Sumbangan Tulisan


Assalamu'alaikum wr wb
Kami mengharapkan Sumbangan Tulisan/Artikel/Puisi Islami untuk memperkaya khasanah pengetahuan tentang Islam yang dapat meningkatkan ilmu dan wawasan jamaah serta pembaca Website ini.
Alamatkan tulisan Anda ke:
yahdi.geo@yahoo.com
atau Guestbook. Jazakumullahu khairan katsira. Amin.


Atribut Kepribadian Seorang Muslim - (Menurut Penjelasan Rasulullah saw)


(Kiriman DKM Murasallah - H Rudi Arfiansyah S Psy.)
MA'RIFAT (Kedalaman pengetahuan tentang Allah swt.) - adalah Modal seorang Muslim
PENGENDALIAN DIRI - ciri aktivitasnya
KASIH SAYANG - azas pergaulannya
KERINDUAN KEPADA ILLAHI - tunggangannya
DZIKIR - pelipur hatinya
KEPRIHATINAN - temannya
ILMU - senjatanya
SABAR - busananya
KESADARAN KELEMAHAN DIHADAPAN ALLAH - kebanggaannya
ZUHUD (tidak terpukau oleh kemegahan duniawi) - perisainya
KEPERCAYAAN DIRI - harta simpanan dan kekuatannya
KEBENARAN - andalannya
TAAT KEPADA ALLAH - kecintaannya
JIHAD - kesehariannya
SHALAT - buah mata kesayangannya
(Itulah sebagian simpul-simpul Taqwa)

Go Back

Nikmat, Cobaan, dan Syukur

(Buletin Al Ihsan No.02/l/1416H - Irwan Suwita)

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu memberitahukan kalau kamu bersyukur niscaya akan Aku tambah nikmat itu, dan apabila kamu tidak bersyukur sesungguhnya siksa-Ku sangat keras" (S Ibrahim:7).

Ulama terkenal, Yusuf Al Qardhawi mengelompokkan nikmat Allah swt. menjadi 7 macam:

  1. Nikmat Penciptaan Manusia.
  2. Nikmat Menjadi Mahluk Manusia.
  3. Nikmat Akal dan Perasaan.
  4. Nikmat Membedakan yang Baik dan yang Buruk.
  5. Nikmat Rezeki.
  6. Nikmat Iman dan Hidayah.
  7. Nikmat Persaudaraan dan Saling Mengasihi.

Hendaklah setiap manusia mempercayakan diri sepenuhnya kepada Allah swt. dan tetap berbaik sangka kepada Allah, bahwa Allah swt. tetap dan selalu memperhatikan dan menyayangi hambaNya dan segala yang ditimpakan kepada hambaNya adalah untuk kebaikannya pula. Oleh karena itu kita harus tetap mensyukuri segala nikmat yang kita terima, baik sedikit ataupun banyak. Semuanya adalah sebagai ujian atau cobaan belaka, kita harus percaya bahwa segala kejadian ada yang Maha Mengatur, ada Hikmah yang akan terbukti kemudian hari atau nanti akan dipertunjukkanNya pada Yaumal Akhir.

Go Back


Ummu Amarah - Wanita Pejuang Di Jalan Allah

(Suara Istiqamah No.21/Yl/96 - Yaya Hidayat)

Pada suatu musim haji, Ummu Amarah dan suaminya sepakat menemui Rasulullah saw. di Aqabah pada hari Tasyriq. Ghuzyah bin Amr, suami Amarah melihat isterinya beserta sorang wanita lagi bernama Ummu Mani' belum juga mendapat giliran melakukan baiat, berseru: "Ya Rasulullah, masih ada lagi dua orang wanita yang hadir bersama kami untuk ikut ber-baiat pada anda."

"Telah kuterima baiat mereka. Seperti baiat yang kuterima dari kalian. Aku tidak menjabat tangan wanita", jawab beliau.

Peran dan kedudukan wanita disamping laki-laki mendapat tempat yang sama terhormatnya disisi Allah swt. bahkan Ummu Amarah sering bersama Rasulullah saw. pada berbagai peperangan demi membela dan menegakkan syiar Islam. Melayani mereka yang sedang berjihad, merawat yang terluka dan memberi minum yang kehausan. Bila keadaan berubah gawat tidak segan-segan dia mengangkat senjata dan ikut terjun dalam kancah peperangan .

