USIA 1-2 TAHUN
|
Mencegah Penyakit Musim Hujan
(James Judge))
Pada musim hujan atau pada pergantian musim, biasanya ruang praktek dokter dipenuhi dengan anak-anak yang sakit batuk dan pilek. Bagaimana mengurangi biaya pengeluaran ke dokter pada musim-musim hujan? Kebanyakan orang tua mengetahui jawabannya, akan tetapi musim hujan adalah saat yang paling baik untuk mengingatkan kita:
- Cucilah tangan anak anda sesering mungkin.
Penyakit di musim hujan tidak disebarkan oleh angin kencang dari Utara ke Selatan. Penyebaran penyakit terjadi dari satu orang kepada orang lain.
Virus dan bakteri siap untuk disebarkan pada saat seseorang batuk, bangkis atau menyeka hidung dengan tangan telanjang kemudian menyalami anak anda dan anak anda menyentuh mata, hidung atau mulutnya sendiri.
Pada musim hujan, kemungkinan penyebaran penyakit lebih besar karena orang cenderung untuk berkumpul di dalam ruangan tertutup, yang memudahkan penyebaran virus dan bakteri.
Karena anak anda masih sering memasukkan barang atau tangannya sendiri ke dalam mulut, sering-seringlah cuci tangan anak anda. Biarkan ia bermain dengan air berkali-kali. Jika salah satu penghuni rumah anda terjangkit flu atau demam, perbanyak waktu mencuci tangan anak anda.
- Hindari tempat yang rawan penyebaran penyakit.
Tempat-tempat yang tertutup dan dipenuhi banyak orang merupakan tempat yang rawan penyakit. Termasuk di dalamnya adalah: kelompok bermain, tempat penitipan anak dan sekolah minggu (belum lagi terhitung ruang tunggu dokter anak).
Ingatkan guru sekolah minggu, atau pengurus kelompok bermain untuk menganjurkan orang tua untuk tidak membawa anak sakit atau memisahkan anak sakit dari anak sehat. Jikalau hal ini tidak berhasil, carilah tempat lain yang lebih aman untuk menitipkan anak anda pada saat kebaktian.
- Jagalah daya tahan anak anda semaksimal mungkin.
Stress, baik fisik maupun emosi dapat memudahkan anak anda terjangkit penyakit. Kurang makan dan kurang istirahat merupakan target yang empuk bagi virus untuk mengunjungi tubuh anak anda. Berikan istirahat yang banyak bagi anak, ikuti petunjuk dokter mengenai vitamin dan makanan sehat. Disiplinkan diri anda untuk tidak membuat jadwal kegiatan anda dan anak anda terlalu banyak.
- James R. Judge, M.D., adalah dokter kesehatan keluarga di Wheaton, Illinois.
|
USIA 2-3 TAHUN
|
"Thankmas Theology"
(Gil Beers)
Setiap hari adalah hari yang baik untuk mengajar anak tentang kebenaran Firman Tuhan. Akan tetapi hari Natal adalah waktu yang sangat baik untuk mengajak anak memperhatikan hal ucapan syukur sebagai respon terhadap pemberian Tuhan.
Anak usia 2-3 tahun belajar lebih baik daripada apa yang kita pikirkan. Selama tiga tahun pertama mereka belajar bejalan, berbicara, makan, berpikir, berdoa, bermain, bekerja dan berdebat! Merupakan hal yang natural jika kecintaannya kepada Firman Tuhan dan dasar kebenaran untuk seumur hidup berakar pada pada usia ini.
Langkah pertama untuk belajar Firman adalah dengan mencintai cerita Alkitab, bukan menghafal. Di bawah ini adalah beberapa ide yang dapat dilakukan pada saat liburan natal:
- Bercerita.
Anak usia ini belajar moral dan nilai rohani melalui karakter-karakter yang kuat. Mereka dapat mengidentifikasikan karakter yang berhubungan dengan situasi hidup mereka sehari-hari. Hubungkan bayi Yesus dengan adiknya, adik tetangga atau sepupu. Ceritakan bagaimana Maria dan Yusuf memperlakukan bayi Yesus. Bicarakan mengenai binatang-binatang yang ada di sekitar bayi Yesus, ingatkan tentang kunjungan mereka ke kebun binatang. Ketika menceritakan perjalanan Maria dan Yusuf, anda dapat ingatkan pada perjalanan keluarga yang pernah dialami anak anda.
