|
** From: Ari Syam-BC visitor <syam@biosci.uq.edu.au>
Saya coba menjawab pertanyaan tersebut, musti dipastikan apakah yang
dihadapi suatu hepatitis B akut atau hepatitis B kronis, tapi kalau
melihat pertanyaan sudah berobat kemana-mana kemungkinan suatu hepatitis
B kronis. Hepatitis B kronis diketahui jika pada pemeriksaan darah
(HbsAg
+), obatnya adalah anti virus biasanya obat diberikan selama jangka
waktu enam
bulan berupa obat suntik disuntikan 2X/minggu.
Sebelum pemberian obat perlu pemeriksaan darah yang lain untuk
melihat fungsi liver dan dan pemeriksaan antigen dan antibodi hepatitis
b yang lain. Pemeriksaan jumlah
virus dalam darah, dan kadang-kadang perlu konfirmasi USG, untuk
mengetahui keadaan livernya. Untuk pengobatan tersebut keberhasilannya
sekitar 40 % dan dapat dilakukan oleh seorang internist khususnya seorang
hepatolog.
Demikian informasi dari saya mudah-mudahan ada manfaatnya.
AFS
> ** From: Mujaya Hertadi <hertadi@4u.net>
> dari: pembaca jawapos
>
> Ingin Info Hepatitis B
>
> Saya mohon bantuan kepada siapa
saja yang bisa membantu. Kira-kira enam
> bulan lalu, dokter ahli menyatakan
saya positif terkena infeksi hepatitis
> B. Saya sudah berobat ke sana
ke mari, bahkan tabib dan obat-obat
> tradisional sudah saya coba,
tapi hasilnya masih nihil.
>
> Untuk itu, apabila di antara
pembaca ada yang pernah kena penyakit seperti
> yang kami alami, mohon saya diberi
cara-cara atau obat yang digunakan.
> Terima kasih.
>
> LUTFI DARUWAN, Jl Seruji Barat
32, Lumajang, 67313
> http://www.jawapos.co.id/30jun/pembaca.htm
>
>
** From: "Bayu P. Hie" <pegasus@mmui.edu>
Hepatitis B yang sudah diderita lebih dari 6 bulan (ditandai dengan
menetapnya HBsAg positif dalam darah) dapat digolongkan sbb.:
1. Hepatitis B Virus (HBV) Carrier. Dalam tubuh pasien terdapat virus
hepatitis B yang telah 'berdamai' dengan sistem kekebalan tubuh pasien.
Tubuh tidak dapat memberantas HBV, dan sebaliknya HBV tidak merusak
hati
(liver) pasien. Jadi dalam hal ini tidak diperlukan pengobatan.
2. Hepatitis B kronis pasif. Secara klinis ditandai dengan peningkatan
SGOT/SGPT (ALT/AST) yang ringan (di bawah 100), kadang-kadang merasa
lekas
capai, mual, dan pada pemeriksaan fisis dapat dijumpai pembesaran hati.
HB
kronis pasif juga tidak terlalu membutuhkan pengobatan khusus selain
pengobatan penunjang pada saat-saat terasa gangguan seperti di atas.
HB
kronis aktif tidak menyebabkan progresi ke sirosis hati (pengerasan
hati).
HBV Carrier dan HB kronis pasif walaupun tidak menyebabkan sirosis hati
namun tetap berpotensi untuk progresi menuju kanker hati. Masa timbulnya
kanker hati dari saat pertama kali terinfeksi HBV sangat bervariasi,
dengan
mean (nilai tengah) 35 tahun. Tidak ada yang dapat dilakukan untuk
ini
selain menjaga kesehatan tubuh secara umum dan menghindari faktor penyebab
kanker yang lain (seperti aflatoxin) karena seperti diketahui, timbulnya
kanker memerlukan multifaktor.
3. Hepatitis B kronis aktif. Dibedakan dengan HB kronis pasif secara
pasti
dengan pemeriksaan patologi anatomi (mikroskop) dari jaringan hati
yang
diambil dengan biopsi jarum. Secara klinis ditandai dengan masa-masa
kambuh
yang ditandai dengan peningkatan ALT/AST yang cukup tinggi disertai
gejala
klinis yang lebih berat daripada HB kronis pasif. Pemeriksaan yang
diperlukan adalah menentukan adanya HBeAg dan HBV-DNA. Apabila positif
merupakan pertanda buruk bahwa penyakit tersebut akan progresi lebih
cepat,
sering menuju sirosis hati dan kanker hati dalam tempo kurang dari
10 tahun.
Terapi yang dapat dicoba adalah dengan injeksi interferon. Hanya saja
perlu
diketahui bahwa harganya mahal dan persentase keberhasilannya adalah
kecil.
