Merubah gaya bahasa dalam tulisan agar tidak mudah dikenali, lebih
sulit
dari pada menuangkan isinya. Tetapi menahan diri untuk tetap
cool....,
jauh lebih sulit lagi. Yang paling sulit dari semua yang tersulit
adalah
menulis posting ini dengan bijaksana agar tetap dalam rambu-rambu
corridor sapta sila Tentara Diraja Alengka. ( TDA )
Banyak posting yang dikirim para netters, meminta agar peran TDA,
ditinjau atau bahkan direformasi. Menarik sekali permintaan tersebut.
Akan kami pikirkan. Begitupun, mungkin baik bagi para netters
untuk coba
mengerti wacana pemikiran Generasi Muda Tentara Diraja Alengka
( GM TDA
)dan posting-posting Perwira Alengka ( PA )selanjutnya dapat
digunakan
sebagai variabel pembanding dalam menulis analisis tentang TDA.
Pro kontra atas posting, biasa. Lebih banyak kontra sudah diprediksikan.
Jika premis pertama : "Diam adalah pembenaran terhadap semua
tuduhan",
maka premis keduanya : " NATO, dapat kami benarkan". Tetapi kompleksitas
kehidupan Alengka tentu tidak sesederhana itu. Dalam era tranfor
informasi plus reformasi total yang terjadi disegenap slagorde
Alengka
kini, it`s time for us to facing all the rumoursyang menyudutkan
TDA.
It`s time for Perwira Alengka, being pro-active, tampil kedepan
untuk
menempatkan wacana dan keluas-dalaman pemikiran GM TDA pada posisi
yang
sebenarnya. Segmentasi audince via media alternatif sebenarnya
sangat
high-risk for Perwira Alengka, for the sake of his life, for
his
carrier, and for his future. Tetapi apalah arti satu orang perwira
rendahan seperti Perwira Alengka ini, dibanding citra TDA khususnya
dan
nama Alengka umumnya in the views of dunia perwayangan whole
worlds.
Perlu para netters ketahui, dengan adanya pergeseran nilai-nilai
baru
yang berlangsung beberapa tahun terakhir ini, GM TDA modern memegang
beberapa pilar utama sebagai tonggak pandang yang merupakan
pengejawantahan pemikiran MahaPatih Alengka sesepuh pendiri TDA.
Pilar
pilar tersebut dalam bahasa posmonya ( post-modern ) adalah :
Pertama,
pilar moral ( kejujuran, kebenaran dan keadilan ). Kedua adalah
pilar
rasionalitas / kapasitas intelektual yang optimal plus kinerja
maksimal.
Ketiga adalah pilar disiplin, dedikasi / loyalitas dan kesetiaan.
Dengan
sasaran---- keamanan dan kesejahteraan masyarakat Alengka ( yang
kini
kembali ke Nadir lagi ).
Jika pemikir ekonomi seperti Adam Smith, Thomas Malthus, Walrus,
Vilfredo Pareto sampai Keynes saja bisa salah dalam menyusun
konsep
ekonomi makro yang menjadi pegangan para ekonom dunia, ( berakibat
hancurnya perekonomian beberapa negara Eropah/ Amerika Latin
/ Asia
umumnya dan Indonesia khususnya), maka bisa dimaklumi bila visi
pendiri
TDA dalam menyusun konsep ketentaraan Alengka yang sebenarnya
sudah
cukup jauh kedepan, tetap belum mampu untuk mengikuti perobahan
paradigma yang bergeser begitu cepat sesuai management of change.
Salah satu nilai universal yang TDA adop dari Buku Putih Tentara
Sejagad, adalah : "Rule number one : Senior can do no wrong".
"Rule
number two : If the senior wrong, see rule number one." Nilai
ini begitu
mendarah daging dalam kehidupan TDA, yang akhirnya memang menjadi
kekuatan institusi TDA, yang sekaligus juga merupakan kelemahannya.
Kekuatannya adalah, jika pimpinan TDA baik, seluruh rantai komando
akan
menjadi baik. Outcomenya, citra TDA juga baik. Sebaliknya, kelemahannya
adalah jika pimpinan TDA sedikit ragu, maka semua rantai komando
juga
akan ragu. Ragu memang adalah ciri orang pintar. Begitupun, dengan
keraguan itu, ada saja protes yang timbul dan mengaitkan keraguan/
kehati-hatian tersebut dengan analisa simulakrum yang penuh intrik
dan
kecurigaan.
Sementara bersebrangan dengan itu, ketegasan, kecepatan mengambil
inisiatif, dan sikap proaktif radikal seolah menunjukkan ambisi,
sifat
agresif dan emoqi yang immature. Ini juga dianggap salah. Jadi.....
dilematis sekali. Keras salah....., lembek salah. Kecepatan salah.....,
terlambat lebih salah lagi. Untuk posting posting yang menyudutkan
TDA,
berdiam diri menerima tuduhan..., berarti image buruk akan melekat.
Di
jawab ( sesuai kapasitas jati diri perwira muda Alengka ) pasti
akan
jadi ramai. Karena itu.... entahlah, what ever will be..., will
be. What
ever must be... must be. Kepada Mu lah, kami mohon pertolongan.
Yang perlu kami sampaikan sementara ini pada para netters adalah,
figure
GM TDA tidaklah bodoh-bodoh dan kasar-kasar amat seperti yang
para
netters sampaikan, walau itu mungkin memang ada dan bagian dari
kami.
Karena itu dalam azas netralitas dan praduga tak bersalah, dan
tanpa
memasukkan confounding factor kedalam analisis saudara (variabel
moralitas, vested interest, kepentingan kelompok / golongan dll
),
please....., sementara kami melakukan introspeksi dan konsolidasi
ke
dalam, mohonlah agar para netters tidak terlalu mendiskreditkan
pimpinan
dan institusi TDA sampai paradigma baru TDA selesai digelar.
