Eunike
 EDISI 9  
Juli - September 1997 

Menu Utama


Daftar Isi
 Hanna bin Elkana Sutrisno

 Artikel: Ibu Muda

 Mengajar Anak Prasekolah ...

 Tips Kesehatan

 Perkembangan Anak ...


Email
Email:
emailbox@cbn.net.id

Perkembangan Anak

USIA 0-1 TAHUN

Memuji Tuhan Sejak Bayi
(Rootie))

Mengajar anak untuk memuji Tuhan tidak perlu tunggu sampai ia bisa menyanyi. Sejak dari kandungan bayi dapat diajak memuji Tuhan bersama dengan papa dan mama.

Pada usia 7-8 bulan, bayi mulai terlihat responsif terhadap irama lagu. Ia akan bertepuk tangan sambil tertawa-tawa. Ia akan mulai menggoyangkan badan mengikuti irama lagu. Jika anda sudah biasakan bayi sejak lahir mendengarkan irama lagu, ia akan siap untuk diajak memuji Tuhan bersama-sama pada usia 7-8 bulan.

Putarkan lagu-lagu klasik yang riang atau lagu rohani anak-anak maupun puji-pujian umum. Ajak anak menyanyi bersama, sambil bertepuk tangan dan menggerakan badan. Lakukan hal ini secara rutin: sehabis mandi, atau sebelum minum susu malam hari. Tunjukkan padanya bahwa memuji Tuhan merupakan waktu yang paling menyenangkan di dalam hidupnya. Jadikan ‘memuji Tuhan’ sebagai ‘life-style’ si kecil.

USIA 1-2 TAHUN

Stress pada Bayi
(Patricia H. Rushford)

Bukan hanya anda dapat mengalami stress. Bayipun dapat mengalami stress.

Stress adalah tekanan yang dirasakan ketika tuntutan melebihi kemampuan seseorang. Bayi dapat mengalaminya ketika rutinitas terganggu oleh perjalanan, pesta ulang tahun, tidak tidur siang, suara yang keras terus menerus, kunjungan tamu, atau makan malam di luar rumah. Penyebab lain bersumber dari orang tua sendiri yang terlalu banyak menekan, ngomel, berkelahi, atau menuntut lebih. ‘stress’ melepaskan hormon ke dalam tubuh, yang menyebabkan jantung berdebar keras dan nafas lebih cepat. Terlalu banyak stress dapat mengakibatkan masalah kesehatan dan kejiwaan.

Semua bayi dapat mengalami stress, akan tetapi kemampuan tiap bayi berbeda. Ada bayi yang dapat menanggung tekanan yang cukup berat, ada bayi yang tidak tahan dengan tekanan yang sedikit saja.

Tanda-tanda stress pada bayi misalnya: rewel, tidak bisa diam, nakal, susah makan, susah tidur, masalah pencernaan, mengisap jempol, dan menangis di malam hari.

Untuk menanggulanginya, sebagai orang tua kita harus memikirkan segala alternatif terbaik. Bayi cenderung untuk meniru mimik orang tua. Oleh sebab itu pertama-tama, kita sendiri harus belajar bagaimana menanggulangi stress kita sendiri. Setelah itu evaluasi lingkungan bayi: hindari dari suara yang mengganggu, susun jadwal rutinitas yang lebih teratur. Sebagai orang tua bersikaplah lebih tenang, sabar dan penuh kasih, berikan atmosfir yang lebih santai pada saat bermain, luangkan waktu untuk bermain dan tertawa, mandikan dengan air hangat, berikan susu hangat, letakan pada kursi atau ranjang ayunan, peluk dan beri kelembutan. Dan akhirnya, yang paling penting: doakan terus menerus. Allah yang Maha tahu dapat menanggulangi segala macam situasi. Percayakan kekhawatiran anda padaNya dan mintakan damai sejahtera dan rasa aman bagi anda dan anak anda.

USIA 2-3 TAHUN

Anak Luar Biasa
(Grace Ketterman)

Masa kebingungan orang tua yang luar biasa untuk pertama kali adalah ketika ia melihat anak 2-3 tahun tiba-tiba membencinya.

Janet tiba-tiba menendang kakaknya, memukul teman-temannya dan berteriak "No!". Janet seharusnya tidur siang, tapi ia terus bermain sekalipun sudah lelah. Dalam kebingungannya ibu Janet mengatakan: "Apa yang telah saya lakukan sehingga ia menjadi begitu pemarah dan penuh kebencian?" Yang ibu Janet tidak sadari adalah apa yang terjadi dalam diri Janet juga terjadi pada umumnya anak seusianya.

