|
sajak
- sajak peduli bangsa
(
diambil dari rubrik SIRKUIT
harian
Republika Minggu )
OKA
RUSMINI
|
|||
|
SILUET
I
dupa itu menembus langit
mengotori altar para dewa
tubuh-tubuh mati berteriak
orang-orang bermantel hijau
telah membenamkan peluru
juga api yang disulutkan di kaki
para pemangku duduk bersila
memanggil upacara
mengorek seluruh lubang
berharap Tuhan menampakkan wajahnya
lalu memulangkan anak, istri,
suami yang di telan lahar bumi
seorang perempuan
memeras air mata darahnya,
dibiarkan tubuh anaknya
di peram bumi
perempuan yang kehilangan anaknya duduk
lingkaran api melintas di mata pucatnya
ada upacara lengkap meminang nafasnya
tanah menangis dipeluknya
laki-laki tua itu masih
menyuarakan filsafat
mengkidungkan sejarah masa lalunya
''aku telah menanam bumi''
Denpasar, 12 Mei 1998
SILUET II
kota-kota jadi abu
beratus-ratus lelaki bermantel
dengan senjata dan air
menumpas orang-orang lapar
yang berharap mampu meraup: kulkas, TV
perempuan-perempuan ikut sibuk
mengerat susu, atau pakaian baru
untuk anaknya yang kedinginan
di pinggir kali
''sudah lama aku kehilangan suami
sudah lama anak tiga bulanku
tak minum susu formula
aku pekerja pabrik yang dilempar
setelah orang-orang menguras tubuhku
juga menelanjangi wujud perempuanku
mereka hanya sisakan potongan
daging berumur tiga bulan
yang kumuntahkan sendiri
di pinggir kali''
perempuan-perempuan lain juga menjerit
anak lelaki mereka dilepas di dunia baru
''kucairkan usia'' mereka bekerja
untuk sebuah kemapanan yang terus
mereka tanak di kepala
pagi-pagi orang-orang mengantar jasad
''itu anakku, kemana nafasnya''
perempuan itu berlari,
matahari tak lagi menyisakan isak
seorang lelaki tua
yang tak pernah menyisakan
tempat duduk untuk orang-orang
dengan lahap menghirup roh rakyatnya
Denpasar, 12 Mei 1998
|
|||
|
||||
juni - 1999
|
||||