akhirnya memang menjadi
 kekuatan institusi TDA, yang sekaligus juga merupakan kelemahannya.

 Kekuatannya adalah, jika pimpinan TDA baik, seluruh rantai komando akan
 menjadi baik. Outcomenya, citra TDA juga baik. Sebaliknya, kelemahannya
 adalah jika pimpinan TDA sedikit ragu, maka semua rantai komando juga
 akan ragu. Ragu memang adalah ciri orang pintar. Begitupun, dengan
 keraguan itu, ada saja protes yang timbul dan mengaitkan keraguan/
 kehati-hatian tersebut dengan analisa simulakrum yang penuh intrik dan
 kecurigaan.

 Sementara bersebrangan dengan itu, ketegasan, kecepatan mengambil
 inisiatif, dan sikap proaktif radikal seolah menunjukkan ambisi, sifat
 agresif dan emoqi yang immature. Ini juga dianggap salah. Jadi.....
 dilematis sekali. Keras salah....., lembek salah. Kecepatan salah.....,
 terlambat lebih salah lagi. Untuk posting posting yang menyudutkan TDA,
 berdiam diri menerima tuduhan..., berarti image buruk akan melekat. Di
 jawab ( sesuai kapasitas jati diri perwira muda Alengka ) pasti akan
 jadi ramai. Karena itu.... entahlah, what ever will be..., will be. What
 ever must be... must be. Kepada Mu lah, kami mohon pertolongan.

 Yang perlu kami sampaikan sementara ini pada para netters adalah, figure
 GM TDA tidaklah bodoh-bodoh dan kasar-kasar amat seperti yang para
 netters sampaikan, walau itu mungkin memang ada dan bagian dari kami.
 Karena itu dalam azas netralitas dan praduga tak bersalah, dan tanpa
 memasukkan confounding factor kedalam analisis saudara (variabel
 moralitas, vested interest, kepentingan kelompok / golongan dll ),
 please....., sementara kami melakukan introspeksi dan konsolidasi ke
 dalam, mohonlah agar para netters tidak terlalu mendiskreditkan pimpinan
 dan institusi TDA sampai paradigma baru TDA selesai digelar.

 Para netters pasti akan bilang : " Kalau senior tidak bisa salah, dan
 bebas berbuat apa saja, enak sekali dong ". Tidak kawan kawan...!
 Sebelum bisa mencapai tingkat pimpinan dan senior, hukum alam akan
 menyaring para candidat calon pimpinan TDA. Pimpinan, para senior, teman
 selighting, dan para junior akan melakukan seleksi yang bersifat
 piramidal, makin keatas makin ketat. Yang mana setiap candidat, akan
 difilter sesuai kemampuan kemiliterannya, leadership nya, kapasitas
 intelektualnya, produktifitas kerjanya, kemampuan problem solvingnya,
 sekaligus moralitas nya ( ketaatan agama, sifat materialistis, emoqi,
 perilaku sexual, dll ).

 Jelas, dalam perjalanan kariernya, akan kelihatan yang mana loyang yang
 mana emas. Mana yang karbitan, mana yang perwira sejati.Memang no body
 is perfect. Tapi minimal pimpinan-pimpinan TDA sudah melalui tahapan
 proses seleksi yang amat sulit. Coba perhatikan contoh ilustrasi berikut
 ini. Seorang perwira muda dari suatu satuan tempur menerima gaji 460
 ribu kuna sebulan, tanpa sampingan lain. Berhemat dan bersakit sakit,
 dia harus menghidupi istri dan anak anak yang masih kecil kecil. Untuk
 achievement diri, di masa damai dia harus berlatih/ melatih kemiliteran
 8 jam sehari sekaligus membaca buku/ media informasi 4 jam semalam.
 Sementara dimasa krisis ini, ia harus siaga satu 24 jam, demi keamanan
 kerajaan Alengka ini. Sebagai seorang perwira muda yang idealis, yang
 punya kejujuran moral dan intelektual, yang memegang teguh disiplin dan
 norma norma hidup yang berlaku, yang tidak membenarkan pengijonan GM TDA
 oleh konglomerat/ kelompok berkepentingan, yang tidak menerima KKN
 sebagai bagian dari hidup dll dll. Tantangan apa yang akan dia hadapi?