Namun jika dapat dicapai HBeAg yang negatif dan didapatkannya anti-HBe
yang
positif saja sudah dapat dikatakan lumayan.
Khususnya di negara tropis seperti Indonesia di mana jamur mudah tumbuh,
agar berhati-hati terhadap aflatoxin, yaitu racun yang dihasilkan oleh
jamur
Aspergillus flavus. Aflatoxin dikenal sebagai zat pencetus kanker hati
yang
poten, jadi penderita HBV yang sudah punya predisposisi agar lebih
berhati-hati lagi. Di mana bisa terdapat jamur Aspergillus flavus?
Pada
makanan yang terpajan cukup lama (hampir basi), makanan yang dikeringkan
dengan tampah (misalnya nasi bekas yang dikeringkan untuk digoreng
lagi),
kacang-kacangan busuk (sering pada kacang tanah), dsb. (Masih ingat
dioxin
yang diributkan? Aflatoxin tak kalah bahayanya)
Yang perlu diperhatikan pasien penderita HBV kronis/carrier adalah screening
(lab) keluarga dekat, yang HBsAg negatif dan Anti-HBs negatif
harus
divaksinasi agar tidak tertulari pasien. Bila pasien melahirkan, sang
bayi
harus mendapat penanganan khusus agar diusahakan tidak terjangkit HBV.
Untuk
pasien sendiri, harus berhati-hati terhadap superinfeksi virus hepatitis
yang lain seperti virus Hepatitis D (tidak ada di Indonesia, tetapi
dapat
diperoleh di Eropa), dan (belakangan ini disebutkan) virus Hepatitis
A.
Untuk Hepatitis A ini dapat dilakukan vaksinasi.
Ada herbal (tanaman-tanaman) yang diketahui baik untuk menunjang kesehatan
hati, antara lain temulawak (curcuma) dan silymarin (atau di Amerika
disebut
milk thistle). Ekstrak herbal-herbal ini dapat diperoleh pada healthfood
(makanan kesehatan) yang beredar. Salah satunya yang mengandung ekstrak
keduanya dalam komposisi yang baik adalah Nature's FIT Cure (boxnya
berwarna
kuning dan bergambar hati).
Semoga cukup informatif.
Dr. Bayu P. Hie
** From: Ari Syam-BC visitor <syam@biosci.uq.edu.au>
Saya ada komentar sedikit tentang yang dikemukan oleh dr.Bayu, yang
saya
baca dari "harisononline.com", kriteria untuk hepatitis kronis saat
ini
yang digunakan yaitu berdasarkan staging dan gradingnya
Sedang old clasification yang membagi hepatitis kronis menjadi
hepatitis kronis persisten, hapatitis lobular kronis dan hepatitis
kronis aktif, sudah mulai ditinggalkan
mengingat saat ini sudah ada klasifikasi yang lebih informatif berdasarkan
kombinasi pemeriksaan klinis, serologi dan histopatologi. klisifikasi
berdasarkan grading dihubungkan aktivitas inflamasi nekrosis dari jaringan
hati dan dan yang biasa digunakan Knodell-Ishak Score (Histogic Activity
Index). Sedang klasifikasi berdasarkan staging berhubungan dengan
progresivitas penyakit dan dihubungakn dengan derajat fibrosis jaringan
hati.Biasanya pemberiaan antivirus didasarkan pada kedua
klasifikasi
tadi. Selain antivirus yang diberikan secara suntikan ada terapi secara
oral yaitu dengan nucleoside analog lamivudine dan diberikan selama
1
tahun. Salah satu laporan tentang penggunaan ini dimuat pada
jurnal N.Eng.J.Med 339(2):61-8 (1998). Dan juga
menggunakan klasifikasi yang saya sebutkan diatas. selain itu jumlah
virus
sebelum terapi juga cukup berpengaruh (Pemeriksaan HBV DNA). Dan konsep
terakhir tentang hepatitis kronis bahwa hepatitis kronis yang ringan
pun
dapat berpotensi menjadi progresif. Dan tentunya adanya virus hepatitis
B
didalam tubuh dapat merupakan faktor penyebab terjadinya kanker hati
dimasa datang bagi pengidap hepatitis B tersebut.
Mudah-mudahn ada manfaatnya terutama untuk teman sejawat
AFS
** From: "poskanta" <poskanta@indosat.net.id>
Banyak pengalaman penyembuhan Hepatitis B dengan Temulawak dan Meniran,
direbus dan ketika minum ditambah madu asli.
Dosis yang biasa digunakan: Temulawak segar sebesar telor ayam dikupas
dan
diris-iris, campur dengan 3 batang pohon meniran segar,dengan akarnya,
dicuci bersih. Rebus dengan air 4 gelas sampai tinggal 2 gelas, minum
pagi-sore @ 1 gelas. Tiap gelas ditambah dengan 1sdm madu asli.
|