JUNIARSO
RIDWAN
dari bangku-bangku kuliah,
dari ruang-ruang perpustakaan,
dari halaman-halaman kampus:
telah terbit suara kebenaran
langit pun menyambut dengan cahaya harapan
bumi pun bergetar menumbuhkan keyakinan;
rakyat pun serempak berkata:
mari berjuang di ufuk waktu
bunga-bunga pertiwi berjatuhan
menjadi korban kebiadaban dan kedhaliman
namun kesucianlah yang membasahi persada
dan perjuangan amanat rakyat terus mengalir
membahana bergerak dan majulah pahlawanku.
Mei, 1998
ada yang tertinggal di sofa kereta malam
sisa batuk, khayalan dan potret buram
di batas pelupuk,
gunung dan hutan menepi
memberikan ruang bagi jiwa yang sepi
kemudian kita mafhum atas apa yang kita
baca
sebuah kado perang saudara
kita juga masgul atas tumbuhnya pikiran
sesat
yang membelenggu anak-anak muda berbakat
tapi memang ada yang tertinggal di sofa
kereta malam
buku-buku hukum, kenangan dan catatan
kelam
lalu tiba-tiba kita siap mempertaruhkan
nyawa:
tapi sungguh tak tahu untuk apa.
1996
juni
- 1999