Karakteristik umum:
  • Menjadi mandiri merupakan tugas utama.
    Syarat untuk melakukan tugas itu adalah menguji otoritas orang tua. Itu adalah satu-satunya cara untuk dia dapat menemukan kemampuannya dan mengerti batas-batas yang tidak boleh dilakukan.
  • Mereka belajar dengan cara menjelajah.
    Hal ini mendorongnya untuk mencapai puncak tertinggi dari lemari es untuk melihat apakah ada biskuit di atas lemari yang tertinggi. Mereka sama sekali tidak bermaksud untuk menakut-nakuti ibunya.
  • Mereka sangat posesif, suka merebut, dan egois.
    Bukan karena mereka jahat tetapi karena mereka rasa tidak aman. Mereka tidak tahu siapakah diri mereka, sehingga tidak dapat memahami apa yang menjadi miliknya dan yang bukan miliknya.
  • Mereka dikendalikan oleh ‘instinct’
    Janet memukul temannya karena temannya menjambak rambut Janet yang merebut bonekanya.
  • Perbendaharaan kata yang paling umum digunakan adalah "tidak!"
    Ini adalah sarana kedua untuk menemukan batasan baru dan menguji sejauh mana dia berkuasa atau berotoritas.
  • Mereka mempunyai kemampuan untuk membuat orangtua bertingkah laku seperti anak-anak.
    Ibu sering tidak menyadari bahwa ia telah berebut barang, berteriak marah-marah, bertengkar seperti anaknya. Tapi, setelah meletakan si ‘monster kecil’ ke atas tempat tidur, mereka berubah menjadi malaikat yang tenang dan membuat ibu merasa sangat bersalah telah berkelahi dengannya.

BAGAIMANA MENGATASI ANAK 2-3 TAHUN:

  • Jangan berdebat dengannya untuk kuasa.
    Ingatlah bahwa anak bukanlah milik tapi titipan Allah.
  • Salurkan kebutuhan eksplorasi anak.
    Bawa anak ke luar rumah atau area rumah yang paling luas dan kasar. Bantu mereka memanjat dengan aman. Ajak mereka menjelajahi banyak hal baru. Mereka akan lelah dan membutuhkan waktu tidur yang aman dan tenang.
  • Jangan biarkan anak bermain tanpa diawasi.
    Jangan harapkan anak 2 tahun dapat berbagi mainan dengan murah hati. Awasilah anak ketika bermain dengan anak lain. Ketika terjadi perkelahian, gunakan untuk mengajarkan anak bagaimana bermain bersama. Pisahkan anak beberapa saat untuk bermain sendiri.
  • Ketika anak lain menjadi agresif,
    dan anak anda siap untuk membalas, pisahkan dengan tegas. Pisahkan keduanya sampai masing-masing bersedia untuk tidak saling menyakiti.
  • Jangan khawatir dengan kata "No".
    Ketika anaknya mengatakan "Tidak!, tidak!" Teman saya dengan tenang mengatakan: "Kamu boleh saja bilang Tidak! Sebanyak-banyaknya. Tapi kamu kan tetap akan membereskan mainanmu." Orang tua harus memiliki percaya diri di dalam hikmat Allah. Maka, kita tidak akan pernah menyerah kepada kekuatan anak untuk memberontak.
  • Sebanyak dibutuhkan, mintalah kekuatan baru terus menerus dari Allah Bapa di surga.
    Allah menjanjikan setiap orang tua hikmat, kekuatan, dan kasih.

Grace Ketterman, M.D. adalah direktur medis dari Crittenton Center, rumah sakit psikiatris untuk anak-anak di Kansan City, Mo. Dia adalah penulis dari Mothering: The Complete Guide fot Mothers of All Ages. (Thomas Nelson).

USIA 3-5 TAHUN

Pertama Kali Ke Dokter Gigi
(Jeffrey W. Timm)

Jika anak anda tidak mempunyai masalah dengan giginya, maka usia 3 tahun adalah usia yang tepat untuk mengunjungi dokter gigi untuk pertama kali. Pada usia ini anak sudah dapat mengerti apa yang dilakukan dokter dan mengapa. Perkembangan tiap anak berbeda, membuat anda harus mempertimbangkan apakah anak anda sudah siap.

