Sampai Kapan Mendidik Anak ?
Akhir-akhir ini anak gadis saya (18 tahun) mengalami kesulitan studi. Saya tidak bisa selalu mendampingi anak saya karena saya harus membanting tulang membiayai kehidupan kami berdua (tanpa ayah). Pertanyaan saya adalah : "Apakah saya hanya perlu mendidik atau membesarkan anak hingga 18 tahun, setelah itu selesailah tugas dan tanggung jawab saya dalam proses pembentukan jiwa , tubuh dan kerohanian anak saya? Bagaimana saya bisa mendidiknya untuk mandiri dan dewasa dalam iman?
Ibu A.E., Surabaya
|
Jawab: Kehidupan tanpa suami tentu sangat berat bagi ibu. Sekalipun Ibu tidak bisa terus mendampingi anak, saya yakin dia melihat perjuangan Ibu dan hal itu menjadi suatu masukan yang berharga bagi kehidupan imannya. Untuk anak usia 18 tahun, mayoritas pembentukan fisik dan mentalnya sudah terbentuk. Kebutuhan peranan orang tua dalam pembentukan diri tidaklah sebesar masa kanak-kanak. Akan tetapi bukan berarti kita tidak lagi dibutuhkan. Sampai kapanpun anak tetap memerlukan bimbingan orang tua. Setelah melewati masa kanak-kanak, orang tua berperan sebagai pendengar, pembimbing dan pengarah. Sebagai orang tua kita harus ingat bahwa usia tersebut adalah usia transisi yang sangat penting dari kanak-kanak menuju kedewasaan. Oleh sebab itu, kita harus senantiasa menghargai pendapat dan keputusan mereka sambil terus mengarahkan mereka. Mendorong anak untuk terlibat dalam lingkungan sebaya seiman dan sehat merupakan jalan yang sangat bijaksana. Misalnya dalam kelompok kecil di gereja. Dalam lingkungan itu anak-anak akan banyak belajar dan berinteraksi dengan teman-teman seiman dan juga pembimbing mereka. Senantiasalah untuk bersedia mendengar sebagai teman, sehingga ia tetap merasakan kehangatan kasih dan bimbingan ibu sebagai orang tua. |
Berpacaran dengan orang Seiman
Bagaimana memberitahukan anak untuk berpacaran dengan orang seiman?
Orang Tua Murid SM Gereja Kristus taman kota, Jakarta
|
Jikalau anda baru memberitahukan anak anda untuk tidak berpacaran dengan orang tidak seiman pada saat ia sedang berpacaran, ibu sudah agak terlambat. Mendididk anak untuk memilih pacar seiman harus dilakukan sejak kecil sebelum masa pubertas. Konsep tersebut harus ditanamkan sehingga menjadi bagian dari prinsip hidupnya tanpa harus melawan kehendaknya sendiri. Konsep harus terus menerus diulang.
Langkah Praktis :
1. Ulangi konsep ini terus menerus ketika anak sedang mengawasi sepasang suami istri yang seiman. Katakan kepadanya bahwa Tuhan menghendaki anak-anakNya menikah dengan saudara seiman.
2. Ajak anak anda berdiskusii mengenai masalah yang muncul dari pasangan suami istri yang tidak seiman. Dengan cara ini anak diperlihatkan kepada realita yang akan dihadapi nanti.
3. Sempatkan untuk mengundang pasangan suami istri yang seiman dan harmonis untuk berkunjung, sehingga anak dapat melihat contoh konkrit selain contoh kehidupan keluarga anda sendiri. Jika ada kesempatan biarkanlah anak anda bermalam di keluarga Kristen yang baik.
4. Diskusikan masalah ini ketika menyaksikan film drama keluarga.
5. Senantiasa tekankan bahwa kehendak Tuhan adalah kehendak yang bijaksana untuk kebaikan anak-anakNya.
6. Setelah anak mulai besar, jelaskan bahwa ynag dimaksud dengan seiman bukan saja agamanya sama, akan tetapi seimbang dalam kedewasaan iman, dedikasi dan komitmen pelayanannya.
7. Doronglah anak anda untuk mempunyai lingkungan teman seiman yang baik (dalam persekutuan muda mudi dan sejeenisnya).
8. Yang terpenting : Berikan contoh yang baik dalam hidup pernikahan anda sendiri. Jangan sampai anak anda justru tidak mau mendapatkan pasangan seiman karena takut mengalami hal yang sama dengan anda. Jika anda sudah mengalami konflik dengan pasangan anda sekecil apapun, segeralah diselesaikan, jangan ragu dan takut untuk berkonsultasi dengan konselor Kristen..
Jika anak anda sudah terlanjur berpacaran dengan orang tidak seiman, janganlah cepat-cepat melarang dengan otoritas.Jangan sampai menimbulkan kebencian di hati anak sebelum ia mengerti konsep yang hendak anda jelaskan. Biarkan anak anda menceritakan isi hatinya kepada anda, kemudian berikan penjelasan sebijaksana mungkin (negatif dan positifnya). Nasehat teman sebaya atau pembimbing juga dapat menolong anak anda. Jika kasusunya sudah sangat parah (bukan sekedar berpacaran lagi), anda harus segera mengkonsultasikan hal ini dnegan hamba Tuhan di gereja anda. |