** From: Karyanto 
Ass.wr.wb

Buat dokter yang terhormat, ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan
mengenai penyakit yang diderita istri saya. Sebelumnya saya ceritakan
kondisinya.

Istri saya sedang hamil. Pada malam hari panas badan istri saya naik (38 -
40 oC) itu saya amati bila pagi sampai siang ia melakukan pekerjaan berat
(kecapean). Tapi bila tidak kecapean suhu badannya normal cuma telapak
tangan dan telapak kaki saja yang serasa panas. Kemudian istri saya susah
sekali bersin. Kalau pikirannya stress kadang-kadang dada terasa sesak.

2 bulan yang lalu saya bersama istri pergi ke surabaya kemudian ke Jember.
Dapat 3 Minggu di Jember istri saya mulai batuk-batuk (panas dan sesak
kadang-kadang saja kalau lagi capek). Kemudian 2 Minggu yang lalu saya
periksakan istri saya di RS Jember ternyata dari hasil pemeriksaan darah
kandungan BBS-nya tinggi sehingga istri saya perlu di Rontgen. Dari hasil
foto Rontgen dokter menganalisa bahwa istri saya mengidap penyakit TBC
sudah lama  dan paru-paru bagian bawah banyak mengandung cairan. Kemudian
dokter menyuntik paru-paru istri saya dan saat itu tidak ada cairan yang
keluar. 

yang ingin saya tanyakan :
1. Bagaimana ciri-ciri penyakit TBC dan apakah betul istri saya mengidap
TBC padahal sebelumnya istri saya sehat-sehat saja sebelum hamil
2. Kenapa tidak ada gejala-gejala awal pada istri saya kalau dia mengidap
penyakit tersebut (yang kata dokter bahwa penyakitnya sudah lama) 
3. Sampai saat ini kondisi bayi dalam kandungan sehat. Kemudian apakah
yang harus dilakukan agar penyakitnya tidak mempengaruhi bayinya

Adapun obat yang diminum istri saya adalah :
kontrol pertama : (kata dokter untuk menenangkan pikiran dan mengurangi
rasa nyeri di punggung obatnya : Esilgan dan MEFINAL 
kontrol kedua   : Zaditen, EPEXOL, LOngCeff

dokter menganjurkan kontrol tiap 5 hari sekali.
sampai saat ini sudah kontrol ke 4.

sampai saat ini terus terang saya tidak yakin bahwa istri saya mengidap
penyakit tersebut karena :
1. Tidak ada gejala-gejala sebelumnya
2. Kondisi psikologis istri saya saat ini memang lemah
3. Saat di Jember saya juga mengalami batuk-batuk

untuk itu saya berkeinginan membawa istri saya pulang (ke bandung) dan
memeriksanya ulang di Bdg. 

Adakah saran dari dokter dimanakah saya sebaiknya memeriksakan istri saya?

