Eunike
 EDISI 9  
Juli - September 1997 

Menu Utama


Daftar Isi
 Hanna bin Elkana Sutrisno

 Artikel: Ibu Muda

 Mengajar Anak Prasekolah ...

 Tips Kesehatan

 Perkembangan Anak ...


Email
Email:
emailbox@cbn.net.id

Renungan Ibu
Hanna bin Elkana Sutrisno
(I Samuel 1:1-28)

Rootie


pa yang dibutuhkan dari suami bagi seorang istri yang sedang mengalami stress berat?

Seperti pria pada umumnya, Elkana adalah seorang yang rasional dan praktikal. Tapi, Elkana bukanlah tipe laki-laki ‘cuek’. Sekalipun ia sudah mendapatkan kepuasan melalui Penina yang dapat memberikannya keturunan, ia memperhatikan kesusahan istrinya. Dihiburnya Hanna ketika ia mengalami stress berat. Ia mengatakan: "Hanna, mengapa engkau menangis dan mengapa engkau tidak mau makan? Mengapa hatimu sedih? Bukankah aku lebih berharga bagimu dari pada sepuluh anak laki-laki?" Hanna diam saja… mungkin kalau Hanna mau menjawab ia akan mengatakan: "Siapa bilang kau lebih berharga dari pada sepuluh anak laki-laki?…. satu saja anak laki-laki lebih berharga daripada sepuluh Elkana"

Betapa seringnya wanita merasakan suami tidak mengerti stress yang dialami. Semakin suami berbicara untuk menghibur, semakin dalamlah stress wanita. Karena, semakin banyak suami berbicara semakin jelas bahwa sang suami tidak mengerti kesusahan wanita yang sesungguhnya.
Apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh wanita yang sedang stress? Pertanyaan yang sulit dijawab oleh suami. Sering suami merasa serba salah. Diam saja…. Istri merasa suami ‘cuek’, berbicara … istri merasa suami tidak menangkap isi hati sesungguhnya. Memang Tuhan menciptakan wanita sebagai makhluk yang sulit diduga, dengan tujuan supaya suami lebih hati-hati di dalam menghadapinya.

Stress seorang wanita tidak jauh dari urusan anak. Anak yang susah makan, anak yang melawan, anak yang tidak mau diatur, anak yang sakit terus menerus, anak yang tidak mau belajar, anak yang main game terus, anak yang banyak permintaan.

Di dalam kondisi stress, istri sangat membutuhkan dukungan suami. Bukan sekedar kata-kata penghiburan tapi dukungan rohani. Tidak usah suami banyak berbicara atau memberi komentar. Cukup dengan mengatakan: "Sayang, saya tahu tugasmu sebagai ibu sungguh teramat berat. Mungkin saya kurang bisa membantumu, tapi saya ingin kamu tahu bahwa saya terus mendoakanmu supaya Tuhan memberikan kekuatan dan hikmat."

Pagi ini, seperti biasanya sebelum makan pagi bersama suami saya berdoa untuk saya. Tapi hari ini doanya lebih saya simak karena saya sangat membutuhkannya. Ia katakan: "Tuhan, berikanlah istriku hikmat untuk dapat mendidik anak kami, untuk melakukan segala pelayanannya dan segala macam urusan hari ini." Doa yang umum tapi lebih berharga daripada kecupannya sebelum ia masuk mobil. Mengapa? Karena saya lebih membutuhkan Tuhan daripada dirinya yang terbatas. Saya lebih membutuhkan doa daripada seribu kata penghiburan. Doa suami lebih membuktikan ketulusan cintanya daripada jutaan hadiah dari mall terbesar di Jakarta.


1