Script of Ngarto Februana
|
ANIMATION FILM SCRIPT FOR CREATIVE FACTORY
KAMPUNG EDU: DOMDOM KENA FLU
OPENING
FADE IN
01. EXT. -
KAMPUNG EDU DI PERBUKITAN - SIANG
Matahari
terik di langit biru tanpa awan.
Sebuah
pohon dengan daun-daun berguguran, tanpa musim kemarau.
SFX.
Suara angin berembus.
Daun-daun berguguran, melayang-layang di udara, jatuh ke bawah pohon.
NARATOR:
"Musim kemarau telah tiba. Daun-daun berguguran. Udara sangat
panas."
CUT TO
Kinci
dan Kimbo tengah bermain ayunan di bawah pohon. Ayunan sederhana,
dari tali yang diikatkan di dahan pohon. Kinci duduk di bantalan
ayunan, Kimbo mendorong maju dan mundur.
NARATOR
(CONT.): "Walau demikian, anak-anak di Kampung Edu tetap ceria.
Mereka tetap bermain dengan gembira."
Kinci
naik di ayunan. Kimbo mendorong ayunan, maju dan mundur.
KINCI
(Di atas ayunan yang berayun-ayun, Kinci bernyanyi-nyanyi)
Tra
la la la, tri li lili. Betapa asyiknya, berayun-ayun.
KIMBO
(Melenguh) Kamu yang asyik.
Aku yang capek, Ci. Udahan,
ya.
KINCI
Sebentar lagi, Kimbo.
Lagi asyik, nih. Ayo, terus dorong.
KIMBO
(Melenguh) Udahan, ah.
Aku mau ke rumah Domdom.
CUT TO
Kimbo
berhenti mendorong ayunan maju mundur. Lalu berjalan
meninggalkan Kinci. Kimbo OUT FRAME.
CUT TO
Ayunan
berhenti. Kinci turun dari ayunan.
KINCI
(Berlari menyusul Kimbo)
Kimbo, tunggu. Aku ikut.
CUT TO
02. EXT. -
JALAN DI KAMPUNG EDU - SIANG
Kimbo
terus berjalan.
OS.
KINCI
Kimbo, tunggu.
Kimbo
menoleh ke belakang, mendengar suara Kinci yang ingin ikut ke
rumah Domdom. Kimbo lalu ngumpet di balik pohon.
Kinci
tiba di tempat Kimbo semula. Tapi tidak menemukan Kimbo. Kinci
kesal, menoleh ke sana kemari, celingukan, mencari Kimbo.
KINCI
Kimbo, kamu di mana?
Aahhh, Kimbo, kamu ngerjain aku, ya?
SFX.
Lenguhan Kimbo.
KINCI
Kimbo, kamu ngumpet di mana, sih?
Kinci
berjalan ke dekat pohon. Tepat di saat itu, Kimbo memunculkan
wajahnya tepat di muka Kinci.Kedua muka hampir bersentuhan.
KIMBO
Ci luk baaa.
KINCI
(Terkejut bukan main) Iiiih, Kimbo! Kamu ngagetin aku.
(Kinci
meninju bahu Kimbo dengan gemas)
KIMBO
(Melenguh) He he he. Maaf, maaf.
KINCI
Boleh ikut, nggak?
KIMBO
Ayo, kita ke rumah Domdom.
Kinci
dan Kimbo berjalan bareng menuju rumah Domdom.
FADE OUT
03.
EXT./INT. - RUMAH DOMDOM - SIANG
Rumah
Domdom tampak dari kejauhan.
Kinci
dan Kimbo berjalan menuju rumah Domdom.
CUT TO
Di dalam
rumah, Domdom sedang melukis pada sebuah kanvas. Di kanvas sudah
terlukis pemandangan: pohon, gunung, dan matahari. Gambar pohon
tampak menonjol.
Agas
duduk menemani Domdom melukis.
DOMDOM
(Sambil asyik melukis)
Ini namanya lukisan. Bukan cendol.
AGAS
Sudah tahu itu bukan cendol.