Pada kunjungan pertama anak-anak belajar mengenal peralatan yang digunakan dokter, kemudian gigi diperiksa dari kemungkinan adanya masalah. Gigi anak anda juga akan dibersihkan dan diberikan fluoride. Untuk prosedur ini biasanya anak-anak tidak akan mengalami masalah.

Cerita kakak-kakak mereka tentang pengalamannya ke dokter gigi sering membuat anak merasa takut. Anda perlu mempersiapkan anak secara bijaksana. Ajaklah anak bermain dokter-dokteran. Ketika anak berbaring di sofa, anda dapat berperan sebagai dokter gigi yang menghitung jumlah giginya. Berikan anak anda kaca yang dapat ia pegang, sambil anda menyikat giginya dalam keadaan berbaring. Jelaskan kepada anak bahwa dokter gigi akan menghitung giginya dan memakai "sikat gigi istiimewa" untuk membuat giginya "super bersih". Jangan janjikan bahwa dokter gigi tidak akan menyakitinya. Janji ini hanya akan membuat anak bingung, mengapa pada akhirnya ia disakiti oleh dokter gigi. Usahakan untuk memberikan impresi positif kepada anak setiap kali ia akan pergi ke dokter gigi. Hal ini akan membangun kebiasaan pemeliharaan gigi yang baik seumur hidupnya.

Jeffrey M. Timm, D.M.D., praktek sebagai dokter gigi keluarga di Bend, Ore. Ia mempunyai empat orang anak.

USIA 5-8 TAHUN

Perhatikan Aku!!
(Kevin Leman)

Merasa diri penting di dalam keluarga, merupakan perasaan dasar yang dibutuhkan anak. Jika orang tua tidak memperhatikan kebutuhan ini, anak akan tetap berusaha mendapatkannya dengan berbagai cara: ngompol, merengek, menangis, berbohong, mencuri, mengganggu, atau membolos.

Tingkah laku untuk menarik perhatian tidak selalu negatif. Mendapatkan nilai A, menjadi penolong ibu atau membantu ayah membersihkan garasi juga merupakan sarana untuk menarik perhatian. Anda perlu hati-hati jangan sampai anak belajar bahwa ia hanya disayangi jika mendapat nilai baik, atau hanya kalau membantu orang tua.

Kadang-kadang anak menanik perhatian orang tua secara berlebihan. Dia tidak akan berhenti berteriak sampai ada orang yang mengatakan: "Sudah kasih saja….!" Hal ini dilakukannya karena ia sudah mempelajari bahwa hanya dengan cara itu ia bisa memperoleh apa yang ia inginkan. Cara itu memberikan "kuasa" ekstra untuk mengontrol orang tuanya.

Beberapa prinsip untuk mengatasinya:
  • Katakan pada anak: "kamu ingin diperhatikan, yach? Ayo sini mama/papa pangku (atau cium)? Kamu engga usah bertingkah seperti itu mama sudah mengerti koq". Yakinkan anak bahwa mereka tidak perlu berjuang untuk mendapatkan perhatian dan kasih, karena anda memiliki cukup pelukan dan ciuman yang hangat untuk diberikan.

  • Usahakan untuk tidak memperdulikan tingkah menarik perhatian yang negatif. Biasanya mereka akan menghentikan sendiri.

  • Hindari untuk mengingatkan anak untuk suatu hal terus menerus. Sebagai contoh: jangan memanggil anak berulang-ulang untuk duduk di kursi makan. Itulah yang ia inginkan, yaitu menjadikan dirinya sebagai pusat perhatian. Panggil anak satu kali saja. Kalau anak tidak mau datang, jangan panggil lagi. Duduk saja, dan nikmatilah makanan anda tanpa dirinya.

  • Maksimalkan tindakan dan minimalkan perkataan. Ketika saya menanyakan kepada anak-anak berapa kali orang tua mereka harus menyuruh mereka melakukan sesuatu, mereka menjawab: "tiga kali." Pertama, untuk memanggil. Kedua, untuk menyatakan bahwa papa atau mama mulai marah. Ketiga, (selalu dengan nada yang keras) yang berarti: "Hei, mama dan papa sungguh-sungguh. Kamu datang ke sini sekarang!" Berhentilah melakukan permainan ini dengan anak anda; ini hanya mengajarkan anak untuk tidak bertanggung jawab. Hindari godaan untuk menantang anak. Ajarkan mereka konsekuensi dari tingkah lakunya. Jika mereka tidak juga datang ketika dipanggil untuk makan, mereka akan kelaparan.

