** From: "Janti S. Wiyono" (atnis@cbn.net.id)
Yth. para dokters di MLDI;
Adakah yang bisa memberikan saran dan pendapat mengenai
kasus kehamilan yang sudah terlanjur terjadi pada penderita
ALS syndrome ?? Usia kandungan sudah 3 bulanan; dan yg
menjadi kekhawatiran keluarga adalah pengaruh ALS yang
telah diderita oleh ybs selama l.k. 3 tahunan tsb terhadap janin
yang dikandungnya. Usia ybs 37 tahun, puteri pertama 7 tahun
dan kondisi saat ini boleh dibilang kurang baik karena kurang
berfungsinya syaraf2 dibagian tubuh tertentu.
Mohon tanggapan Anda sekalian sesegera mungkin, karena ter-
kesan bahwa obgyn yang menangani kasus ybs menganggap ini
sebagai case study yang unik (tetapi memang ditangani dengan sa-
ngat penuh perhatian sih).
Terimakasih atas perhatian dan tanggapan yang akan Anda berikan
melalui ajang diskusi kesehatan ini.
salam saya,
Janti SW (atnis@cbn.net.id)
** From: "Bayu P. Hie" (pegasus@mmui.edu)
Sedikitnya ada 4 hal yang harus dipertimbangkan dalam hal ini:
- Obat-obatan yang digunakan sang ibu dalam menghambat progresifitas ALS
yang dideritanya. Obat-obatan ini harus diperhitungkan efek sampingnya pada
janin yang dikandungnya.
- Stadium dan progresifitas ALS sang ibu. Di satu pihak diperlukan obat
menghambat progresifitas ALS yang dapat berefek samping pada sang janin,
sedangkan bila obat dilepas maka harus diperhitungkan apakah progresifitas
ALS akan lebih cepat daripada usia kehamilan yang diperlukan untuk janin
dilahirkan viable. Kemampuan makan dan status gizi sang ibu juga perlu
diamati.
- Faktor sosial dari sang janin apabila dilahirkan nanti. Siapa yang akan
merawat sang janin nanti, dan apakah bijaksana melahirkan seorang bayi yang
kemungkinan akan kehilangan ibunya dalam usianya yang masih batita?
- Dengan bertambah besarnya usia kandungan, sang ibu dan janin makin
menyita perhatian keluarganya, bagaimana dengan kakak sang janin yang
sekarang berusia 7 tahun? Kemungkinan besar ia akan kehilangan perhatian
yang dibutuhkannya sebagai anak.
Sang dokter Obgyn harus menjelaskan secara lengkap dan jujur mengenai apa
observasinya, apa kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi beserta
perkiraan chancenya, rencana apa yang akan dilakukannya (misalnya kerjasama
dengan neurolog yang dikenalnya menguasai ALS, rencana perawatan ibu di
rumah sakit sejak usia kandungan 6 bulan, dsb.), beserta resiko biayanya.
Tanpa penjelasan tersebut sang dokter nampaknya tidak etis, pasien hanya
dianggap objek (suatu kasus unik) dan bukan subjek, karena tidak diajak
untuk berdiskusi untuk mencari pemecahan yang terbaik untuk PASIEN. Playing
God?
Dari semua segi, mempertahankan kehamilan tersebut adalah suatu gambling
yang melibatkan keluarga sang orangtua dan dokternya, namun sayangnya sang
janin tidak berhak untuk menolak untuk jadi pemain juga.
Ada komentar dari sejawat lain? Dr. Hendra (gynecolog), atau sejawat
neurolog, psikolog anak?
Dr. Bayu P. Hie
** From: "Hendra Gunawan Widjanarko" (hendragw@indosat.net.id)
Bu Yanti yth,
Maaf saya seolah2 hilang dari peredaran MLDI, memang akhir2 banyak
kesibukan, mail anda sudah saya terima juga beberapa waktu yg lalu melalui
forward dari Alice.
Saya sendiri belum pernah punya pengalaman dg sindroma ALS, dan memang kasus
ini jarang sekali ditemui.
Pandangan sejawat Bayu Hie , rasanya tepat sekali, benar juga pertimbangan
masa depannya, baik utk si bakal bayi, untuk si kakak yang sudah ada dan
untuk seluruh keluarganya, kiranya diskusi yang mendalam dg dokter yang
merawat amat diperlukan, tentu sebuah kasus akan sangat menarik dipandang
dari segi medis, tetapi juga jangan dilupakan segi sosio-culutural yang
lain.
Sekian dulu komentar singkat, apabila saya bisa menemukan literatur yg
sesuai mungkin akan saya susulkan.
Salam kesehatan, HGW
** From: "Alice Wenas" (sulungbudi@kupang.wasantara.net.id)
Agar anggota MLDI lainnya juga bisa mengerti topik yang dibicarakan mbak
Janti, dr. Bayu dan dr.Hendra, kalau diperkenankan saya ikut nimbrung
berbagi sedikit informasi yang saya punyai mengenai ALS ini.
