|
|||||||||||
|
|||||||||||
|
Syahdan gairah
kenangan yang membakar birahi, membuat gerakan tubuh Salindri kian tak
terkendali, apalagi jari-jemari Sangaji dengan lembut menyusuri, sekujur
tubuhnya hingga lekukan paling tersembunyi, dan ketika akhirnya salah satu
jari tangan Sangaji, tersesat di lorong kerinduan yang penuh sensasi, seluruh
otot tubuh Salindri serentak berkontraksi.
Dan lantaran tak lagi sempat berkelit, jemari Sangaji yang tersesat itu bagaikan tergigit, oleh pintu lorong kerinduan yang rapat menjepit, dan ketika mencoba lolos lewat langit-langit, maka sebuah titik teramat rawan pun terpijit, membuat tubuh Salindri terjungkit bangkit, dan kedua kakinya kejang menggamit, sedangkan bibirnya terkatup menahan jerit. Akan halnya jantung Sangaji berdebar hebat, tatkala pinggul Salindri terangkat dan menggeliat, sambil kedua lengannya yang berlumuran keringat, memeluk erat agar seluruh tubuhnya merapat ketat, sehingga napas Sangaji seperti mampat tersumbat. Pada ketika itulah untuk yang pertama kalinya, Salindri mengalami pencapaian orgasme luar biasa, lantaran Titik G-airah yang teramat rawan dan rahasia, secara tidak sengaja terjamah ujung jan suaminya. Sedangkan Sangaji yang diam bagai melamun, termangu bengong mirip orang tua yang sudah pikun, lantaran rasa heran masih memadat di ubun-ubun, namun sebelum ketidakmengertian datang beruntun, Kitab Smaragama lantas bergegas meluncur turun, menjelaskan Titik G-airah yang dianggap hanta karun, dalam nada rendah dan berupaya santun: "Wahal Sangaji dan Salindri dengarkanlah, welangan tentang puncak percintaan paling indah, yang akan membuat birahi perempuan membuncah, tatkala suaminya berhasil menemukan Titik G-airah, yakni suatu wilayah yang teramat sulit untuk dijamah, oleh lingga yang gagah ataupun oleh lidah yang lincah, dan justru dengan jarilah bisa terkait dengan mudah. Dan walaupun tanpa disertal pemahaman, ten tang seluk beluk Titik G-airah yang ditemukan, oleh dokter Ernst Grafenberg pada tahun 1950-an, dan kemudian dinamai G Spot yang menghebohkan, kalian berdua baru saja mengukir pengalaman, yang apabila sering dipelajari dan dipraktekkan, tentu akan membukakan pintu-pintu percintaan, menuju kenikmatan, keindahan, dan kepuasan, yang sebelumnya belum pernah kalian rasakan." Sangaji yang terkurung dalam pelukan Salindri, perlahan-lahan menarik jari tangannya yang terkunci, di dalam lorong kerinduan yang basah dan sunyi, dan ketika pintu lorong itu dilintasi ujung jemari, Salindri tergial kegelian dan kemudian lepas kendali, dan sebelum Sangaji menyadari apa yang terjadi, jari-jemari Salindri balik menyerang mengikili-kili. Hatta melayanglah Sangaji dan Sal indri, mengarungi angkasa gairah birahi tanpa tepi, dan bahkan mengembarai belantara mimpi, dan sampai di relung masa lalunya sendiri, yakni ketika mereka berdua baru pertama kali memasuki kehidupan bersuami istri, dan menerima wejangan begini: "Malam pertama pernikahan, adalah malam persembahan perawan, sebuah malam yang tak mudah terlupakan, dan yang di sepaniang hidup perempuan hanya satu kali terladi-sekali, tak tergantikan, seperti halnya kelahiran, dan juga kematian, cuma terladi sekali di awal dan akhir kehidupan, sehingga tak patut apabila disia-siakan. Maka setiap pengantin perempuan hendaknya mengerti bagaimana melaksanakan dan mengetahui apa saja yang mesti dilakukan Berbaring di ranjang peraduan. Yang mesti dilakukan penama kali, adalah merendam diri dalam kolam melati setidaknya sucikanlah ragamu dengan mandi bersihkanlah sekujur tubuhmu secara teilti, hingga lekuk-liku lipatan paling tersembunyi dan harumkanlah badanmu supaya wangi, riaslah wajahmu agar tampak berseri setelah pasti semua beres dan rapi, maka tibalah saatnya menemui suami. Apabila tak ada perasaan gamang biarkan saja kamar pengantin terang-benderang, namun jika muncul rasa malu atau bimbang, upayakan tercipta ruang yang remang-remang, dan alunan musik yang sayup mengambang akan membuat kalian berdua serasa ditimang, diayun-ayun gairah birahi yang menggelombang, melayang-layang di langit fantasi kasih sayang. Dan biarlah tubuhmu yang telanjang, hanya terbalut gaun malam tipis membayang, agar gairah birahi semakin giat menggelinjang, supaya langit fantasi kian panas terangsang, dan ketika angan-angan sudah mabuk kepayang ayunkan langkah perlahan-lahan menuju ranjang, menghampiri suamimu yang diam memandang, lalu perlahan-lahan pula berbaringlah telentang, dan berusahalah terlihat senang namun tenang, walau terasa bergoyang-goyang. Sucikanlah pikiran dan angan-angan, dan hal-hal selain malam persembahan perawan. Kosongkanlah perasaan dan relung hati dan segala macam urusan dan beban duniawi karena pada malam ftu engkau ibarat bayi, yang akan dibelai, dikecup, dielus, dan diciumi Dan apabila kau rasakan sentuhan, atau bahkan jika kau tahu gaunmu ditanggalkan, tak perlu malu atau mencoba mempertahankan dengan gerakan ataupun dengan perkataan. Pun apabila kecup cium suamimu yang semula mengulum kelembutan bibirmu, perlahan merayap turun menyusuri tubuhmu, bahkan jika menyelinap di lipatan berliku, nikmati saja tanpa rasa ragu... "Bagi yang baru pertama kali melakukan hubungan intim suami istri hendaknya mengetahui wejangan ini. Satu, tak perlu terburu-buru, walau seakan hangus terbakar natsu, karena akan selalu masih cukup wakrtu untuk saling bercumbu dan menunggu saat yang tepat untuk menyatu. Dua, ungkapkanlah perhatianmu, bisikkanlah isi hati dan kasih sayangmu, agar tercipta rasa aman di dalam kalbu, karena siapapun ten tu tahu saat pertama kali mengalami hal itu selalu gugup dan bahkan ragu. Tiga, lakukanlah pelan-pelan, dan pastikan kalian memang menginginkan, namun demikian jangan langsung menekan, lakukanlah dengan sepenuh kelembutan. Empat, pilihlah posisi yang wajar; karena yang wajar itu nyaman, dan lancar karena yang wajar itu aman, dan benar. Lima,
demi cinta dan kehidupan bukakanlah pintu menuju lorong kerinduan, agar
suamimu tahu bahwa Ia telah diijinkan menanamkan benih kehidupan. Dan suami
yang penuh pengertian akan selalu dan sangat memperhatikan hasrat sang
istri yang tak terucapkan. Suami yang bijak dan berperasaan tentu juga
mampu membedakan reaksi yangmuncul dari kenikmatan dengan ekspresi yang
mencerminkan keterpaksaan menahan kepedihan
|
||||||||||
|