|
|
Sejarah Singkat
Awalnya di sebuah kota kecil Enger di daerah Westphalia pada awal tahun 1980-an, Frank Mertens dan Bernhard Llyod bereksperimen dengan alat-alat synthesizer. Semakin jauh berkreasi akhirnya mereka memerlukan seorang vokalis untuk membentuk sebuah grup musik. Marian Gold, teman lama Bernhard dari Munster diundang untuk bergabung. Setelah menulis lagu untuk beberapa waktu lamanya, akhirnya mereka bertiga bisa tampil di panggung untuk pertama kalinya di malam tahun baru 1983. Mereka pertama kalinya menggunakan nama Forever Young sebagai nama band. Setelah itu, banyak demo-demo lagu yang mereka buat. Mereka kemudian pindah ke Munster dan membentuk suatu kelompok yang disebut Nelson Project. Di sana mereka berhasil merekam demo lagu seperti, "To Germany with Love", "A Victory of Love", "Summer in Berlin" dan "Fallen Angel". Rekaman-rekaman demo lagu tersebut ditawarkan ke berbagai perusahaan rekaman dengan nama ALPHAVILLE. Akhirnya perusahaan rekaman WEA tertarik, dan menandatangani kontrak dengan Alphaville di pertengahan tahun 1983. Single Big in Japan dirilis pada Januari 1984 dan menjadi debut yang sukses. Sukses single pertama ini membuat grup ini untuk bekerja penuh untuk album pertama mereka. Setelah itu keluarlah single "Sounds Like A Melody", yang semakin menancapkan popularitas mereka dalam dunia musik. September 1984, album pertama mereka dengan merilis single yang judul yang sama nama dengan nama album tersebut, Forever Young, lagu ballad yang sangat legendaris - menjadikan 'trade mark' bagi grup musik Alphaville. Pada akhir tahun 1984, Frank Mertens mengundurkan diri (dan kemudian membentuk grup baru dengan nama "Lonely Boys") dan tidak lama kemudian digantikan oleh Ricky Echolette, sobat lama Marian. Dengan Ricky sebagai anggota baru, Alphaville menelorkan single baru manis yaitu "Jet Set" pada awal tahun 1985. Setelah itu, mereka bekerja lagi untuk membuat proyek album kedua, Afternoons in Utopia. Single "Dance With Me" dirilis tahun 1986. Menyusul kemudian album tersebut dirilis, dengan mengeluarkan single-single "Universal Daddy", "Sensations" dan "Jerusalem". Sebenarnya materi-materi lagu Alphaville cukup untuk dibuat double-album, namun pihak rekaman tidak mau menanggung resiko. Maka Alphaville hanya mengeluarkan satu album saja, dan sisanya tampil dalam B-side suatu single. Kemudian "Red Rose" dirilis tahun 1987. Pada tahun 1988, "Forever Young" dirilis kembali di Amerika Serikat untuk promosi di sana, sekaligus untuk persiapan promosi untuk rilis album ketiga. Suatu mini-album juga dirilis di sana dengan judul "The Singles Collections". Album ketiga Alphaville dikerjakan
segera setelah selesai menggarap album kedua di studio rekaman
|
Single "Romeos" dan album The Breathtaking Blue dirilis pada tahun 1989. Pada waktu itu publisitas yang diharapkan ternyata tidak memadai. Pihak WEA tidak bersedia menanggung dana lebih dan Alphaville secara finansial sedang kacau. Bagaimanapun juga, proyek film Songlines berhasil diselesaikan. Kumpulan film ini berisi sembilan buah film-pendek yang berbeda, dibuat oleh sutradara-sutradara ternama dari berbagai negara. Setelah itu Alphaville vakum dalam waktu yang lama dan tiap personil mengambil jalur yang berbeda. Marian Gold menggarap proyek album solo-nya "So Long Celeste", yang akhirnya dirilis pada tahun 1992.Bernhard Lloyd lebih suka me-remix lagu-lagu hits Alphaville sesekali waktu. Sedangkan Ricky Echolette lebih tertarik pada dunia sinematografi. Akhirnya mereka berkumpul