MITOS
TERNYATA MIRIP DENGAN GOSIP, YA?
MITOS-MITOS
HIV/AIDS
MITOS adalah cerita-cerita yang berkembang di masyarakat tentang suatu permasalahan yang belum tentu benar. Mitos ini seperti gosip, meskipun di lubuk hati kita mengakui nggak punya bukti kebenarannya, tapi ternyata enak juga membicarakannya. Tapi ternyata dampaknya sama-sama merugikan juga.
Ada beberapa mitos di masyarakat tentang HIV/AIDS:
a. HIV/AIDS penyakit kutukan Tuhan
HIV/AIDS bukan penyakit kutukan Tuhan karena siapa saja, entah itu anak-anak, remaja, orang dewasa (laki-laki/perempuan), atau bayi.
b. HIV/AIDS penyakit orang bule
Penyakit ini ditemukan pertama kali di Afrika. Saat ini, virus ini bisa menyerang siapa saja tanpa memilih ras, suku, bangsa dan kapan saja. Di Indonesia, jumlah penderita HIV/AIDS semakin bertambah.
c. HIV/AIDS hanya menular lewat hubungan seks
HIV/AIDS juga dapat menular melalui transfusi darah, penggunaan jarum suntik, tindik atau tattoo yang tidak steril, dan bu hamil pada bayi yang dikandungnya.
d. HIV/AIDS penyakit kaum homoseksual
HIV/AIDS lebih dulu mewabah di kalangan homoseksual karena mereka melakukan sodomi. Kaum heteroseksual pun bisa terkena HIV/AIDS bila dia tidak berhati-hati dengan perilakunya. Yang jelas, virus ini tidak diskriminatif dan justru paling banyak diderita oleh kaum heteroseksual.
e. HIV/AIDS hanya diderita oleh pekerja seks
Tidak cuma PSK (pekerja seks komersial) saja yang bisa terkena HIV/AIDS. Setiap orang bisa terkena kalau perilakunya beresiko tinggi tertular HIV/AIDS.
f. HIV/AIDS dapat menular lewat kontak sosial
Kontak social seperti makan, minum, bersalaman maupun menggunakan WC umum bersama penderita HIV/AIDS belum terbukti dapat menyebarkan HIV/AIDS.
g. HIV/AIDS bisa menular lewat keringat atau ludah
Hanya ada tiga cairan tubuh yang dapat menularkan HIV/AIDS, antara lain: cairan sperma, cairan vagina dan darah. Jumlah HIV yang ada dalam ludah atau keringat belum terbukti menyebabkan AIDS.(Ong)