Isteri : Jam berapa kau pulang tadi malam?
Suami : Jam setengah dua belas.
Isteri : Setengah dua belas? Saya masih nonton TV waktu itu, dan saya tidak
melihat kau datang.
Suami : Isteriku, tahukah kau berepa setengah dari dua belas?
Suami : (Melalu telepon). Sayang, ada berita gembira. Kau masih ingat mengenai
opera yang kau begitu rindu untuk melihatnya itu? Nah, saya baru saja
membeli karcisnya.
Isteri : Aduh, terimakasih sayang. Aku akan mulai berdandan.
Suami : Itu lebih baik, sebab opera itu akan berlangsung besok.
"Selama delapan belas tahun..... Bayangkan, selama belasan tahun.... saya dan dia
menjalani hidup suami isteri yang paling bahagia di dunia ini, sampai kemudian....."
"Sampai kemudian, apa.......?"
"Sampai kemudian kami menikah!"
"Isteri saya sangat rajin mengurus rumah," Kata James dengan bangga.
"Setiap hari lantai dipel, tempat sampah dibersihkan, kamar mandi disikat...."
"Itu sih belum apa-apa," kata Frank. "Setiap malam, saya terbangun hendak
kencing ke kamar mandi. Jika saya kembali dari kamar madi, sprei sudah di ganti oleh
isteri saya."
Sepasang suami istri sedang mengendarai mobilnya kepasar. Udara sangat panas dan kaca
jendela tertutup. "Sayang," kata suaminya, "Tolong turunkan kaca
jendela."
"Lalu, semua orang akan tahu bahwa mobil kita tidak punya AC? Kau gila, apa?"
Seorang Ibu dan putranya sedang mencuci piring sementara sang
ayah dan puterinya sedang nonton TV di ruang santai. Tiba-tiba terdengar dentingan piring
pecah, lalu kebisuan.
Si anak perempuan memandang ayahnya dan berkata, "Pasti ibu yang memecahkan."
"Bagaimana kau bisa tahu?"
"Sebab ibu tidak mengatakan apapun."
"Ibu," tanya seorang gadis cilik," Apakah semua dongeng dimulai dengan pada
suatu masa?"
"Tidak, sayang," sahut si ibu. "Kadang-kadang mereka dimulai dengan
"Manis, hari ini saya akan pulang agak malam dari kantor."
Seorang ibu membelikan anaknya sebuah pakaian pesta Hallowen seharga 50 dollar untuk
menakut-nakuti teman-temannya. "Apakah saya boleh melepas label harganya?" tanya
si anak.
"Biarkan saja menempel disitu," jawab ibunya, "Kita juga hendak
menakut-nakuti ayah."
Seorang wartawan mewawancarai bekas peragawati untuk mengetahui lebih jauh mengenai
kehidupan pribadi wanita tersebut. "Apa maksud anda dengan mengatakan bahwa cinta
anda terhadap suami anda adalah cinta pada pandangan kedua? Biasanya orang mengatakan
cinta pada pandangan pertama."
"Hmmm, pada waktu pandangan pertama, saya sih belum melihat mobil BMW-nya..."
Suami : Manis, kurasa empat kipas angin yang menyala sepanjang hari adalah
sesuatu yang berlebihan.
Istri : Jangan khawatir, sayang. kipas itu bukan milik kita. saya meminjamnya
dari tetangga.
Suatu hari dengan bangga seorang isteri menyambut suaminya. Dengan tidak sabar begitu
mendengar derum suara mobil suaminya di halaman, sang isteri langsung keluar menyambut.
"Suamiku, masih igatkah kau akan pelajaran-pelajaran ekonomi yang selama ini kita
berikan kepada anak kita itu?"
"Ya, ya, saya masih ingat."
"Nah pelajaran itu kini mulai memberi manfaat. Hari ini anak kita berkata bahwa
sebagai hadiah ulang tahun, ia hanya minta sebuah hadiah yang harganya tidak lebih dari
tiga ribu rupiah."
"Oh, ya?!, ujar suaminya dengan nada tak percaya. "Hadiah apa yang
diinginkannya?"
"Hanya sebuah benda kecil," kata isterinya. "Ia ingin minta duplikat kunci
mobil."
Sepasang orang tua dari seorang anak yang luar biasa nakal sedang bertukar pikiran
mengenai apa yang paling tepat mereka berikan sebagai hadiah ulang tahun anaknya itu.
Ibunya mengusulkan. "Mari kita berikan dia sepeda."
"Hmm," kata si ayah, "Boleh-boleh saja. Tapi apakah sepeda itu membuat dia
menjadi lebih baik?"
