Home | Quran | Renungan | Hikmah Doa | Kebawah

Nasihat Luqman Kepada Anaknya


bluline


Nasihat-nasihat Luqman kepada anaknya, tersebut didalam Al-Quran, Surah Luqman: Ayat 13 - 19, yang ertinya sebagai berikut:

Nasihat Luqman kepada anaknya, selain yang terdapat didalam Al-Quran, Surah Luqman dari ayat 13 hingga 19, juga tersebut didalam beberapa kitab. Diantaranya tersebut didalam "Tafsir Ruhul Ma'ani" jilid ke 21, halaman 83, dan kitab"Hidayatullah Mursyidin" oleh Guru Besar Syekh Ali Mahfuz, yang ertinya sebagai berikut:

1. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, dikala sedang memberinya nasihat, (katanya): Hai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, kerana sesungguhnya syirik itu adalah suatu penganiayaan yang besar.

2. Dan Kami wajibkan manusia (taat) kepada ibubapa; ibunya yang telah mengandungnya (dengan menderita) lemah bertambah lemah dan berhenti menyusukannya dalam masa dua tahun (Kami perintahkan): "Hendaklah engkau bersyukur kepada Ku dan kepada ibubapamu; kepada Ku-lah tempat kembali.

3. Dan jika keduanya memaksamu supaya engkau mempersekutukan Aku (dengan sesuatu) tanpa ada pengetahuanmu padanya, maka janganlah engkau ta'ati keduanya, tapi gantilah keduanya dengan baik dalam (urusan) dunia; turutlah jalan orang yang kembali kepadaKu, kemudian kepadaKulah kembalimu; maka Aku akan mengkhabarkan kepadamu segala apa yang telah kamu kerjakan.

4. Hai anakku! "Sesungguhnya jika ada (amal-amal) itu sebesar biji sawi (sekalipun), biar adanya didalam batu, atau dilangit, ataupun dibuni, niscaya Allah akan tunjukkan (memperlihatkannya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui."

5. Hai anakku! "Dirikanlah Solat dan suruhlah (manusia) berbuat kebajikan dan laranglah perbuatan yang mungkar dan sabarlah atas sesuatu (musibah) yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu adalah dari urusan-urusan yang dipastikan (Allah).

6. Dan janganlah engkau memalingkan pipimu dari manusia (kerana sombong) dan janganlah berjalan dimuka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.

7. Dan berlaku sederhanalah dalam berjalan dan rendahkanlah suaramu (dalam berbicara); sesungguhnya seburuk-buruknya suara ialah suara keldai.

1. Hai anakku! Ketahuilah sesungguhnya dunia ini laksana lautan yang dalam, banyak manusia yang karam kedalamnya. Kalau engkau ingin selamat, supaya jangan karam, layarilah dia dengan sampan yang bernama taqwa, isinya ialah iman dan layarnya ialah tawakkal kepada Allah.

2. Orang-orang yang selalu menyediakan dirinya untuk menerima nasihat, maka dirinya akan mendapat penjagaan dari Allah; orang yang boleh insaf dan sabar kerana menerima nasihat orang lain, tandanya orang itu akan sentiasa menerima kemuliaan dari Allah; berasa hina diri dalam beribadat dan berta'at kepada Allah Ta'ala, akan menimbulkan rasa lebih dekat kepada Allah dan lebih menghindarkan diri kepada maksiat.

3. Marahnya orang tua dalam mendidik anaknya, tak ubahnya seperti pupuk bagi tanam-tanaman.

4. Hai anakku! Jauhkanlah dirimu dari berhutang; sesungguhnya berhutang itu menjadikan dirimu hina diwaktu siang dan gelisah diwaktu malam.

5. Hai anakku! Selalulah berharap kepada Allah harapan-harapan yang hasilnya tidak akan membawa engkau untuk mendurhakai Allah; takutlah kepada Allah dengan sebenar takut yang boleh melepaskan engkau dari sifat berputus asa terhadap rahmat Allah.

6. Seorang pendusta, lekas hilang air mukanya (tak dipercayai orang) dan seorang yang sudah rosak akhlaknya, akan banyaklah mengelamun terhadap yang salah-salah; memindahkan batu yang besar lagi berat dari tempatnya ke tempat yang lain, lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mahu mengerti.

7. Hai anakku! Engkau sudah merasakan bagaimana beratnya membawa batu yang besar, besi yang berat dan lain-lain yang sangat beratnya, tapi akan lebih berat lagi dari itu, bila mempunyai tetangga yang jahat; engkau telah merasakan bermacam-macam kepahitan tapi akan terasa lebih pahit lagi bila hidup dalam keadaan fakir dan miskin.

8. Hai anakku! Engkau jauhilah bersifat dusta, sebab berdusta itu enak sekali mengerjakannya, seperti enaknya memakan daging burung; sedikit saja berdusta, akibatnya tetap akan memberi bahaya.

