engkau menanam pohon tapi tak mengajak tanah
engkau menanam pohon tapi tak mengajak air
engkau menanam pohon tapi tak mengajak musim
engkau menanam pohon tapi tak mengajak pohon
engkau hanya menanam dirimu sendiri
BERITA
YANG MENYAKITKAN DI PAGI HARI
mustofa w. hasyim 1998 |
|||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||
dongeng
dari kerajaan sembako
pernyataan
cinta
indonesia
aku tetap mencintaimu
sajak
bulan-bulanan
negeriku,
negeri anak-anak
membaca
teks sejarah
kok
sejarah berulang
orang-orang
tikungan
hari-hari
amarah
suara
ketika
api telah padam
jakarta
bersaksilah
dialog
imjiner 1
dialog
imajiner 2
quo
vadis
mendoakan
hafidin
dongeng
bagi cucu sang fajar
surat
yang belum sempat terkirim untuk ibu
kemerdekaan
bla bla bla
berkacalah,
negeriku
lidah
aku
membaca
mei
kelabu
negeri
yang kuimpikan
di
sebuah pantai
pengakuan
seorang petualang
mulut,
tangan dan hati
proklamasi
bulu
kaki
bagi
para demonstran
sembako
atawa sembarang komentar
sajak
misalisasi
sajak
kkn
elang
reformasi
transformasi
bawah sadar
ode
buat mahasiswa
12
mei berdarah
my
people
janji
takziah
cintaku
ada
yang menusuk-nusuk dada
doa
anakku
burung-burung
mencari sarangnya
airmata
hutan
negeri
ini tak pernah letih
sajak
perlawanan
sisa
kerusuhan
kota
biru
suara
dari kamar mandi terminal kota
ziarah
sunyi
siluet
I
siluet
II
dialektika
sederhana
panorama
1998
siapakah
yang berdiri memandangi senja kelam ?
perjalanan
di negeri terbakar
ketika
seorang presiden berhenti tiba-tiba
sebetulnya
anda atau kami yang kapok
negeri
sungai 1
negeri
sungai 2
bunga
dari jakarta
kepada
rezim yang terguling
aku
menulis namamu
sebuah
rumah
perusuh
cakrawala
negeri badai
demonstran
gusar
siang hari
indonesia,
pada sebuah malam
jangan
beri kami apa-apa
airmata
kami bergerak
|
|||||||||||||||||