Tiga orang meninggal dan pergi ke sorga. Pada saat kedatangan
mereka, Santo Petrus bertanya kepada pria pertama apakah ia setia kepada isterinya. Pria
ini mengaku hubungan gelap dua kali selama berumah tangga. Santo Petrus mengatakan
kepadanya bahwa ia mendapat sebuah mobil kecil untuk dikendarai di sorga.
Kemudian Santo Petrus bertanya kepada pria ke dua apakah ia setia kepada isterinya, dan
orang ini mengaku melakukan hubungan gelap sekali. Santo Petrus mengatakan kepadanya bahwa
ia mendapat sebuah mobil ukuran sedang.
Pria ketiga ditanya pula mengenai kesetiaannya, dan ia mengatakan kepada Santo Petrus
bahwa sampai ia meninggal ia jujur kepada isterinya. Santo Petrus memujinya dan memberikan
sebuah mobil mewah kepadanya.
Seminggu kemudian ketiga orang itu sedang berkeliling dengan mobil masing-masing dan
ketiganya berhenti pada saat lampu lalu lintas menyala merah. Pria yang bermobil kecil dan
sedang itu berpaling karena melihat pria yang bermobil mewah sedang menagis. Mereka
bertanya apa gerangan yang terjadi, padahal ia menegendarai mobil mewah.
"Aku baru saja menyalip isteriku," ia berkata sedih kepada kedua temannya,
"dan ia menggunakan sepatu roda."
Michele, gadis model yang cantik jelita itu berlari-lari naik ke
studio Benoit, pelukis terkenal itu. Untuk melanjutkan lukisan bugilnya yang sedang dalam
pengerjaan.
"Selamat pagi, Michele," kata Benoit dengan wajah lesu. "Tenang, tenang,
jangan lepas dahulu pakaianmu. saya tidak mempunyai mood pagi ini. Duduklah. Kita
ngobrol-ngobrol sambil monum kopi.
Mereka sedang asyik ngobrol, ketika tiba-tiba terdengar suara kaki melangkah di tangga,
Benoit si pelukis memasang telinga baik-baik, meletakan cangkirnya dan menyambar kuasnya.
"Itu isteriku. Cepat, Michele. Buka pakaianmu!"
"Kawan, saya masih tak habis heran," kata Archibald
kepada Shelby sahabatnya ketika mereka bertemu di lapangan golf pagi itu.
"Apa yang membuatmu begitu heran?"
"Begini....Tadi pagi isteriku kurang enak badan. Karena itu aku terlambat masuk
kantor, dan terpaksa membantunya bekerja di rumah. Lalu terdengar pintu di ketuk. Tukang
susu langganan kami muncul di pintu. Karena saat itu aku sedang bekerja hanya memakai
celana dalam, maka aku langsung menyambar daster isteriku yang kebetulan ada di dekatku,
lalu memakainya. Begitu aku membuka pintu, si pengantar susu langsung memeluku dan
merebahkan aku di sofa..."
"Lalu?"
"Si gila itu memeluk dan menciumi aku."
"Lalu?"
"Lalu, bayangkanlah betapa kebetulannya semua itu. Baju isteriku tentu sama seperti
baju isteri pengantar susu itu, ya?"
Nyonya Corrigan baru saja menikah dan kini ia sedang sibuk menata rumahnya. Suatu pagi ia
melihat ada bekas tangan pada pintu yang baru saja dicat kemarin sore. Dengan masih
berpakaian gaun tidur yang tipis si nyonya berlari menjumpai tukang catnya yang sedang
sibuk mengecat ruang tamu.
"Maaf, Tuan Karpinsky," katanya, "Coba tuan datang ke kamar saya dan
lihatlah bekas di mana tadi malam suami saya meletakan tangannya."
Mata si tukang cat berbinar-binar.
"Saya mau saja, nyonya," katanya, "Tapi biarlah saya selesaikan dahulu
pekerjaan yang tinggal sedikit ini."
Dua orang salesman keliling sedang menawarkan barangnya di
sebuah daerah pedesaan. Tiba-tiba mobil mereka mogok. Mereka berjalan ke suatu rumah yang
agak besar dan mengetuk pintunya. Seorang janda cantik menjawab dan mengatakan bahwa
mereka boleh bermalam di situ, sementara orang-orang upahannya akan mereparasi mobil yang
mogok itu.
Beberapa bulan kemudian salah seorang dari salesman itu menerima bungkusan yang berisi
dokumen. Setelah meneliti isinya, ia segera memanggil temannya.
