** From: "Dewi" <dirahasiakan@mldi.or.id>
Saya gadis usia 24 thn dan saya mengalami keluhan nyeri di bawah perut
sebelah kiri dan ini sudah berlangsung sekitar
3 thn pada pemeriksaan pertama didiagnosa ada kista sebesar 2 mm disarankan
untuk meminum obat untuk memperkecil dan tdk perlu di operasi
tapi menurut saya tdk ada perubahan karna kalau saya capek langsung
terasa
sakit.Lalu sekitar thn 99 berobat kembali ternyata tdk ditemukan kista
tapi
indung2 telur yg banyak yg tdk pecah menjadi mens dan menggumpal
memang
siklus haid saya tdk teratur kadang 3 bln sekali/2 bln
yg menurut dokter tsb namanya PCO bukan kista yg saya tanyakan bagaimana
menurut dokter apakah saya bisa sembuh karna saya sangat tersiksa karna
sampai sekarang yg saya lakukan meminum pil KB untuk melancarkan haid
dan
akhir2 ini siklus haid saya sebulan bisa 2x tapi tdk menyembuhkan penyakit
saya mungkin dokter ada saran untuk saya .Terima kasih.
Dewi
** From: "Dr. Hendra Gunawan W" <hendragw@indosat.net.id>
Sdri.Dewi,
Masalah anda baru saja dikemukakan dalam diskusi MLDI minggu lalu dan
saya
lampirkan artikel yang dikutip Dr.Jo, sangat jelas dan mudah dipahami.
Sebaiknya anda menggunakan obat pemicu ovulasi ( nama generiknya clomiphene
citrate, nama dagangnya di Indonesia a.l. Profertil, Provula, Mestrolin,
Clomid ) yang saat ini mrupakan pilihan pengobatan PCO dan anda harap
kerap
konsultasi dg dokter kandungan utk memebantu mengatasi masalah PCO
ini.
Salam, dr.Hendra
=============================
** From: bhjo@ns.sympatico.ca (B.H. Jo)
Saya harap anda bisa mengerti artikel (sebagai penerangan yang mudah)
dibawah
ttg. "polycystic ovary":
*Stein-Leventhal syndrome*
also called POLYCYSTIC OVARY SYNDROME, endocrine disorder in women
that is
characterized by an elevated level of male hormones (androgens)
and an
absence of
ovulation (anovulation). It is one of the most common hormonal
disorders
and is
responsible for a substantial proportion of cases of female infertility.
Additional symptoms include hirsutism and acne, which result from
high
androgen
levels. Anovulation may manifest as irregular or absent menses,
excessive
bleeding,
and infertility. Another common feature is obesity. Usually,
but not
always, the
ovaries
are enlarged and contain many follicular cysts. The disease usually
begins
in
puberty,
but because symptoms can be mild the disease is often not diagnosed
until a
woman
is unable to conceive. Affected individuals exhibit a wide variety
of signs
and
symptoms, and for this reason some authorities think the syndrome
is not
one but
several different syndromes.
The term polycystic ovary syndrome is somewhat of a misnomer.
When Irving
F.
Stein
and Michael L. Leventhal originally described the disease in
1935, they
considered the
cyst-containing ovaries to be a distinguishing feature; however,
anovulation and
an
elevated level of androgens, not ovarian cysts, are now considered
essential for
diagnosis of the condition.
Excessive androgen secretion, which chronically stimulates estrogen
production
and
disrupts the monthly menstrual cycle, is responsible for the
development of
the
disease. The site of androgen overproduction may vary, but the
ovaries are
thought to
be the main source of the hormones. The disease develops as excess
androgens are
converted to estrogen, which stimulates the release of
gonadotropin-releasing
hormone (GnRH) from the hypothalamus and inhibits the secretion
of
follicle-stimulating
hormone from the pituitary. GnRH also acts on the pituitary to
produce
lutenizing
hormone, which stimulates the ovaries to produce more androgens,
completing
the
cycle. The underlying cause of androgen overproduction by the
ovaries is
not
fully
understood.