kembali dan muncul dengan mengeluarkan single remix "Big In Japan 1992 A.D." dan suatu album kompilasi dari lagu-lagu hits Alphaville pada tahun 1992 yaitu First Harvest 1984-92. Dengan waktu yang bersamaan, Alphaville juga sedang mempersiapkan album keempat. Ternyata diperlukan waktu yang agak lama. Setelah memakan waktu hampir dua tahun lebih, akhirnya album Prostitute dirilis pada tahun 1994. Mereka juga mengeluarkan single baru "Fools". Album ini tidak terlalu sukses dan tidak banyak mendapat perhatian, lebih banyak dikarenakan perubahan ciri khas Alphaville sejak album ketiga dan keempat, disamping aliran synthpop sedang tenggelam dan banyak yang menyangka Alphaville sudah bubar (jeda waktu yang lama dalam membuat album baru). Pada kurun waktu tahun 1995-1996, Alphaville mulai menggelar konser terbatas di Jerman dan di berbagai negara Eropa. Ini merupakan upaya untuk lebih "memperkenalkan kembali". Konser ini tentu saja disambut meriah oleh para penggemar setia Alphaville. Pada waktu itupun, mereka sempat pindah sementara ke daerah Perancis Selatan untuk mencari ide dan menulis lagu untuk album kelima. Rick Echolette menyatakan mundur dari Alphaville setelah itu. Sementara sang vokalis Marian Gold sedang mempersiapkan proyek album solo-nya yang kedua yaitu "United", (hanya dirilis di Afrika Selatan saja pada akhir tahun 1996). Tahun 1996/1997, selain menggelar konser, Alphaville juga sedang berkutat dalam tahap penyelesaian akhir album kelima mereka, Salvation, di London bekerja sama dengan produser Andy Richards. Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya album itu rampung dan dirilis bulan September 1997 dengan single pertama "Wishful Thinking". Mulai tahun 1997, Alphaville banyak melakukan tur-promo, sesuatu yang belum pernah dilakukan pada waktu-waktu sebelumnya. Konser pada awalnya kebanyakan digelar di Eropa Tengah dan Timur. Tetapi kemudian, konser juga digelar di luar benua Eropa (Amerika Serikat, Brazil, Peru, Singapura dan lain-lain). Di samping banyaknya konser, pada tahun 1998 Alphaville juga menyiapkan proyek 'besar', yang ternyata adalah satu antologi komplit, terdiri dari lagu-lagu demo awal, b-side, live, remix, outtakes dan juga termasuk lagu solonya Marian Gold. Boxset antologi ini terdiri dari 8 CD, dengan nama Dreamscapes, dirilis dengan edisi terbatas pada awal tahun 1999 dan hanya bisa diorder lewat internet. Setelah mengakhiri kontrak dengan WEA Records pada tahun 1998, Alphaville mendirikan perusahaan rekaman sendiri yang diberi nama Navigator Records. Dreamscapes adalah album pertama yang berada di bawah bendera label Navigator Records. Perusahaan rekaman ini juga mengincar pasar Amerika Utara dengan merilis single Flame, dan album Salvation dengan format baru pada pertengahan tahun 1999. Kegiatan konser mereka terangkum dalam album Stark Naked and Absolutely Live, yaitu album kompilasi pertama 'live', yang dirilis pertengahan tahun 2000. Konser Alphaville sendiri banyak dibantu oleh satu tim yang khusus memegang alat musik seperti drum/perkusi, keyboard/programing, dan gitar. Bernhard Lloyd jarang ikut dalam tampil di panggung, kebanyakan ikut memprogram untuk keperluan konser. Tahun 2001, Alphaville tidak menjadwalkan untuk tur konser. Mereka mempersiapkan proyek yang lebih besar -- album Forever Pop yang berisi remix dari hits terdahulu. Bernhard Lloyd sendiri merilis album yang ia buat bersama Max Holler, proyek yang dinamai Atlantic Popes. |
STOP PRESS !!! >>DREAMSCAPES
9 PROJECT
|
Oktober 2001