sajak - sajak peduli bangsa
( diambil dari rubrik SIRKUIT harian Republika Minggu )
 
 
M  AS'ADI
     
 

DOA ANAKKU
 
 
Ketika malam meremuk redamkan mimpi-mimpi
ketika bahasa telah membeku dalam pertikaian
dan ketika huru-hara tak lagi terpisahkan
dari jam-jam hidup kita
kudengar anakku terus berdoa :
Tuhan,
jangan bawa bangsa ini ke pemakaman
aku yang sebenarnya belum berdosa ini
terpaksa jadi pendosa
karena aku harus mengumpat bapak
yang tak lagi memberi uang saku
tak lagi membelikan buku
tak lagi membelikan seragam sekolah
dan tak lagi memberi lauk pauk secukupnya :
Tuhan,
jangan bawa kami ke negeri yang terus berkobar
Aku telah kehabisan air mata
setiap kali melihat anak-anakku duduk di pojok kamar
sambil sesekali menitikkan air mata
yang jatuh membasahi selembar sajadah
yang kubelikan untuk belajar sembahyang
sebelum huru-hara
 
 
Parakan 1998
 
 

 
  1