|
** From: "Dr. Hendra Gunawan W" <hendragw@indosat.net.id>
Tampaknya anda alumnus FK-UNPAD ya, angkatan berapa ? Dan rupanya masih
berada sekitar2 Bandung juga nih, silahkan kapan2 main kekantor saya
di RS
Rajawali.
Kembali pada pasien anda, benar juga bahwa ke Cicendo hanyalah konfirmasi
diagnosa.
Pengobatan anda dg metyldopa sudah benar, hanya dosisnya kurang, silahkan
naik sampai 3x1 tab sampai normotensif; kortikosteroid diperlukan sbg
anti-inflamasi.
Laktasi memang menurunkan kesuburan, tetapi tidak 100 %, jadi tetap
diperlukan cara kontrasepsi lain sebagai pendukung, kalau semata2
mengandalkan menyusui bisa jadi tun-ji ( satahun hiji )........
Selamat bekerja dan carilah pengalaman dilapangan sebanyak2nya, terasa
sekali bedanya dengan teori yang telah anda pelajari, pandai2lah menerapkan
ilmu sesuai dengan kebutuhan dan situasi dilapangan yang anda hadapi
!
Salam, Hendra
===========
> dr. hendra, trimakasih jawabannya..
> Sepertinya, pasien itu sudah pasrah dan tidak akan datang-datang
lagi.
> Soalnya kemarin saudara pasien tsb ( yang waktu itu ikut mengantar
)
datang
> berobat, dan waktu saya tanya bagaimana keadaan si pasien, katanya
ya..
> masih begitu-begitu saja, penglihatannya masih remang-remang, dan
waktu
saya
> anjurkan untuk ke RS Cicendo, dia hanya bilang "yah.. nggak tau lah
dok.."
> Jadi ya sepertinya kelanjutannya 'sad ending' dok..pasiennya sudah
> pasrah..rah..
>
> BTW, saya kerja di klinik dok,( sedang menunggu PTT,lulusan Nov'99,
dan
baru
> kerja sekitar 3 bulan yll, FYI aja ini mah dok..) rata-rata yang
berobat
ke
> klinik itu ekonomi menengah ke bawah, di suruh periksa lab dan rontgen
aja
> susahnya setengah mati, jadi sering untuk pasien-pasien yang agak
sulit,
> akhirnya memakai diagnosa kira-kira..untung juga ikut milis ini,
bisa
> konsul-konsul, tidak meraba-raba sendiri..
>
> Ada pertanyaan yang tertinggal, boleh ya dok..
> -Kalau pasien itu memang hipertensif retinopaty akibat pre-eklamsi,
> sebetulnya terapinya kan anti hipertensi juga ya dok, kalaupun ke
dokter
> mata,hanya untuk memastikan diagnosa saja kan ? Jadi, pemberian metil
> dopanya berapa lama dok, dan dosisnya berapa (pasien itu saya beri
1 x
> sehari), anti hipertensi lain apa yang aman untuk buteki selain metil
dopa,
> dan sebetulnya kortikosteroid untuk apa ?
>
> - Apakah sebelum masa nifas berakhir, haid sudah dapat kembali normal
dok
?
> bukankah kadar progesteron-estrogennya belum normal sampai 6 bulan
ya dok?
> (kalau tidak salah)
>
> - Sebetulnya ber-KB dengan menyusui teratur itu efektifitasnya berapa
%
> (istilahnya apa ya dok, saya lupa), dan kira-kira sampai berapa lama
cara
> ini tetap efektif ? buku apa yang banyak menjelaskan tentang
hal ini,
sebab
> di buku-buku yang saya punya keterangannya sedikit sekali tentang
ini,
> mungkin karena bukan program pemerintah ya dok ?
>
> Senang sekali kalau dokter menjawab lagi, trimakasih sebelumnya..