- Menyanyi.
Anak-anak sangat suka dengan irama musik dan lirik lagu. Lagu-lagu natal yang klasik memberikan memori yang kuat kepada anak. Sekalipun anak belum dapat menangkap seluruh arti dari lirik lagu, musik yang ia dengar akan terus diingat dan mereka akan mendapat pengertian lebih baik di masa mendatang.
- Permainan.
Buatlah permainan keluarga yang melibatkan anak anda. Dorong anak anada untuk mendengar, belajar, dan berpartisipasi. Permainan seperti ini merupakan hadiah natal yang baik dan merupakan sumber pengalaman keterikatan yang kuat dalam keluarga. Mintalah rekomendasi dari guru sekolah minggu, orang tua lain atau sumber dari toko buku.
- Pekerjaan tangan.
Buatlah boneka-boneka natal sederhana dari barang-barang bekas. Hasilnya tidak dapat disimpan dalam museum, akan tetapi aktifitas ini berguna lebih dari sekedar latihan motorik. Bicarakan apa yang anda sedang buat, "Siapa yang ada di dalam palungan?", "Siapa saja yang datang mengunjungi bayi Yesus?" Anda juga dapat memasang cerita natal dari cassette selagi anda melakukan pekerjaan tangan ini.
- Gambar.
Sambil mempersiapkan kartu natal untuk dikirim, tunjukkan gambar-gambarnya kepada anak anda sambil menanyakan "Siapa ini?", "Apa yang bapak gembala lakukan?", "Apa yang akan kamu lakukan kalau kamu ada di sana?". Dengan menjelaskan gambar, anda sedang bercerita.
Selagi anda lakukan semua ini, buatlah agar kebenaran Firman Tuhan cukup sederhana untuk anak (Allah itu baik, Tuhan Yesus sayang kamu, Tuhan membuat semuanya). Cobalah untuk menghubungkan semua kebenaran ini dalam kehidupan sehari-hari anak: waktu anda menyiapkan makanan, ingatkan dia bahwa Tuhan memberikan kita makanan yang enak, dan kita harus berterima kasih; waktu menidurkannya, ingatkan bahwa Tuhan memilihara kita.
Belajar seumur hidup dimulai sejak anak lahir, tapi anak membutuhkan anda untuk membuatnya terjadi.
V. Gilbert Beers, Ph. D., adalah pengarang buku anak yang sangat baik. Karangannya termasuk: Mengajarkan Alkitab kepada anak Balita dan Alkitab untuk anak Balita.
|
USIA 3-5 TAHUN
|
Waktu Tenang
(Anne Kartawijaya)
Bukan hanya anak anda, anda juga membutuhkan waktu tenang. Untuk dapat memperoleh waktu tenang, anda perlu mempersiapkan, melatih, dan membiasakan anak anda untuk memperoleh waktu tenang.
- Berikan kepuasan emosi kepada anak anda.
Pada saat persediaan emosi anak anda rendah, ditandai dengan kerewelan, anda perlu mengisinya dengan percakapan dan perhatian khusus sebelum perasaan aman menguasai dan membuatnya tenang.
- Perhatikan jadwal "mood" anak.
Setiap anak mempunyai jadwal "mood yang berbeda. Mungkin anak anda sangat "tenang" setelah mandi di sore hari. Pada jam tersebut, sediakan buku-buku untuk dibacanya sendiri, sambil anda mengambil waktu tenang untuk anda sendiri. Jangan paksakan dia untuk tenang sendirian pada saat ia butuh anda untuk menemaninya.
- Persiapkan kegiatan dengan anak anda.
Carilah kegiatan bersama yang dapat dilanjutkan oleh anak seorang diri, dan sediakan materi yang mudah diperoleh anak anda. Misalnya: kegiatan menggunting atau menempel, menggambar sambil bercerita sendiri, dll.
- Ajarkan anak untuk menyatakan kebutuhannya.