Kevin Leman adalah psikolog terkenal yang menulis lebih dari 10 buku tentang bagaimana menjadi orang tua, termasuk Getting the Best Out of Your Kids (Harvest House).

USIA 8-12 TAHUN

Belajar Efektif
(Elaine K. McEwan)

Pernahkan anda berpikir bagaimana seorang anak bisa mendapatkan nilai A dengan belajar sambil mendengarkan musik, ketika yang lain sangat terganggu hanya dengan mendengar suara kertas koran yang dibolak-balik. Hal ini tidak berhubungan dengan daya intelegensi anak, melainkan pola belajar. Jika kita bisa mengenal pola belajar anak, maka kita dapat menyusun struktur lingkungan rumah yang dapat memaksimalkan kemampuan belajar anak. Hasil survey dan riset membuktikan bahwa tiap orang mempunyai pola belajar yang berbeda. Jika ketrampilan belajar dilatih sesuai dengan pola belajar anak, maka ia akan belajar di dalam waktu yang lebih singkat.

Bagaimana anak anda belajar ?

Jika anak anda senang duduk diam dan mendengarkan cerita, ia cenderung sebagai auditory learner. Dia akan lebih mengerti dan mengingat pelajaran yang ‘didengar’. Jika demikian, bantulah anak mengerjakan pekerjaan rumah dengan membacakan materi yang penting dan minta anak mengucapkan hal-hal penting untuk dipelajari.
Bagi visual learner, hal yang dapat dilihat sangatlah dibutuhkan. Mereka membutuhkan tulisan, gambar, bagan atau ilustrasi untuk menolongnya mengorganisasikan dan mengingat materi yang dipelajari.

Jika anak harus menyentuh sesuatu yang dilihat, membongkar untuk melihat bagaimana cara kerja suatu benda, ia adalah kinesthetic/tactile learner. Mereka butuh untuk mengalami sesuatu, bukan hanya mendengar atau membaca tentang sesuatu. Biasanya mereka suka melakukan kerja kelompok, berbagi dan belajar dengan orang lain.

Pelajar yang sukses biasanya tidak terpaut hanya dengan satu pola belajar. Penggunaan berbagai indera, seringkali menolongnya mengatasi kelemahan di dalam suatu bidang. Tapi, ada anak-anak tertentu yang sulit belajar, mungkin bisa lebih efektif belajar dengan hanya memakai satu pola belajar.

Bagaimana membantu anak belajar

Setelah menemukan pola belajar anak, yang dapat anda lakukan adalah sebagai berikut:
  • Diskusikan pola belajar anak dengan guru. Ceritakan ide dan strategi yang mungkin merupakan hal terbaik untuk dilakukan di sekolah dan di rumah.

  • Cobalah bereksperimen dengan berbagai tekhnik belajar untuk melihat yang mana paling efektif bagi anak. Misalnya, untuk menolong anak menghafalkan perkalian, coba dengan: kuis verbal (auditory), soal tulisan (visual), lagu atau pantun atau peragaan (kinesthetic/tactile).

  • Sadarilah bahwa anda dan anak anda mungkin mempunyai pola belajar yang berbeda. Ketika menolongnya mengerjakan pekerjaan rumah, hendaklah anda peka terhadap keunikan pola belajar masing-masing. Jangan biarkan pekerjaan rumah membuat hubungan kalian menjadi terputus.

  • Bantulah anak mengerti dan menbangun pola belajarnya. Kalau anak butuh untuk mem-'visualisasi'kan ide yang dipelajari, bantulah dia belajar membuat diagram, bagan, atau gambar. Jika ia membutuhkan pengalaman, bantulah anak untuk menemukan pengalaman tersebut. Kalau ia perlu mendengar, ajarkan bagaimana merekam materi yang penting untuk di dengar.

  • Libatkan anak di dalam aktifitas di luar rumah, atau melakukan hobby dengan menggunakan pola belajar, talenta dan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang terbaik.
Elaine K. McEwan, Ed.D., adalah kepala sekolah dasar dan pengarang beberapa buku, termasuk Will My Child Be Ready for School ? (Life Journey, 1990)


GIVE YOUR TROUBLES TO GOD; HE WILL BE UP ALL NIGHT ANYWAY.

(Naskah-naskah terjemahan di ambil dari majalah Christian Parenting Today, edisi Juli/Agustus 1992)

1