Membaca berbagai opini dan komentar dari saudara sebangsa (baik
dari
etnis Jawa, Aceh maupun Cina) mengenai kisruh pembauran Cina
kedalam
negara Indonesia.
Saya lihat ada beberapa yang mengajukan komentar dengan nada
yang
seperti;
1. Dari Saudara Ditto dan kawan-kawannya selalu membanggakan
bahwa
pribumi orangnya pada jujur dan non KKN (dengan menekankan Cina
orangnya suka KKN dan menghalalkan segala cara)
2. Sebagian yang membalas komentar Ditto ada yang bernada sebaliknya
dari Ditto dengan mengagungkan etnis Cina dalam berbagai hal.
3. Ada juga yang pasrah dan terima nasib apabila etnis cina tidak
diperlakukan dengan baik di negara ini sebaiknya angkat kaki
saja.
(Ingat tidak hanya kaki tapi juga uang dan human resourcesnya
yang
sangat dibutuhkan negara kita saat ini).
Saya sih berpendapat bahwa kisruh pembauran Cina ini adalah bermula
dari kegagalan orde baru (yang kurang cerdas) atau memang sengaja
memperlakukan politik pemecahan antara etnis dan agama supaya
ada yang
disalahkan kalau terjadi kegagalan pemerintahan.
Apabila kita melihat Hong Kong dan Singapura dimana kedua negara
tersebut memiliki GDP/capita yang lebih tinggi dari Inggris.
Pemerintah nya terdiri dari orang-orang CINA TULEN, and rakyatnya
pun
CINA TULEN.
Tapi herannya kok tingkat korupsi di Singapura dan Hong Kong
adalah
yang terendah didunia (dari beratus negara). Sedangkan Indonesia
adalah yang tertinggi ke dua. (Bayangkan rentang jaraknya yang
seperti
Syurga dan Neraka). Kalau saya keluar negeri, saya ini malu
menyebutkan saya dari Indonesia karena terkenalnya bukan tembakau
atau
kopi tapi JAGO KKN (karena pemerintah kita).
Kalau korupsi ini biasanya menyangkut pemerintahannya. Tapi sialnya,
kenyataannya yang berlomba-lomba duduk dipemerintahan Indonesia
ini
adalah kebetulan orang-orang dari non-etnis Cina. Jadi etnis
Cina juga
beruntung karena memang tidak pernah diijinkan oleh orde baru
sehingga
KKN itu adalah ditudingkan kepada siapa?
Kalo orang cina jago KKN (premis dari Ditto), kenapa tidak terjadi
super KKN yang hebat dan merajalela di Hong Kong dan Singapura
dimana
pemerintah dan rakyat adalah CINO TULEN. Pikirkanlah baik-baik.
Saya bependapat janganlah mempersoalkan etnis, karena semua orang
itu
berdosa. Bangsa kita ini sekarang sangat tergantung kepada pimpinan
bangsa kita yaitu presiden dan menteri-menterinya untuk menghapus
KKN
dalam rangka reformasi.
Kalau mereka ini masih mempunyai self-interest yang jauh melebihi
kecintaan kepada negara kita. Anda dan saya, baik anda cino,
jawa
maupun batak harus terima nasib seperti negara-negara Afrika
yang
tetap miskin walaupun banyak berlian dan minyak karena tindakan
amoral
dan selfinterest dari pimpinan mereka.
Jadi, tuntutlah pemerintahan yang baik, bersih dan cerdas yang
bisa
memanfaatkan berbagai kekuatan etnis, ekonomi, dan resources
Indonesia
untuk tujuan kemakmuran bersama.
ANALOGI:
Satu keluarga yang mempunyai lima anak, Anak pertama jago main
drum,
kedua gitar, ketiga angklung, keempat trompet, dan kelima piano
jazz.
Karena piano jazz agak populer dikota itu, maka anak terkecil
mendapat
pendapatan lebih baik. Oleh karena berpendapatan lebih rendah,
ke
empat anak lainnya menjadi marah dan setuju untuk menganiaya
anak
terkecil karena bakat dan talenta dalam main piano jazz.
Ayahnya juga ikut setuju anak terkecilnya di aniaya dan diperkosa
oleh
saudaranya karena bakatnya main piano dan berpenghasilan lebih
dari
saudaranya. Akhirnya anak terkecil tersebut meninggal karena
dipukulin
dan diperkosa.
Alangkah baiknya apabila AYAH yang BIJAKSANA dapat mengumpulkan
semua
bakat kelima anak secara bersama dan mendirikan sebuah BAND
atau
Konser musik yang bermain dikota tersebut untuk mendapatkan
pendapatan
lebih untuk keluarga sehingga semuanya menjadi lebih baik.
Sebagai anak terkecil yang naif pasti mau ikut mendengar nasihat
Ayahnya untuk ikut serta dalam BAND keluarga tersebut.
Analogi ini tidaklah berlebihan kalau kita boleh menyalahkan
pemerintah kita sebagai bapak seluruh etnis yang begitu tidak
mengerti
memanfaatkan bakat, talenta dan resources dari seluruh rakyatnya.
Berdoalah untuk pemerintah yang lebih pinter dan cerdas dalam
memanfaatkan atau memanage seluruh alam, kekayaan, talenta dan
bakat
dari rakyatnya. Jangan goblok seperti negara-negara Afrika yang
sibuk
perang saudara karena self-interest yang berlebihan.
Well, kalau ada yang mau mengomentarin, tolong saya diemail,
dengan
senang hati saya mau berdiskusi dengan anda tanpa melihat etnis
apapun
anda, karena kita ini saudara-saudara yang berada didalam
keluarga
AYAH yang goblok tersebut.