"Ketika pergi kepedesaan dulu," katanya, "Apakah engkau menyelinap ke kamar
janda itu pada malam harinya?"
"Iya," jawab temannya.
"Apakah engkau menggunakan namaku?"
"Mengapa? Memang benar, tapi bagaimana kau bisa tahu?"
"Janda itu meninggal dan mewariskan tanah hak miliknya kepadaku."
"Hallo, apakah ini Jack?"
"Ya."
"Ini Horward, Jack. Hei, dengar ! Bisakah kau ikut bermain poker malam Minggu
ini?"
"Coba saya lihat kalender sebentar..... Wuah, maaf, Horward, saya tidak bisa ikut.
Bobrovnich, pemain biola kenamaan itu menjadi bintang tamu dalam pagelaran Nem York
Philharmonic malam ini."
"Bagaimana kalo hari Selasa, Jack?"
"Sebentar.....Wuah,......Bobrovnich mengadakan pagelaran tunggal di Balai Music
Carnegie.
"Kalau begitu, bagaimana kalau dua minggu lagi dari sekarang?"
"Eh-oh-uh....oh, jangan. Dua minggu lagi Bobrovnich akan main di Pusat
Kesenian Lincoln."
"Astaga. Jack! Apa yang membuatmu begitu keranjingan untuk nonton permainan
Bobrovnich?"
"Terus terang saja. Howard. Saya sih belum pernah melihat dia bermain."
"Jadi?"
"Malam Bobrovnich mengadakan pagelaran adalah saat saya mengunjungi Natasha."
"Siapa pula Natasha itu?"
"Isteri Bobrovnich."
Holt : Saya telah menikah selama 28 tahun dan saya masih
mencintai wanita
yang sama.
Jhon : Bukan main!
Holt : Ya. Tetapi kalau isteri saya sampai tahu, maka saya pasti akan dibunuhnya.
"Jack pikun sekali akhir-akhir ini. Bayangkan, kemarin dulu
ia salah mencium isterinya."
"Apakah perempuan itu disangka isterinya?"
"Bukan, Perempuan itu memang isterinya."
Wanita muda : Perwira, ada seorang kelasi yang menyelinap ke
kamar saya
tadi malam.
Perwira jaga : Lalu, sebagai penumpang kelas III, siapa pula yang kau
harapkan, Kapten?!"
"Herb," kata Barnis kepada sahabatnya yang biasa minum
di bar, "Saya kawin dengan seorang wanita yang mempunyai saudara kembar. Bila saudara
kembar isteri saya itu menginap di rumah, maka kadang-kadang saya berbuat kesalahan.
Secara tak sengaja saya sering bermain cinta dengannya. Karena itu terpaksa saya minta
cerai."
"Saya masih belum mengerti mengapa kau bisa salah. Tentu harus ada perbedaan diantara
kedua wanita itu."
"Oh, jelas ada perbedaan. Dan karena perbedaan itulah, maka saya jadi minta
cerai."
Dua orang wanita sedang berbincang-bincang mengenai kehidupan
rumah tangga mereka.
"Saya sudah tidak tahu lagi, apa yang harus saya lakukan terhadap suami saya,"
kata wanita yang pertama. "Kau tahu? ia selalu menyelinap pulang kerumah setelah
lewat tengah malam."
"Suami saya dahulu juga demikian. Tapi kini ia sudah berubah." ujar wanita
kedua.
"Apa yang membuatnya berubah?"
Wanita kedua tersenyum. "Setiap kali ia mengendap-endap masuk ke rumah, saya akan
memanggil dengan manis' Albert, kaukah itu?"
"Hanya karena panggilan seperti itu?"
"Ya."
"Tapi saya belum mengerti mengapa ia jadi kapok pulang malam?"
"Sebab namanya adalah Mark."
Seorang wanita pergi mengunjungi dokter giginya dan mengeluhkan
giginya yang sakit. "Apakah gigi itu sakit sekali?" tanya si dokter gigi.
"Ya."
"Kalau begitu baiklah, Nyonya Brown," kata dokter kepada perawatnya, "Anda
boleh ke luar dan tinggalkan kami. Biarlah saya bereskan hal ini."
Perawat itu pergi dan tinggallah si dokter dengan pasiennya, berdua.
"Sayang," kata si dokter gigi seraya memeluk wanita itu, "Kita tidak bisa
terus-terusan bertemu dengan cara seperti ini."
"Mengapa tidak?" tanya si wanita manja.