Pada usia ini ajarkan anak untuk tidak hanya merengek tapi menyatakan kebutuhannya dengan jelas: "Saya butuh teman", "saya mau bermain dengan mama", "Saya butuh perhatian".
- Ajarkan anak untuk mengerti kebutuhan anda.
Setelah anda cukup memberi waktu dengan anak anda, katakan padanya: "Kita sudah punya waktu Timmy (nama anak), sekarang adalah waktu mama." Jelaskan kepadanya bahwa anda butuh waktu teduh.
- Pujilah anak dan ucapkan terima kasih.
Setelah dia memberikan waktu tenang kepada anda. Pujilah kemandiriannya dan ucapkan terima kasih.
|
USIA 5-8 TAHUN
|
Bagaimana "memukul" dengan bijaksana
(William Sears M.D.)
Salah satu cara disiplin yang Alkitabiah untuk anak yang sudah agak besar adalah: pukulan. Akan tetapi cara ini tidak akan efektif jika dilakukan dengan sikap dan cara yang salah. Beberapa petunjuk memukul dengan bijaksana adalah sebagai berikut:
1. Berdoa minta bijaksana. Orang tua yang bijaksana membutuhkan kepekaan yang dalam untuk mengetahui kapan pukulan sangat dibutuhkan untuk mendisiplin anak. Orangtua harus dapat menanamkan suatu pengertian kepada anak-anak bahwa pukulan adalah cara terakhir yang terpaksa dipilih untuk menolong mereka mengenal kehendak Tuhan yang terbaik bagi mereka.
2. Pertimbangkan faktor yang mengandung resiko. Jika anda mempunyai sifat cepat marah, kurang dapat mengontrol diri, atau bahkan cenderung menyakiti anak secara berlebihan, pertimbangkan metode disiplin ini. Terlebih dahulu perbaikilah hubungan anda dengan anak, keluarga dan Tuhan, sebelum anda menggunakan metode ini.
3. Jangan menunda untuk memukul. Supaya perbuatan anak dikoreksi dengan tepat, lakukan disiplin ini segera setelah pelanggaran dilakukan (Pengkotbah 8:11). Hindari kalimat, "Tunggu sampai papa pulang kamu akan kena pukul."
4. Bantu anak menerima pukulan. Anak harus mengerti bahwa pukulan yang ia terima adalah akibat logis dari perbuatannya. Jika ia menjerit dan menolak pukulan, berarti ia belum mengerti dan anda harus mengevaluasi pendekatan anda kepada anak.
5. Penjelasan tidak melemahkan disiplin. Beberapa orang tua menganggap jika mereka memberikan penjelasan berarti mereka memaafkan anak dan hal itu melemahkan otoritas mereka. Sesungguhnya tidak demikian. Anak membutuhkan penjelasan supaya mereka mengerti bahwa orang tua memukul mereka di dalam kasih. Pukulan bukanlah hukuman melainkan cara supaya anak ingat betul kesalahannya.
6. Dorong anak untuk mengaku dan minta maaf. Sebelum anak dipukul, dia harus mengetahui kesalahannya. Teguran yang berwibawa dari orangtua akan menolong anak untuk lebih dapat menerima pukulan. Sebelum anak kena pukulan, dia harus terlebih dahulu disiapkan secara mental. Dengan demikian anak lebih mudah mengerti konsep dosa, hukuman dan anugerah.
7. Pilihlah alat yang tepat untuk memukul. Hindari alat yang dapat melukai anak. Gunakanlah suatu alat yang aman seperti rotan. Jika anda menggunakan alat khusus seperti itu, dia tidak akan membenci benda-benda lain dalam hidupnya sehari-hari, seperti penggaris, gulungan kertas koran, atau sapu. Perhatikan pula bagian mana yang anda pukul. Bagian paling aman adalah pantat yang tidak telanjang. Kepala dan muka merupakan bagian yang paling tidak boleh dipukul. Selain berbahaya, anak akan mengalami trauma.