 Pertama adalah masalah financial keluarga. Kedua, masalah pengembangan
 diri yang membutuhkan waktu dan uang untuk baca dan beli buku/ media
 informasi/ agar senantiasa mampu mengikuti paradigma dan nilai baru.
 Ketiga adalah masalah moral, baik - buruk, benar - salah, dan gejolak
 batin yang dialaminya dalam melaksanakan perintah atasan. Keempat,
 kemampuan mengontrol anak buahnya agar tidak berbuat hal hal yang
 menyimpang dari norma hukum dan agama. Kelima , tetap taat menjalankan
 ajaran agama dan rukun iman nya.

 Bagaimana proses penyaringan itu berlangsung ?. Sederhana sekali. Hukum
 alam. Jika dari awal perwira ini sudah memikirkan materi melulu,
 sehingga demi materi, keluar dia melakukan kolusi, kedalam dia lakukan
 korupsi, maka tidak akan lama dia pasti mentok di kotak pos 5000, di PM
 atau di kucilkan oleh anggotanya.

 Jika dia tidak mengisi diri dengan perkembangan dunia modern, paradigma
 baru, management of change, kemampuan bahasa dan penguasaan kondisi
 sosial politik terakhir....., sampai level tertentu dia pasti terpaksa
 jalan ditempat. ( Otak lebih penting dari otot, men...!)

 Jika moralnya rendah, reality thinking abilitynya terganggu dalam
 menilai baik - buruk, benar - salah, sehebat dan sepintar apapun
 dirinya, pasti akan disisihkan oleh lingkungan. Banyak studi kasus
 membuktikan.

 Juga bila dia tidak mampu memimpin anak buahnya, sehingga anak buahnya
 menjadi uncontrolable, maka setiap tindakan apapun yang dilakukan anak
 buahnya, diketahui atau tidak diketahui oleh nya, adalah menjadi
 tanggung jawab nya, dan dia harus siap-siap dicopot untuk itu.

 Begitu juga jika dia tidak taat menjalankan agamanya, penuh dosa dan
 angkara murka, setiap dia terjun, menyelam, dan melakukan tugas tugas
 operasi, Tuhan telah mencatat namanya,pada setiap peluru, batu, jeram
 dan payung yang dia pakai/ lalui. Masih beranikah dia berbuat dosa...?
 Semua terpulang kembali ke individunya.

 Belum lagi faktor prestasi kerja, produktifitas kerja, dan faktor
 acceptability oleh lingkungan masyarakat, ulama, birokrat / teknokrat
 dan intelektual, yang semua gabung jadi satu, adalah seleksi alam yang
 harus dilalui.

 So... para netters, mudahkan untuk menjadi pimpinan TDA ?. Yes or no,
 the answer is not that simple, my friends. The answer still going in the
 wind. Karena itu, walau pimpinan kami saat ini mungkin tidak sesempurna
 keingin saudara sekalian, minimal beliou adalah hasil seleksi, baik
 alam atau artificial, yang terbaik.

 Coba panggil itu Patih, sebut saja Bambang Silo Prangkolono sebagai
 contoh. Apakah ada cacat beliou. Perwira Alengka tidak nemu.
 Kelemahannya mungkin hanyalah, dia adalah pelari marathon jarak jauh
 yang tahu atur napas kapan dia harus santai, kapan dia harus sprint.
 Sehingga bagi orang tertentu yang ingin dia sprint pada moment yang
 dirasa beliou belum tepat, menganggap beliou ayam sayur.Entahlah.Yang
 jelas, In the name of Him, I still see the prospect.

 ( Bersambung )


1