"Sebab gigimu tinggal satu, yang terakhir."
Dokter dan isterinya sedang duduk-duduk di pantai ketika seorang wanita muda berbikini
melintas sambil melontarkan senyum pada dokter.
"Siapa itu?" tanya istri sang dokter dengan curiga.
"Saya kenal di tempat praktek," jawab si dokter itu.
"Di tempat praktek siapa? Di tempat praktekmu ata di tempat praktek wanita itu?"
Ellias : Isteriku betul-betul pembohong!
Daud : Apa bohongnya?
Ellias : Kemarin dia bilang pergi bersama Suzi, tetangga kami.
Daud : Lantas?
Ellias : Padahal Suzi semalaman bersama saya di motel.
Mauren si cantik jelita yang sedang tidur di sisi suaminya, sedang bermimpi luar biasa hebat. Ia bermimpi sedang bercumbu dengan seorang pria asing yang luar biasa gagahnya. Didalam tidurnya, Mauren merintih dan mengaduh dengan nikmatnya, tapi kemudian berseru tiba-tiba, "Astaga.... ada suara langkah kaki. Cepat! Suamiku datang!" Smith, suaminya, langsung melompat dari jendela.
Seorang wanita menelepon ke markas polisi, bahwa rumahnya disantroni seorang laki-laki
maniak seks. Tak lama kemudian polisi sudah sampai di tempat kejadian dan mulai
mewawancara si wanita itu.
"Sejak kapan orang ini masuk ke rumah nona?" tanya polisi itu.
"Hmm... sudah tiga hari yang lalu," sahut wanita itu.
"Lalu?" tanya si polisi lagi, dengan heran, "Mengapa nona baru menelpon
sekarang."
"Sebab saya harus yakin dulu, apakah pria ini benar-benar maniak seks atau
bukan."
"Ibu saya baru saja kawin lagi," ungkap si kecil Heather. "Jadi saya dapat
ayah baru."
"Siapa namanya?" tanya si kecil Margy.
"Hanley Droob," jawab Heather.
"Oh, dia ayah yang lucu," komentar Margy. "Kamu pasti akan menyukai
dia."
"Kok, kamu tahu?"
"Tentu saja tahu. Dia kan bekas ayah saya."
Dengan bangga seorang wanita memperlihatkan banyinya yang baru lahir pada temannya.
"Persis kan dengan ayahnya?"
"Benar, persis," jawab temannya. "Tapi kamu tak perlu terlalu kuatir.
Mudah- mudahan sesudah besar nanti dia masih bisa berubah."
Sarah sedang mengajak banyinya menghirup udara sore di kereta dorong ketika bertemu dengan
seorang teman lamanya.
Sambil memandang ke kereta dorong, teman lamanya itu memuji, "Bukan main cakepnya.
Persis seperti ayahnya."
"Saya rasa kamu benar," sahut Sarah. "Sayang sekali anak ini tidak mirip
dengan suami saya.
"Francoa," kata Marcel kepada rekan sekerjanya, "Saya hendak
bertanya...tapi maaf... pertanyaan ini terlalu pribadi. Saya harap kamu tidak
tersinggung...."
"Saya tersinggung ? terhadapmu Marcel? tak mungkin!"
"Kalau begitu, Francoa, apakah kau pernah melakukan hubungan seks dengan Melissa
operator telepon kita yang seksi itu.
"Marcel, aku mengaku. Tadi malam di apartemennya. Dan, astaga, Marcel... gadis yang
satu ini bukan main. Dibandingkan dengan isteriku, ia jauh lebih hangat."
Sebulan kemudian, Francoa datang ke kamar Marcel. Setelah menutup pintu dengan hati-hati,
ia bertanya, "Marcel, sahabatku,......Ada yang mengganjal hatiku....aku ingin
bertanya.....tapi kau jangan tersinggung....."
"Apa itu, Francoa? Bertanyalah."
"Begini, Marcel....Apakah kau pernah melakukan hubungan seks dengan Melissa operator
telepon yang kita bicarakan dulu?"
Mata Marcel berbinar-binar. "Oui, Dan Francoa, sahabatku, kau memang benar.
Dibandingkan dengan Melissa, isterimu memang tidak ada apa-apanya."
Seorang remaja putri mengeluh pada temannya. "Gila kemarin saya sampai pindah kursi
lima kali di bioskop."
"Kenapa?" tanya temannya. "Apakah ada yang mengganggumu?"
"Akhirnya sih, ya ada...?"