Keberanian Ummu Amarah terbukti dalam perang Hunain dimana sewaktu kedudukan barisan kaum Muslimin terbuka bagi serangan musuh, dia bersama Ummu Slaim binti Malkan maju kedepan menerjang serbuan musuh.

Sepanjang hayatnya Ummu Amarah berjuang terus hingga Rasulullah saw. wafat. Namun pada masa kekhalifahan Abu bakar Ash-Shidiq, ia mengikuti pertempuran di-Yamamah bersama Khalid bin Walid melawan Musailamah hingga lawan yang digelari Al-Kadzdzab itu tewas ditangan Abdullah, puteranya yang dibantu Wasy.

Diakhirat kelak luka-luka yang pernah dialami selama dalam pertempuran, akan menjadi saksi baginya dihadirat Allah swt.

Go Back


Keluarga Sendi Utama Mewujudkan Masyarakat Sejahtera Seutuhnya

(Buletin Al Ihsaan - No.:07/l/1417H - Mudjiono)

Untuk mengatur kehidupan bermasyarakat Allah swt telah menurunkan ajaran agama melalui para Nabi dan RasulNya. Ajaran-ajaran tersebut menghendaki agar tercipta masyarakat yang teratur, sejahtera lahir dan batin. Dalam hal ini masyarakat yang terdiri dari keluarga-keluarga dan berakhir pada individu, haruslah mencapai nilai-nilai ideal dan nilai-nilai tertinggi dari ajaran agama.

Umat Islam Indonesia yang sudah tentu menjadi pengamal Pancasila berkewajiban untuk ikut mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Perjuangan mewujudkan masyarakat yang sejahtera seutuhnya, adalah perjuangan yang tidak pernah berhenti. Tidak hanya terpenuhinya kebutuhan duniawi tapi juga kebutuhan ukhrowi.

Dari aspek struktural masyarakat Islam tumpuan utamanya adalah terbentuknya keluarga, yang menjaga kesucian dan memelihara sopan santun, karena tanpa itu tidaklah akan terwujud suatu keluarga sakinah, sehat jasmani dan mentalnya.

Surat An-Nur ayat 31 menyuruh mukminat agar menundukkan sebagian dari pandangan mereka, memelihara kemaluan, tidak menampakkan perhiasan (aurat), dan hendaklah menutup dada mereka dengan kerudungnya.

Dan laki-laki diminta untuk menundukkan pandangannya sewaktu berhadapan dengan wanita bukan muhrimnya agar kehormatannya tetap terjaga.

Ketika saudara Siti Aisyah r.a. yang bernama Asma bertanya pada Rasulullah saw. tentang busana wanita beliau menjawab:"Semua aurat harus tertutup, kecuali bagian ini dan ini", sambil beliau menunjuk tapak tangan dan wajah.

Go Back


Hijrah Dalam Kehidupan

(Buletin Dakwah No. 21 Thn ke-XXIII- H. Rifyal Ka'bah M.A).

Hijrah karena Materi

Hijrah yang paling menonjol di zaman modern adalah hijrah bangsa Eropa ke dunia baru dengan maksud untuk berdagang dan mendapatkan keuntungan materi.

Kolonisasi ini telah meninggalkan lembaran hitam dalam sejarah. Kolonisasi antara lain telah memaksa orang orang Afrika berkulit hitam untuk hijrah ke Amerika melalui jaringan perbudakan.

Hijrah dalam Dunia Islam

Hijrah umat Islam dari Semenanjung Arabia dan India bergerak ke Timur sampai Asia Selatan, Tenggara dan Timur. Mereka melakukan Dakwah disamping usaha berdagangdi kawasan ini.

Berkat hijrah mereka , alhamdulillah Islam akhirnya berkembang di Nusantara dan seluruh Asia Tenggara.

Hijrah terkenal dalam Islam dimulai dari hijrah Nabi Muhammad saw. beserta para sahabat beliau ke Madinah. Tujuan utamanya adalah ikhlas karena Allah untuk membangun cara hidup Islam. Nabi sendiri mempertegas bahwa siapa yang berhijrah karena Allah, maka ia akan mendapatkan pahala dan ridha Allah, tapi barang siapa berhijrah karena wanita, maka yang diperolehnya tidak lebih dari sekadar itu saja.