Para netters pasti akan bilang : " Kalau senior tidak bisa salah,
dan
bebas berbuat apa saja, enak sekali dong ". Tidak kawan kawan...!
Sebelum bisa mencapai tingkat pimpinan dan senior, hukum alam
akan
menyaring para candidat calon pimpinan TDA. Pimpinan, para senior,
teman
selighting, dan para junior akan melakukan seleksi yang bersifat
piramidal, makin keatas makin ketat. Yang mana setiap candidat,
akan
difilter sesuai kemampuan kemiliterannya, leadership nya, kapasitas
intelektualnya, produktifitas kerjanya, kemampuan problem solvingnya,
sekaligus moralitas nya ( ketaatan agama, sifat materialistis,
emoqi,
perilaku sexual, dll ).
Jelas, dalam perjalanan kariernya, akan kelihatan yang mana loyang
yang
mana emas. Mana yang karbitan, mana yang perwira sejati.Memang
no body
is perfect. Tapi minimal pimpinan-pimpinan TDA sudah melalui
tahapan
proses seleksi yang amat sulit. Coba perhatikan contoh ilustrasi
berikut
ini. Seorang perwira muda dari suatu satuan tempur menerima gaji
460
ribu kuna sebulan, tanpa sampingan lain. Berhemat dan bersakit
sakit,
dia harus menghidupi istri dan anak anak yang masih kecil kecil.
Untuk
achievement diri, di masa damai dia harus berlatih/ melatih kemiliteran
8 jam sehari sekaligus membaca buku/ media informasi 4 jam semalam.
Sementara dimasa krisis ini, ia harus siaga satu 24 jam, demi
keamanan
kerajaan Alengka ini. Sebagai seorang perwira muda yang idealis,
yang
punya kejujuran moral dan intelektual, yang memegang teguh disiplin
dan
norma norma hidup yang berlaku, yang tidak membenarkan pengijonan
GM TDA
oleh konglomerat/ kelompok berkepentingan, yang tidak menerima
KKN
sebagai bagian dari hidup dll dll. Tantangan apa yang akan dia
hadapi?
Pertama adalah masalah financial keluarga. Kedua, masalah pengembangan
diri yang membutuhkan waktu dan uang untuk baca dan beli buku/
media
informasi/ agar senantiasa mampu mengikuti paradigma dan nilai
baru.
Ketiga adalah masalah moral, baik - buruk, benar - salah, dan
gejolak
batin yang dialaminya dalam melaksanakan perintah atasan. Keempat,
kemampuan mengontrol anak buahnya agar tidak berbuat hal hal
yang
menyimpang dari norma hukum dan agama. Kelima , tetap taat menjalankan
ajaran agama dan rukun iman nya.
Bagaimana proses penyaringan itu berlangsung ?. Sederhana sekali.
Hukum
alam. Jika dari awal perwira ini sudah memikirkan materi melulu,
sehingga demi materi, keluar dia melakukan kolusi, kedalam dia
lakukan
korupsi, maka tidak akan lama dia pasti mentok di kotak pos 5000,
di PM
atau di kucilkan oleh anggotanya.
Jika dia tidak mengisi diri dengan perkembangan dunia modern,
paradigma
baru, management of change, kemampuan bahasa dan penguasaan kondisi
sosial politik terakhir....., sampai level tertentu dia pasti
terpaksa
jalan ditempat. ( Otak lebih penting dari otot, men...!)
Jika moralnya rendah, reality thinking abilitynya terganggu dalam
menilai baik - buruk, benar - salah, sehebat dan sepintar apapun
dirinya, pasti akan disisihkan oleh lingkungan. Banyak studi
kasus
membuktikan.
Juga bila dia tidak mampu memimpin anak buahnya, sehingga anak
buahnya
menjadi uncontrolable, maka setiap tindakan apapun yang dilakukan
anak
buahnya, diketahui atau tidak diketahui oleh nya, adalah menjadi
tanggung jawab nya, dan dia harus siap-siap dicopot untuk itu.
Begitu juga jika dia tidak taat menjalankan agamanya, penuh dosa
dan
angkara murka, setiap dia terjun, menyelam, dan melakukan tugas
tugas
operasi, Tuhan telah mencatat namanya,pada setiap peluru, batu,
jeram
dan payung yang dia pakai/ lalui. Masih beranikah dia berbuat
dosa...?
Semua terpulang kembali ke individunya.
Belum lagi faktor prestasi kerja, produktifitas kerja, dan faktor
acceptability oleh lingkungan masyarakat, ulama, birokrat / teknokrat
dan intelektual, yang semua gabung jadi satu, adalah seleksi
alam yang
harus dilalui.
So... para netters, mudahkan untuk menjadi pimpinan TDA ?. Yes
or no,
the answer is not that simple, my friends. The answer still going
in the
wind. Karena itu, walau pimpinan kami saat ini mungkin tidak
sesempurna
keingin saudara sekalian, minimal beliou adalah hasil seleksi,
baik
alam atau artificial, yang terbaik.
Coba panggil itu Patih, sebut saja Bambang Silo Prangkolono sebagai
contoh. Apakah ada cacat beliou. Perwira Alengka tidak nemu.
Kelemahannya mungkin hanyalah, dia adalah pelari marathon jarak
jauh
yang tahu atur napas kapan dia harus santai, kapan dia harus
sprint.
Sehingga bagi orang tertentu yang ingin dia sprint pada moment
yang
dirasa beliou belum tepat, menganggap beliou ayam sayur.Entahlah.Yang
jelas, In the name of Him, I still see the prospect.
( Bersambung )