DOMDOM
(Menunjuk gambar pohon dengan kuas)
Tahu, ini pohon apa?
AGAS
Nangka.
DOMDOM
Bukan.
AGAS
Lalu, apa?
DOMDOM
Kedondong!
AGAS
(Nyengir sambil garuk-garuk kepala)
Yah, lagi-lagi kedondong. Yang lain, dong.
CUT TO
Kinci
dan Kimbo di depan rumah Domdom.
KINCI
Lagi ngapain si Domdom?
KIMBO
(Melenguh) Kalau nggak bikin puisi, melukis.
KINCI
Halooo, Domdom. Kami datang.
CUT TO
Kinci
dan Kimbo masuk rumah. Domdom dan Agas melihat ke arah Kinci dan
Kimbo.
AGAS
Eh, Kinci, Kimbo.
DOMDOM
(Menyambut Kinci dan Kimbo dengan berpantun serta melambaikan
tangan)
Buah pisang, buah duku. Selamat datang di rumahku, he he he.
KINCI
(Kepada Agas) Eh, Agas sudah di sini....
Wah, Domdom lagi melukis, ya.
Bagus amat lukisannya.
DOMDOM
Ya, jelas bagus dong. Siapa dulu yang melukis. Domdom!
AGAS
Aku juga bisa melukis.
Agas
mengambil kanvas di pojok ruangan. Memegang kuas dan cat, lalu
melukis dengan asal-asalan.
AGAS
Lihat. Lihat lukisanku. Bagus, kan?
KIMBO
(Melenguh) Itu bukan lukisan, tapi corat-coret nggak
karuan.
AGAS
Coba, lihat yang ini. (Agas mengoleskan kuas di kanvas Domdom).
Kubikin lebih bagus.
DOMDOM
Jangan, Gas. Jangan. Tambah jelek, deh.
AGAS
(Terus mencorat-coret gambar pohon di kanvas Domdom)
Tenang aja. Pasti lebih bagus.
DOMDOM
(Merebut kuas yang dipegang Agas agar tidak melanjutkan
mencorat-coret lukisan Domdom) Jangan.
Domdom
dan Agas berebut kuas, tarik menarik. Ujung kuas yang penuh cat
mengenai muka Agas. Domdom akhirnya berhasil merebut kuas.
KINCI
Agas jahil amat, sih.
Lukisan bagus-bagus malah dicorat-coret.
DOMDOM
Wah, kacau. Jadi berantakan begini.
AGAS
(Agas dengan muka penuh cat)
Yah, mukaku. Mukaku.
Kinci,
Domdom dan Kimbo tertawa melihat muka Agas.
KINCI
Ha ha ha. Muka Agas jadi lucu.
AGAS
Tega benar Domdom melukisi wajahku.
DOMDOM
Salah kamu sendiri, Gas. Lukisan bagus-bagus malah dicorat-coret.
KINCI
Ya, sudah. Sudah. Agas yang salah.
(Kepada Domdom) Oh, iya, Dom, bikinkan aku lukisan ya.
Bunga mawar, yang indah, ya.
KIMBO
(Melenguh) Aku juga mau.
DOMDOM
Iya. Iya. Aku buatkan yang indah.
KINCI
Bunga mawar.
DOMDOM
Iya. Iya. Bunga mawar dan kedondong.
KINCI
Nggak mau pakai kedondong.
Pokoknya mawar saja, nggak pakai kedondong.
DOMDOM
Oke. Oke. Tuan Putri.
Besok pagi, aku antar lukisannya ke rumahmu.
KIMBO
Jangan lupa, aku juga, ya.
DOMDOM
Iya. Iya. Aku janji besok pagi aku antara ke rumah kalian.
KINCI
Terima kasih. Kami pulang dulu, ya.
CUT TO
Kinci
dan Kimbo keluar rumah Domdom.
Agas
menyusul pulang, dengan muka penuh cat.
CUT TO
04.
INT. - RUMAH DOMDOM - SIANG
Domdom
melanjutkan melukis, sepulang Agas, Kinci, dan Kimbo.
