umpama permata memikat hati bagi mata yang memandang. Dikala mengerling pada mentari yg bersinar bulan berseri dikala kegelapan bertemankan lampu-lampu menerangi kota menuju kedesa merentas jalan yg berliku. Desa yg permai dihiasi dedaunan menghijau menutupi alam, berpaut pada ranting dan dandahan, dan buahnya bergayutan ranum kemerahan menjadi tatapan ulat ciptaan ILAHI, dikala kepompong bertukar menjadi rama-rama yg berwarna warni bunga kembang mewangi dijambangan. Setelah lelah sang lebah meneroka alam, lebah pulang kesarang yg indah dari lilin yg memutih. Lilin yg jernih menerangi malam dibawah atap rumbia hasil tekunnya insan yg dianugerahi ilham dari Tuhannya. Bersyukur insan itu hingga terbitnya fajar dan takbir pun bergema berselang-seli bersama kokokan ayam hingga terbitnya mentari. Dihening pagi burung burung berkicauan umpama menyanyi mendendangkan irama seruan angin yg membayu. Angin bertiup membayu menjadikan lalang tersipu malu menerbangkan utusan serata alam merentas benua dari daratan dan lautan. Didasar lautan terhimpun khazanah Arrahman, rumpai jua menari-nari dipukul gelombang menjadi santapan ikan-ikan yg berenang ketepian. Pantai yg berombak dan airnya menjadi awan berarak membasahi bumi membentuk alur menjadi sungai mengalir deras buat menyirami tanaman menyubur, riang petani membuat batas mencari rezeki dari sayuran dan biji-bijian. Para pedagang pula berdagang hingga ke dini hari bagi memenuhi keperluan dalam kehidupan seharian. Diperut bumi pula terhimpun galian, dicari agar hasilnya diserasikan untuk generasi akhir zaman menjadi tamadun dan peradaban menjadi lambang kemegahan dari kemajuan yg diusahakan berkat ilmu yg diredai…. Sumbangan Pencari Ilmu MATSENI. |