demikian terima kasih sebelumnya atas perhatiannya

Wss.wr.wb



** From: "Hendra Gunawan Widjanarko" <hendragw@indosat.net.id>
>Ass.wr.wb
>
>Buat dokter yang terhormat, ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan
>mengenai penyakit yang diderita istri saya. Sebelumnya saya ceritakan
>kondisinya.
>
>Istri saya sedang hamil. Pada malam hari panas badan istri saya naik (38 -
>40 oC) itu saya amati bila pagi sampai siang ia melakukan pekerjaan berat
>(kecapean). Tapi bila tidak kecapean suhu badannya normal cuma telapak
>tangan dan telapak kaki saja yang serasa panas. Kemudian istri saya susah
>sekali bersin. Kalau pikirannya stress kadang-kadang dada terasa sesak.
>============
Wanita hamil secara normal mempunyai suhu badan yang lebih tinggi daripada
saat tidak hamil karena pengaruh hormon progesteron yang bersifat
thermogenic=====
=============
>2 bulan yang lalu saya bersama istri pergi ke surabaya kemudian ke Jember.
>Dapat 3 Minggu di Jember istri saya mulai batuk-batuk (panas dan sesak
>kadang-kadang saja kalau lagi capek). Kemudian 2 Minggu yang lalu saya
>periksakan istri saya di RS Jember ternyata dari hasil pemeriksaan darah
>kandungan BBS-nya tinggi sehingga istri saya perlu di Rontgen. Dari hasil
>foto Rontgen dokter menganalisa bahwa istri saya mengidap penyakit TBC
>sudah lama  dan paru-paru bagian bawah banyak mengandung cairan. Kemudian
>dokter menyuntik paru-paru istri saya dan saat itu tidak ada cairan yang
>keluar.
>=========BBS (bahasa Belanda) atau BSE (bhs Jerman) atau ESR (bhs.Inggris)
 atau LED = Laju Endap Darah selalu meninggi pada wanita hamil============
========
>yang ingin saya tanyakan :
>1. Bagaimana ciri-ciri penyakit TBC dan apakah betul istri saya mengidap
>TBC padahal sebelumnya istri saya sehat-sehat saja sebelum hamil
>2. Kenapa tidak ada gejala-gejala awal pada istri saya kalau dia mengidap
>penyakit tersebut (yang kata dokter bahwa penyakitnya sudah lama)
>3. Sampai saat ini kondisi bayi dalam kandungan sehat. Kemudian apakah
>yang harus dilakukan agar penyakitnya tidak mempengaruhi bayinya
>===============
Bisa saja istri anda mengidap TBC, semua yang anda ceritakan memang mungkin
saja menuju diagnosa TBC, tetapi sebaiknya dilakukan pemeriksaan2 lain, yang
pasti ulangi foto thorax/paru2 ( jangan takut effek sinar rontgen utk
kehamilan, dosis radiasinya dalam batas aman dan bagian perut bisa
dilindungi dg baju khusus berlapis timbal ).
Juga diperiksa dahak utk mencari kuman TBC dan yang paling baik adalah
pemeriksaan jejak DNA kuman TBC dg cara PCR-TB ( polymerase chain
reaction-Tuberculosa ), ini adalah yang paling pasti.
Bila TBC diobati dengan baik dan didukung dg status gizi yang baik maka
kehamilan tidak akan terpengaruh======
================================
>Adapun obat yang diminum istri saya adalah :
>kontrol pertama : (kata dokter untuk menenangkan pikiran dan mengurangi
>rasa nyeri di punggung obatnya : Esilgan dan MEFINAL
>kontrol kedua   : Zaditen, EPEXOL, LOngCeff
>================
Yang pasti semua obat2 ini BUKAN obat TBC !
Jadi rupanya dokter anda tidak yakin dengan diagnosa TBC !
=================
>dokter menganjurkan kontrol tiap 5 hari sekali.
>sampai saat ini sudah kontrol ke 4.
>===?????========
>sampai saat ini terus terang saya tidak yakin bahwa istri saya mengidap
>penyakit tersebut karena :
>1. Tidak ada gejala-gejala sebelumnya
>2. Kondisi psikologis istri saya saat ini memang lemah
>3. Saat di Jember saya juga mengalami batuk-batuk
>
>untuk itu saya berkeinginan membawa istri saya pulang (ke bandung) dan
>memeriksanya ulang di Bdg.
>
>Adakah saran dari dokter dimanakah saya sebaiknya memeriksakan istri saya?
>================
Karena anda akan kembali ke Bandung silahkan pilih, saya tidak boleh
promosi, tetapi bila anda mau datanglah ke RS Rajawali Bandung untuk
pemeriksaan PCR-TB; untuk foto rontgen boleh saja dimanapun, tapi
pemeriksaan DNA PCR saat ini hanya dimiliki oleh RS Rajawali ( kebetulan
saya bekerja di RS Rajawali...promosi nih yee...! )
=================

>=============Dr.Hendra Gunawan W.; Sp.OG============



** From: Karyanto 
berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk pemeriksaan DNA PCR

kalau misalnya istri saya benar mengidap TBC apakah berpengaruh pada
proses persalinannya? Dan apakah boleh dekat dengan bayinya nanti?
(menyusui dan lain-lain)

terima kasih

karyanto



** From: "Alphons Quendangen (drg)" <alphons@ptcpi.com>
Saya tertarik pada kit diagnostik menggunakan PCR.
Apakah ada sejawat yang bersedia memberi info pada saya, sudah ada kit
diagnostik PCR untuk penyakit apa saja, dan dimana dapat memperolehnya?
Banyak terima kasih.
Wass:
> drg. Alphons R Quendangen
> Dental Clinic Rumbai Hospital
> Phone: 0761-594264
> e-mail: alphons@ptcpi.com


** From: "dr. Petrus Hendra Gunadi" <ohate@cbn.net.id>
PCR sudah mulai dilakukan di RSCM bagian Patologi Klinik dan beberapa lab
swasta yang besar.
[Baca edisi serupa : Diabetes rentan terhinggapi TBC]

 
  1