8. Yang harus dilakukan oleh orang tua setelah memukul. Kalimat yang dapat membingungkan anak adalah: "maafkan mama yang telah pukul kamu", "Mama sebenarnya tidak mau memukul". Mereka akan berpikir: "Kalau begitu, kenapa kamu pukul saya?" Akhiri proses disiplin ini dengan mengatakan, "Ayo sekarang kita berdoa, minta ampun kepada Tuhan Yesus." Dengan nada lembut dan tegas pegang tangan anak anda, atau ajak dia berlutut. Di dalam doa, anda perlu menolong anak mengerti bahwa sebagai orang tua, anda bertanggung jawab kepada Bapa di surga untuk mendisiplin dia. Setelah mohon pengampunan bagi anak anda, ucapkanlah syukur untuk pengampunan dari Tuhan. Anak anda perlu mengetahui bahwa anda juga sudah mengampuninya.
Sumber: William Sears, M.D."Parenting and ChildCare", (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1993), hal. 387-391.
|
USIA 8-11 TAHUN
|
Mengajarkan Penguasaan Diri
(Rosmani)
"Penguasaan diri" merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh seorang laki-laki. Sudah barang tentu kepada seorang anak kecil kita tidak mengajarkan bagaimana menguasai diri terhadap takhta, wanita, harta, dan minuman keras. Akan tetapi kemampuan untuk menguasai diri perlu dilatih dari hal-hal yang sederhana.
Dengan melatih anak laki-laki saya disiplin dalam pembagian waktu, memberikan bukti betapa sulitnya manusia berdosa menahan keinginannya. Saya harus belajar untuk tetap tegas, konsisten, akan tetapi juga penuh kasih di dalam menolong anak saya disiplin dalam pembagian waktu. Berkali-kali anak saya mencoba untuk melakukan tawar menawar dan bahkan perdebatan supaya dia bisa mengganti waktu belajar menjadi waktu tambahan untuk bermain. "Negosiasi" semacam ini akan terus berlanjut sampai ia dapat memiliki disiplin yang keluar dari dirinya sendiri. Sekarang, tinggal bagaimana saya adu pintar, berbijaksana dan terus menerus memohon pertolongan supaya anak laki-laki saya lebih taat kepada Roh Kudus daripada kepada keinginan dagingnya.
Rosmani adalah seorang ibu rumah tangga dengan tiga orang anak. Beliau adalah salah satu anggota KTB Eunike yang aktif dan sarjana IKIP yang setia mengajar sekolah minggu.
|
USIA 11-14 TAHUN
|
"Freedom Management"
(Richard Parson)
Jim, 13 tahun, ingin mengisi liburan natal untuk berkemah bersama teman-teman. Sekalipun Jim adalah anak yang bertanggung jawab, orangtuanya tidak pernah mengizinkan Jim untuk pergi terlalu lama tanpa pengawasan orang dewasa.
Lisa, 11 tahun, diizinkan untuk pergi berbelanja bersama teman-teman sepulang sekolah. Orangtuanya menjemput 1 jam lebih awal dengan wajah sangat kuatir.
Masa-masa kemandirian anak, merupakan masa yang menegangkan bagi orangtua. Tapi itupun harus dijalani.. Kebutuhan akan kebebasan meningkat sejalan dengan bertambahnya usia anak. Orang tua perlu bijaksana di dalam memperoleh kebebasan yang sehat. Sekalipun penuh dengan resiko dan bahaya, ketrampilan anak untuk hidup mandiri dalam kebebasan yang terarah merupakan harta yang mahal untuk diwariskan pada anak.
Dua kunci penting untuk menghindari konsekuensi negatif dari kebebasan anak:
Pertama, bantu anak anda untuk mengerti bahwa konsekuensi penyalah gunaan kebebasan bukan disebabkan karena anda marah, akan tetapi merupakan akibat langsung dari pilihan yang ia buat.
Kedua, berikan konsekuensi sesegera dan setegas mungkin, seperti seorang polisi yang memberi kartu tilang. Usahakan supaya anak mengerti bahwa anda masih mengasihinya dan percaya bahwa dia akan mengambil pilihan lebih bertanggung jawab pada waktu yang akan datang.
|
(Naskah-naskah terjemahan di ambil dari majalah Christian Parenting Today, edisi Juli/Agustus 1992)