Treatment of the disease attempts to curtail excess androgen production.
Hirsutism in
women who do not wish to become pregnant can be treated with
oral
contraceptives.
Infertility usually is treated with clomiphene citrate, which
induces
ovulation,
but
laparoscopic surgery is sometimes used.
B.H. Jo
Cape Breton Regional Hospital
Sydney, NS
P.S.: Dr. HGW bisa kasih penerangan yang lebih lanjut ttg. apa yang
bisa
dilakukan
utk. terapi keadaan tsb. diatas di Indonesia, saya kira sama seperti
di
North
America.
** From: Dewi <dirahasiakan@mldi.or.id>
Terima kasih atas jawaban dokter.
Untuk saat ini saya hanya diberi obat antibiotik untuk menahan rasa
sakit
seperti dalacin,mycostatin,tramal dan saya juga diajurkan untuk test
hormon
di Makmal UI.Kalau menurut dokter bagaimana? Kalau rasa sakit itu datang
perut saya terasa panas sebelah kiri dan terasa seperti ada yg
mengganjal.Saya mohon saran yg terbaik untuk saya karna saya sangat
khawatir
kalau terjadi apa2 seperti kanker rahim.Oh ya dok jadwal minum pil
KB saya
tdk continue dikarenakan hanya untuk memancing mens agar teratur tapi
kalau
mens itu keluar saya langsung berhenti minum dilanjutkan lagi seminggu
setelah mens berhenti apakah itu akan berpengaruh nanti jika saya nikah
akan
sulit mendapatkan anak? Terima kasih sebelumnya.
** From: Nelly<dirahasiakan@mldi.or.id>
Usia saya 25 tahun, saya sudah menikah 11 bulan yang lalu dan belum
dikaruniai anak. Yang menjadi keluhan saya kalau aktivitas saya
meningkat seperti jalan terlalu lama, naik turun tangga atau naik mobil
dengan kondisi jalan jelek, kontan saja dibagian bawah perut saya nyeri
kadang dikiri atau kanan tapi seringnya di tengah. Ini mulai saya rasa
sekitar bulan Februari lalu (kurang lebih 5 bulan). Nyeri ini sangat
mengganggu, karena kalau aktivitas jalan saya meningkat dan tinggi
saya
sampai tidak bisa menegakkan badan saya (terbungkuk krn menahan sakit).
Saya sudah 2 kali di USG dan tidak ada masalah di rahim saya, bersih
tidak ada kista dan mens saya teratur setelat2nya hanya 3-7 hari dan
itu
jarang terjadi. Saya sempat tanyakan ke dokter kandungan saya, tapi
jawabannya tidak memuaskan. Inti jawaban dari dokter : Kalau nyeri
itu
saya rasakan setelah beraktivitas berarti itu akibat dari aktivitas
saya. Apa harus nya saya mengurangi aktivitas saya dengan tidak banyak
gerak atau mengurangi penggunaan kaki. Tolong saya dok, masalahnya
nyeri
itu sangat mengganggu kadang membuat saya trauma kalau saya kecapekan
karena jalan. Terima kasih sebelumnya.
** From: "Dr. Hendra Gunawan W" <hendragw@indosat.net.id>
Bu Nelly,
Agak sulit juga, tampaknya tidak ada atau belum jelas penyebab dari
rasa
sakit anda tsb, hal ini cukup sering ditemukan pada wanita sehat yang
seringkali akan hilang bila wanita tsb sudah hamil, jadi sementara
ini sanya
hany bisa menasehati untuk menggunakan obat penghilang sakit ( misalnya
asam
mefenamat ) bila anda terganggu sambil menunggu terjadinya kehamilan.
Bila lewat dari setahun pernikahan anda dan belum juga hamil, mungkin
tiba
saatnya untuk dilakukan tindakan laparoskopi diagnostik sambil sekalian
mencari penyebab rasa sakit tsb.
Sekian dulu, semoga bermanfaat.
|