DOMDOM
Nah, sekarang aku bisa lebih serius melukis.
Nggak ada yang ngerecoki.
NARATOR: "Sepulang Kinci, Agas, dan Kimbo; Domdom dengan
tenang melanjutkan melukis. Sementara itu, siang semakin terik.
Udara makin panas. Domdom merasa sangat haus."
DOMDOM
Wah, panas sekali siang ini. Haus sekali.
Domdom
menghentikan aktivitas melukis. Ia melangkah menuju kulkas.
Mengambil es. Lalu minum es segelas besar sampai habis dalam
sekali teguk.
DOMDOM
Nikmat sekali. Minum lagi ah.
Domdom
kembali meneguk segelas es.
DOMDOM
Betapa nikmatnya, di siang yang panas minum es banyak-banyak.
(Berpantun) Beli nanas dibikin jus. Dicampur tomat sama
es krim.
Hari panas bikin haus. Paling nikmat minum es krim.
NARATOR: "Untuk menghilangkan rasa haus, tak henti-hentinya
Domdom minum es. Memang nikmat nimum es di saat udara panas,
tapi ia tidak tahu akibatnya."
FADE OUT
05.
EXT. - KAMPUNG EDU DI PERBUKITAN - MENJELANG MALAM
FADE IN
Matahari
mulai tenggelam di balik bukit.
Hari
pelan-pelan menjadi gelap.
NARATOR (CONT.): Siang hari itu pun segera berlalu. Hari
mulai gelap, berganti malam. Tapi, udara terasa makin panas."
CUT TO
06.
INT. - RUMAH DOMDOM - MALAM
Domdom
menghadapi meja. Di meja ada lima gelas es.
Domdom
mengambil satu gelas es. Lalu minum dengan sekali teguk. Habis
itu, ia ambil lagi satu gelas es dan meminumnya dengan sekali
teguk.
NARATOR (CONT.): "Sampai malam, tak henti-hentinya Domdom
minum es. Bahkan, menjelang tidur, ia masih minum es berkali-kali."
DOMDOM
(Menguap) Ah, sudah ngantuk nih. Tidur, ah.
Domdom
bangkit dari duduk, berjalan memasuki kamar tidur.
CUT TO
Domdom
naik ke tempat tidur. Merebahkan tubuhnya di tempat tidur.
Menguap. Memejamkan mata.
Domdom
bangun lagi. Duduk di tempat tidur. Menggaruk-garuk lehernya.
DOMDOM
Tenggorokanku terasa sakit.
Domdom
menguap. Lalu ia merebahkan kembali di tempat tidur. Domdom
segera memejamkan mati.
Domdom
kembali bangun, duduk di tepi tempat tidur. Memejet hidungnya
sendiri.
DOMDOM
Tenggorokan sakit, hidung mampet pet pet pet.
Kacau balau. Kacau balau. Kenapa jadi begini?
Domdom
kembali merebahkan di ranjang. Memejamkan mata. Ia tampak
menggigil.
DOMDOM
Kepalaku terasa berat. Badanku menggigil.
DISOLVE
TO
07.
EXT. - KAMPUNG EDU DI PERBUKITAN - PAGI
Matahari
terbit di ufuk timur.
Ayam
berkokok tanda pagi telah datang.
SFX.
Ramai kicau burung.
NARATOR (CONT.): "Hari pun berganti pagi...."
08.
EXT. - RUMAH KINCI - PAGI
Kinci
menyiram bunga-bunga di halaman rumahnya sambil bersenandung.
NARATOR (CONT.): "Pagi itu, sambil menunggu Domdom, Kinci
menyirami bunga-bunga kesayangannya."
Kinci
melongok ke kejauhan.
KINCI
(Melihat ke kejauhan, ke ujung jalan)
Domdom kok belum juga datang?
Dia kan sudah janji ngantar lukisan.
CUT TO
Kinci
duduk di depan rumah, sambil bertopang dagu.