Go Back


Mensyukuri Nikmat Allah

(Buletin Al Ihsan No.:08/I/1417 H - )

Allah swt menyediakan sarana dan prasarana hidup, sebagai sumber perekonomian dan kemakmuran manusia yang tiada habis-habisnya, agar manusia mau tahu, sadar dan mau mensyukuri nikmat Allah dalam arti yang sebenarnya.

Apabila manusia telah mensyukuri nikmatNya, dengan melaksanakan hak-hak dan kewajibannya niscaya Allah swt menanggung kelestarian nikmat-Nya, bahkan akan menambah atau mengganti yang lebih baik.

Allah berfirman : " . . . . . sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian, dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih." (Q.S 14 Ibrahim-7).

Kita menyadari bahwa hidup kita dalam jangka waktu yang terbatas sesuai dengan umur kita masing-masing.

Sungguh kurang bijaksana bila kita minta diberi umur panjang, tetapi kita tidak minta diberi pengampunan atau kesempatan untuk mensyukuri nikmat Allah swt. Berbahagialah bagi orang yang diberi umur panjang dan baik amal perbuatannya. Namun celakalah orang yang diberi umur panjang tetapi selama hidupnya hanya dipergunakan untuk menumpuk-numpuk noda dan dosa, dan senang mengakhirkan ibadah dan amal baik, menanti usia lanjut dan mendekati ajal.

Go Back


Larangan

(Suara Istiqamah No.:22/YI/96 - )

Islam telah menetapkan hukuman terhadap pelanggaran larangan dalam Al Qur'an dan Sunnah Rasul. Besar kecilnya pelanggaran disebutkan dengan istilah dosa besar dan dosa kecil. Islam telah mengatur larangan mulai masalah kecil sampai masalah yang besar. Namun kebebasan masih tetap ada. Kebebasan itu diikuti oleh pertanggung jawaban dihadapan Allah swt.

Dosa yang paling besar adalah mempersekutukan Allah. Tapi Allah memberikan kebebasan kepada hambaNya menganut ideologi apa saja dan meyakini kepercayaan apa saja. Kebebasan ini diikat dengan pertanggung jawaban kelak diperadilan Allah swt. Allah menyatakan :" Kebenaran itu datangnya dari Allah, siapa yang mau beriman silahkan, siapa yang mau mengingkarinya silahkan pula." (QS. Al-Kahfi: 29).

Menghindari larangan, selain akan memantapkan keimanan, keamanan dan ketentraman jiwa juga akan mewujudkan kenikmatan dan kelapangan dada.

Allah memerintahkan: " Hai Adam, turunlah kamu beserta isterimu dari sorga ini. Didunia kelak, keturunanmu akan saling bermusuhan. Namun demikian Aku akan memberikan petunjuk. Siapa yang mengikuti petunjukKu tidak akan mendapat bencana di dunia dan di akhirat kelak, tapi yang berpaling dari petunjukKu akan sengsara dan tidak akan merasakan kebahagiaan dan ketenangan (QS. Thaha: 123).

Go Back


Kewajiban Seorang Muslim

(Buletin Dakwah No. 22 Thn ke-XXIII - H Abdul Qadir Djailani).

"Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari-pada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad dijalan-Nya , maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik." (At-Taubah 24).

Islam sebagai satu sistem hidup yang sempurna, yang dapat menggantikan idiologi-idiologi besar dunia yang telah usang, bukan saja secara I'tiqadiyah harus diterima seutuhnya, tetapi harus diperjuangkan secara total sehingga nilai-nilai dan norma-norma Islam dapat tegak didalam diri pribadi , keluarga, masyarakat, negara dan antar negara. Kewajiban memperjuangkan Islam ini didalam istilah Islam disebut 'Jihad fi sabilillah".

Dalam hubungan antara Iman dan Jihad fi Sabilillah, antara hati dan perjuangan menegakkan agama Allah, Sayed Qutb menyatakan pendapatnya, bahwa: "Islam tidak pernah membangkitkan sebuah hati, lalu membiarkan hati itu sabar tidak bergerak dalam menghadapi keaniayaan, kedzaliman dalam segala macam bentuknya, baik kedzaliman ini terjadi terhadap dirinya atau terhadap sekelompok manusia siapapun juga dan dibawah penguasa manapun juga.

Dalam hubungan lebih lanjut Rasulullah saw. bersabda: "barang siapa mati padahal belum pernah berperang dan tidak pernah bercita-cita yang demikian didalam hatinya, berarti ia mati atas satu cabang dari pada nifak." (HR Abu Hurairah).

Go Back

1