9. Hai anakku! Kalau bertemu dua kejadian, antara menjenguk orang mati dengan menghadiri pesta kahwin maka pergilah menjenguk orang mati, sebab akan mmengingatkan diri pulang ke kampung akhirat, sedang menghadiri pesta kahwin hanya akan mengingatkan diri kepada kesenangan duniawi saja.

10.Hai anakku! Janganlah engkau makan sampai kenyang yang berlebihan. Sesungguhnya memberikan makanan yang engkau makan sampai kenyang yang berlebih-lebihan itu kepada seekor anjing, adalah lebih baik daripada engkau memakannya.

11.Hai anakku! Janganlah engkau terus-menerus menelan kerana manisnya sesuatu, dan jangan pula lekas engkau muntahkan kerana pahitnya. (Yang manis itu biasanya mendatangkan penyakit, sedang yang pahit boleh menjadi ubat).

12.Makanlah makanannu bersama-sama dengan orang-orang yang bertaqwa kepada Allah: rundingkanlah urusanmu kepada alim-ulama (dengan cara meminta nasihat kepadanya).

13.Bukanlah baik namanya, bila engkau selalu mempelajari segala macam ilmu yang belum engkau ketahui, sedang ilmu yang telah diperolehi belum lagi engkau amalkan. Hal seperti ini tak ubahnya dengan perbuatan seseorang yang mencari kayu api, setelah dikumpulkannya, lalu dipikulnya, tapi dia tak kuat membawanya, kemudian dia tambah lagi.

14.Hai anakku! Kalau engkau ingin hendak mengambil seseorang menjadi teman, maka ujilah dia lebih dahulu dengan cara membuat dia marah, kalau di diwaktu marahnya, masih memberikan keinsafan (kesedaran) kepada engkau, maka bolehlah dia dijadikan teman, kalau tidak begitu, maka hendaklah engkau berhati-hati.

15.Hendaklah selalu tutur katamu baik dan wajahmu manis, engkau akan lebih disukai orang, lebih disukainya dari orang-orang yang sudah pernah memberikan pemberian yang mahal-mahal.

16.Hai anakku! Kalau engkau berteman, tempatkanlah dirimu sebagai orang yang tidak mengharapkan sesuatu daripadanya, dan pasti dia akan selalu mengharapkanmu.

17.Hai anakku! Jadikanlah dirimu dalam segala tindak tandukmu, seperti orang yang tidak mengharapkan pujian dan tidak pula menimbulkan celaan orang. Dirinya bekerja kelihatan letih, tapi manusia selalu memandangnya dengan tenang.

18.Hai anakku! Usahakanlah jangan sampai keluar dari mulutmu kata-kata kasar, sesungguhnya engkau akan selamat bila engkau bersifat pendiam. Kalau akan berbicara juga, biarlah yang akan mendatangkan manfa'at kepada orang lain.

19.Hai anakku! Janganlah engkau condong ke dunia ini dan janganlah hatimu sibuk kerana dunia saja, kerana engkau dijadikan Allah bukanlah untuk dunia. Tidak adalah makhluk yang dijadikan Allah, lebih hina daripada orang yang telah terpedaya oleh dunia.
Mati, sebab akan mengingatkan diri pulang ke kampung akhirat, sedang menghadiri pesta kahwin hanya mengingatkan diri kepada kesenangan duniawi saja.

20.Hai anakku! Janganlah engkau ketawa kalau bukan kerana sesuatu yang mencengangkan (menggelikan), janganlah engkau berjalan tanpa ada tujuan yang tertentu; janganlah engkau menanyakan sesuatu yang tidak berguna bagimu; janganlah menyia-nyiakan hartamu, sedangkan harta orang lain engkau pelihara, kerana sesungguhnya yang menjadi hartamu ialah yang engkau usahakan, sedang harta orang lain itu belum tentu menjadi milikmu.

21.Hai anakku! Siapa yang penyayang tentu akan disayangi orang pula; siapa yang tidak pandai menahan lidahnya berkata yang buruk tentu dia akan menyesal akhirnya.

22.Hai anakku! Bergaul rapatlah dengan alim-ulama, diam dan dengarlah baik-baik segala nasihatnya; sesungguhnya hati akan hidup dengan adanya cahaya hikmah (ilmu pengetahuan) sebagaimana tanah boleh subur kerana air hujan; janganlah engkau membantah mereka, tentu mereka akan marah kepadamu.

23.Engkau ambillah harta benda dunia ini sekadar keperluan dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk keperluan di akhirat nantinya; jangan engkau tendang kehidupan dunia ini seluruhnya, engkau akan menjadi pengemis yang akan menambah berat tanggungjawab orang lain. Janganlah engkau berteman dengan orang bodoh dan jangan pula dengan orang yang bermuka dua (tak berpendirian).




Home
Quran
Renungan
Hikmah Doa
Keatas
Emel saya : ahsanari@hotmail.com

1