NARATOR: "Kinci terus menunggu dan menunggu kedatangan
Domdom. Tapi, yang ditunggu tak juga muncul. Lihatlah Kinci
mulai tidak sabar dan merasa kesal. Sementara hari mulai siang."
KINCI
Jangan-jangan, Domdom kambuh lagi kebiasaan jam karetnya.
CUT TO
09.
EXT. - JALAN MENUJU RUMAH KINCI - SIANG
Kimbo
tengah berjalan lamban menuju rumah Kinci.
CUT TO
10.
EXT. - RUMAH KINCI - SIANG
Kinci
sedang duduk termangu di depan rumahnya.
Kimbo
muncul di depan rumah Kinci.
KIMBO
(Melenguh) Lagi melamun, ya?
KINCI
Eh, Kimbo. Lagi nunggu Domdom.
KIMBO
Aku seharian juga nunggu Domdom. Tapi tak juga datang.
KINCI
Lalu, ngapain ke sini?
KIMBO
Ngecek Domdom. Kukira dia ke sini nganterin lukisan.
KINCI
Boro-boro. Nunggu dari pagi, Domdom tak muncul.
KIMBO
Kita ke rumahnya saja.
KINCI
Baiklah. Yok, kita berangkat.
Kinci
dan Kimbo berjalan.
CUT TO
11.
EXT. - JALAN DI KAMPUNG EDU - SIANG
Agas
berjalan-jalan, sesekali menggerak-gerakkan badannya seperti
senam. Memutar pinggangnya ke kiri dan ke kanan.
CUT TO
12.
EXT. - JALAN DI KAMPUNG EDU - SIANG
Kinci
dan Kimbo berjalan bersama.
KIMBO
(Melenguh) Kinci, kamu kok diam saja. Lagi marah, ya?
KINCI
Kesel. Keseeeel banget.
KIMBO
Kesel sama aku?
KINCI
Sama Domdom.
Mereka
terus melangkah.
CUT TO
13.
EXT. - JALAN DI KAMPUNG EDU - SIANG
Agas
menggerak-gerakkan badan di jalan.
Kinci
dan Kimbo berpapasan Agas di jalan.
KIMBO
(Melenguh) Agas, siang-siang panas begini olah raga?
AGAS
(Sambil memutar pinggang) Lagi hobby nih. Kalian mau ke
mana?
KINCI
Ke rumah Domdom.
AGAS
Ngapain?
KIMBO
(Melenguh) Dia sudah janji ngasih lukisan, eh, nggak
datang juga.
KINCI
Iya, nih. Jadi kesel.
Bayangin, sudah nunggu dari pagi, sampai siang Domdom nggak
datang.
AGAS
Jangan percaya pada janji Domdom.
Dia sengaja nggak menepati janji.
Tahu sendiri kan sifat Domdom.
Mungkin dia lagi mancing atau lagi asyik bermain dengan Doko ke
danau.
KIMBO
(Melenguh) Jangan berprasangka buruk dulu, Gas.
AGAS
Siapa tahu tebakanku benar.
KIMBO
Itu bukan tebakan. Tapi prasangka buruk.
Lebih baik kita buktikan ke rumah Domdom.
KINCI
Agas, kamu ikut juga deh.
AGAS
Iya. Iya. Aku temenin.
Kinci,
Kimbo, Agas berjalan.
CUT TO
14.
EXT./INT. - RUMAH DOMDOM - SIANG
Kinci,
Kimbo, Agas sampai di depan rumah Domdom. Mereka berjalan di
pekarangan, mendekati pintu.
KINCI
Domdom. Domdom.
KIMBO
(Melenguh) Domdom.
AGAS
Tak ada sahutan. Jangan-jangan benar dugaanku,
Domdom pergi bermain dengan Doko. Domdom ingkar janji.
KIMBO
Jangan berprasangka dulu. Kita coba panggil lagi.
KINCI
Domdom. Apa ada orang di rumah?
AGAS
(Menempelkan kuping di daun pintu)
Dengarkan baik-baik. Sepertinya ada suara rintihan.