>
> Wassalam hangat,
> Agnes
> |
> |
> |** From: "Dr. Hendra Gunawan W" <hendragw@indosat.net.id>
> |TS Agnes,
> |
> |Yang ada itu eklampsia post partum, dan batasnya adalah terjadinya
kejang
> |dalam 24 jam post partum; kalau pre-eklampsi memang masih
> |berlangsung sampai
> |beberapa waktu post partum artinya masih kita dapatkan hypertensi
sampai
> |waktu yang cukup lama, bahkan pada beberapa wanita bisa terjadi
hypertensi
> |yang menetap bila dasarnya adalah suatu hypertensi essensial.
> |Tampaknya pasien anda menderita hypertensive retinopathy karena
> |preeklampsi,
> |walaupun perlu dipertimbangkan apakah benar2 tidak ada faktor trauma
> | sebelum dipukul apakah dia masih dapat melihat normal?)
> |Terapi anda sudah benar, lanjutkan metyldopa, boleh ditambahkan
> |kortikosteroid bila ada ( BTW apakah anda di puskesmas ); tetapi
tetap
> |usahakan utk rujuk pasien ke spesialis Mata
> |Sekian dulu dan keep in touch, saya juga ingin tahu bagaimana kelanjutan
> |pasien anda.
> |Salam, Hendra
> |==============
> |----- Original Message -----
> |
> |> dr. Hendra, minta tolong ya..bingung nih..maklum dok, baru..
> |>
> |> Beberapa hari lalu saya punya pasien, wanita, 25 tahun,P1A0,
datang
> |dengan
> |> keluhan pusing dan pandangan mata kabur. Dari anamnesa saya dapatkan,
2
> |hari
> |> sebelum ke klinik, kepala os dipukul oleh suaminya dengan besi,os
jatuh
> |dan
> |> kemudian kepalanya terbentur pinggiran tempat tidur. Setelah itu,
kepala
> |os
> |> pusing dan mata tidak dapat melihat sama sekali. Mual (-), muntah
(-),
> |> pingsan (-), kejang (-). Keesokan harinya, penglihatan os mulai
membaik,
> |> tapi remang-remang/kabur. Os baru melahirkan 30 hari, darah
> |nifas berhenti
> |> saat post partum 20 hari, hari ke 25 darah muncul lagi katanya
seperti
> |darah
> |> haid (merah kecoklatan). Saat hamil dan bersalin (di bidan) TD
140/...,
> |> partus spontan.
> |>
> |> Dari pemeriksaan fisik saya dapatkan: jejas di kepala (-), visus
> |3/60, TD:
> |> 170/100, lain-lain dbn
> |>
> |> Masalahnya dok, dia tidak mau dirujuk, karena alasan biaya.
> |> Pertanyaan saya :
> |> - Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik seperti itu, apakah dapat
dikatakan
> |os
> |> menderiita pre-eklampsi pasca salin, karena sepeertinya tidak
> |ada hubungan
> |> dengan pukulan atau benturan ?,
> |> -Diagnosa pre-eklampsi pasca salin ditegakkan berapa jam atau
berapa
hari
> |> postpartum ?
> |> - Apakah etiologi dan patofisnya sama dengan pre-eklampsi pada
kehamilan?
> |> pada kasus ini apakah stres bisa menjadi penyebab ?
> |> - Saat itu therapi yang saya berikan adalah metildopa, analgetik,
dan
> |> roborantia, sudah tepat atau tidak dok ?
> |> - Pada kasus ini yang menyebabkan visus 0 nya, kira-kira apa dok
?
> |>
> |> Sekian pertanyaan dari saya,
> |>
> |> Jawabannya ditunggu ya dok, soalnya literatur saya tentang
> |hal-hal di atas
> |> sangat sedikit,dan supaya saya tidak bingung, siapa tau pasien
> |itu kontrol
> |> lagi :-).
> |> Sebelumnya trimakasih banyak atas bantuannya.
> |>
> |> Wassalam hangat,
> |> Agnes,
|