"Mungkin tidak," jawab si ibu. "Tapi paling tidak, kenakalannya itu bisa
menyebar lebih rata, tidak hanya di rumah ini."
Seorang nyonya rumah mulai cemas. Sampai waktu yang biasa, suaminya yang bermain golf tak
juga kunjung pulang. Dan semakin malam ia semakin cemas. Tapi untunglah, menjelang jam
delapan, ia mendengar derum mobil suaminya di halaman.
"Apa yang terjadi?" tanyanya. "Biasanya kau telah tiba di rumah dua jam
yang lalu."
"Temanku Harry mendapat serangan jantung pada hole yang ketiga," sahut suaminya.
"Aduh, sedihnya, kata si istri.
"Ya, sedih," sahut sang suami, "Sebab sepanjang siang tadi kerjaku hanya
memukul bola, menyeret Harry, memukul bola, menyeret Harry, memukul bola........"
Nyonya I : Tahukah kau, bahwa sayalah yang membuat suami saya ini menjadi
Jutawan?
Nyonya II : Oh, ya?! Tadinya dia bagaimana?
Nyonya I : Tadinya dia adalah milyuner.
Ayah I : Anak-anak saya selalu mengikuti apa yang saya perintahakan.
Ayah II : Apa sih rahasianya?
Ayah I : Gampang saja, saya memerintahkan hanya yang mereka senangi saja.
Seorang wanita tak henti-hentinya bertanya kepada supir bus, apakah mereka sudah tiba di
kota Rendl. Begitu seringnya wanita itu bertanya, sehingga akhirnya si supir menjadi gugup
dan nyaris melewati kota yang dimaksud. Ia minta maaf kepada semua penumpang, lalu berkata
kepada wanita itu, "Inilah kota yang anda tuju. Silahkan turun!"
"Lho, siapa yang mau turun?"
"Anda bukan?!"
"Oh, tidak," ujar wanita itu. "Kata puteri saya, saya harus memakan pil
saya ini setelah bus sampai di kota ini."
Joan : Saya sekarang mulai senang mengumpulkan barang antik.
Erika : Sudah saya duga sebelumnya, waktu saya pertamakali melihat suamimu.
"Hallo, sayang. Apa kabar di kantor hari ini?"
"Biasa. Dan bagaimana dirumah?"
"Eh, begini, George....eh, bagaimana ya harus saya katakan?......Berapa anak kita,
sayang....."
"Apa-apaan ini, Joan? Guyon?"
"Tidak, George. Saya hanya ingin sedikit berdiplomasi. Berapa ya, anak kita?"
"Empat! Astaga! jadi......"
"Jadi, sayang, tiga dari mereka tidak tertabrak mobil! bukan kah itu sangat
baik?!"
Anak remaja : Ayah...
Ayah : Ada apa, nak?
Anak remaja : Apakah dulu ayah bercinta seumur saya ini?
Ayah : Benar, nak. Jadikanlah pengalaman buruk ayah sebagai pelajaran
untukmu.
Anak remaja : Lho, memang kenapa?
Ayah : Karena akhirnya terpaksa ayah menikah dengan ibumu.
Suatu sore Max melihat isterinya sedang mencat salah satu sisi mobil mereka dengan cat
warna biru. sedangkan sisi yang lain baru selesai dicat dengan warna kuning.
"Apa sih yang kamu kerjakan ini?" tanya Max.
"Begini," ujar isterinya, "Kamu tahu sudah beberapa kali saya menabrak
mobil orang. Selama ini saya selalu tak bisa membantah saksi-saksi di pengadilan. Nanti
kalau ada kecelakaan lagi kamu lihat. Orang pasti bingung untuk memberi kesaksian mobil
warna apa yang menabrak.
Horward dan Horace sedang bermain golf ketika iring-iringan mobil pengantar jenazah
melintas tak jauh dari hole ke-sembilan. Horace tiba-tiba berhenti bermain, membuka topi
dan berdiri tegak memandang iring-iringan itu.
"Hebat juga sikapmu terhadap orang meninggal," komentar Horward.
"Ah, tidak terhadap semua yang meninggal," sahut horace. "Saya rasa seorang
suami yang baik wajar memberikan penghormatan terakhir terhadap jenazah isterinya."
Seorang nyonya rumah tangga bertanya kepada pembantunya, "Ani, apa kerja
suamimu?"
"Yah, begitu-begitulah nyonya."
"Jadi maksudmu, dia tidak bekerja?"
"Tidak nyonya."
"Jadi maksudmu hanya kau yang berjuang mencari hidup?"
Si pembantu tersenyum. "Ya, nyonya. Bolehlah saya katakan sayalah yang mencari hidup,
tapi dialah yang membuat hidup ini jadi bermakna."