Kinci
ikut-ikutan menempelkan kuping di daun pintu.
KINCI
Iya. Seperti merintih kesakitan.
Jangan-jangan, Domdom sakit.
Agas
membuka pintu yang tak terkunci. Lalu Agas, Kinci dan Kimbo
masuk rumah.
CUT TO
Di dalam
kamar, Domdom terbaring, dengan berselimut, hanya tampak
wajahnya.
Agas,
Kinci, Kimbo masuk kamar.
KINCI
Halo, kawan. Maaf, kami menerobos masuk rumahmu.
AGAS
Siang-siang panas begini, tidur berselimut rapat?
KIMBO
(Melenguh) Kamu sakit, ya?
DOMDOM
Iya. Badanku panas. Tenggorokanku sakit. Hidung mampet.
AGAS
Kalau begitu, aku panggil Paman Siga.
Agas
keluar kamar.
CUT TO
15.
INT. - RUMAH DOMDOM - SIANG
Di dapur
rumah Domdom, Kinci dan Kimbo mau memberi pertolongan pertama
pada Domdom.
KINCI
Kimbo, kamu masak bubur.
KIMBO
(Melenguh) Asyik makan bubur, nih.
Perutku sudah keroncongan.
KINCI
Bukan untuk kamu. Untuk Domdom.
KIMBO
Kukira untukku. Kamu saja deh, yang masak bubur.
Aku bikin minuman hangat saja.
KINCI
Ya, sudah, aku masak bubur.
KIMBO
Bikinnya yang banyak, ya, aku juga pingin bubur.
KINCI
Iiih, Kimbo. Yang penting untuk Domdom. Dia yang sakit....
CUT TO
Paman
Siga dan Agas masuk kamar Domdom.
Domdom
masih terbaring di tempat tidur.
PAMAN
SIGA
Kamu kenapa, Domdom?
DOMDOM
Badanku menggigil. Tenggorokan sakit untuk menelan.
Terasa kering. Hidung mampet.
PAMAN
SIGA
Kena flu?
DOMDOM
(Bersin-bersin) Iya, Paman.
Kemarin seharian aku minum es banyak sekali.
Habis, udara panas banget.
PAMAN
SIGA
Nah, mungkin itu penyebabnya.
Di saat udara dan cuaca panas seperti ini, jangan terlalu banyak
minum es.
Jaga kesehatan dengan benar.
CUT TO
Kinci
dan Kimbo masuk. Kinci membawa semangkuk bubur. Kimbo membawa
meniman hangat.
KINCI
Domdom, ini aku bikinkan bubur.
DOMDOM
Terima kasih.
KIMBO
(Melenguh) Berterima kasih juga padaku. Ini kubuatkan
minuman hangat.
DOMDOM
Iya. Iya. Terima kasih.
PAMAN
SIGA
Nah, Domdom. Kamu makan dulu.
AGAS
Maaf, Dom, aku tadi berprasangka buruk.
Kukira kamu sengaja ingkar janji pada Kinci dan Kimbo.
DOMDOM
Janji apaan?
KINCI
Ngartarkan lukisan bunga mawar.
DOMDOM
Oh, iya. Bukan aku lupa, tapi ....
KINCI
Kita semua maklum, kok.
DOMDOM
Aku janji akan aku buatkan lukisan.
KINCI
Untuk menebus rasa bersalah, kita mau kok nemani kamu, Dom.
KIMBO
(Kepada Agas) Makanya jangan berprasangka buruk dulu.
DOMDOM
(Walau dalam keadaan sakit, Domdom masih bisa berpantun)
Buah jeruk buah kedondong. Jangan berprasangka buruk, dong.
AGAS
Semua
tertawa.
AGAS
(Menyeletuk, sambil garuk-garuk kepada)
Kedondong lagi, kedondong lagi. Masih juga ingat kedondong.
Semua
kembali tertawa.
SELESAI
>>>>>>
INSERT <<<<<<<<
Kilp
Pengetahuan : Mengapa Kita Flu ??
top back
|