ALS adalah singkatan dari Amyotrophic Lateral Sclerosis atau nama lainnya
adalah Lou Gehrig's Disease.
ALS adalah suatu kelainan yang progresif (terus berlanjut) dari sistem saraf
yang menyebabkan degenerasi saraf motorik bagian atas (brain) dan saraf
motorik bagian bawah (spinal cord) dan menyebabkan kelemahan pada otot.
Disebut sebagai Lou Gehrig Disease karena Lou Gehrig dikenal sebagai pemain
baseball di US pada tahun 1930. Dia dikenal sebagai pemain legendaris karena
kekuatannya dan kecepatannya berlari dan mempunyai kesehatan yang prima.
Tapi karirnya menurun karena dia didiagnosa mempunyai penyakit ALS dan
akhirnya meninggal dunia pada usia 38.
Gejala2 awal penyakit ini adalah adanya rasa tebal dan keram pada tangan
sehingga sulit mengerjakan kegiatan2 dengan sempurna, kelelahan pada kaki
sehingga seolah2 akan terjatuh. Sulit berbicara dan menelan. Pada stadium
yang lanjut dapat terjadi kelumpuhan total. Intelektual, penglihatan,
pendengaran dan penciuman, sentuhan, sexualitas, otot anal dan kandung kemih
tetap berfungsi.
Penyakit ini jarang terjadi, 4-6 kasus terdiagnosa dari 100.000 orang.
Tidak diketahui penyebabnya dan tidak ada obatnya. Biasanya penderita
bertahan hidup 2 - 5 tahun, tetapi progresivitasnya bervariasi pada tiap
orang, ada yang dapat bertahan lebih dari 10 -12 tahun. Pada pria dan
wanita mendapat kemungkinan yang sama terserang penyakit ini, dan 10 %
terbukti diturunkan.
Obat2 yang digunakan seperti Rilutek (antiglutamat) hanya dapat
memperpanjang hidup pasien kurang lebih selama 3 bulan. Juga Myotropin untuk
memperlambat progresifitas penyakit tsb.
alice
** From: "Muhammad Isnaini" (isnaini@technologist.com)
Alice Wenas , tanggal 10 May 99,.
>Agar anggota MLDI lainnya juga bisa mengerti topik yang dibicarakan mbak
>Janti, dr. Bayu dan dr.Hendra, kalau diperkenankan saya ikut nimbrung
>berbagi sedikit informasi yang saya punyai mengenai ALS ini.
Dihapus.
Sekalian CE deh.
Saya sudah lama nggak baca buku Neurologi.
Diagnose pastinya ditegakkan dengan pemeriksaan apa ?.
Trims buat yang mau bantu.
Isnaini
** From: "Alice Wenas" (sulungbudi@kupang.wasantara.net.id)
>Sekalian CE deh.
>Saya sudah lama nggak baca buku Neurologi.
>Diagnose pastinya ditegakkan dengan pemeriksaan apa ?.
>Trims buat yang mau bantu.
Berdasarkan informasi yang saya peroleh, diagnosa ditegakkan oleh
neurologist melalui pemeriksaan fisik, medical history dan neurological
testing. Juga test2 seperti electromyogram (EMG) untuk test activitas otot,
CT Scan, MRI, biopsi otot dan atau saraf dan pemeriksaan darah.
** From: "Divio" (divio@telkom.net)
kalau nggak salah ALS yang familial itu ada hubungan yang erat dengan mutasi
di gen SOD1 (superoxide dismutase), jadi setelah anamnesis, DF, tes tes
neurologi dsb. menunjang ke ALS saya kira dx pastinya ya harus melalui
genetic test ...
ini cuman pemikiran saya lho .... nggak tahu bener apa salah !!
=dvo
** From: "Janti S. Wiyono" (atnis@cbn.net.id)
Yth Dr. Hendra, Dr. Bayu dan Drg. Alice dan rekan2 lainnya;
Terimakasih atas tanggapan mengenai ALS dan kehamilan yg
telah terlanjur terjadi.
Saya telah menyampaikannya pada kakak2 kandung ybs u/
diketahui dan dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan
langkah2 pengobatan, diet maupun lain2nya yang berkaitan dg
kehamilan dan kelahiran serta kehadiran di bayi nantinya.
Semoga saja tidak akan terjadi hal2 buruk yang tidak diinginkan
mengingat putri pertamanya baru saja naik kekelas 2 SD.
Informasi susulan apapun dari anda akan sangat saya nantikan;
dan tentunya tak lupa saya sampaikan terimakasih sebelumnya
(sudah deposit duluan biar diingat, kan?! :)).
salam saya,
Janti SW
(atnis@cbn.net.id)