Eunike
 EDISI 7  
Januari - Maret 1997 

Menu Utama


Daftar Isi
 Kekuatan yang Misterius

 Pengaruh Pembantu Rumah...

 Tips Meminimalkan Konflik...

 Antar Kita

 Ruang Tanya Jawab

 Perkembangan Anak...

 Ide Cemerlang untuk Ayah

 Apakah ada Dinosaurus...


Email
Email:
emailbox@cbn.net.id

Pendidikan Anak
Tips Meminimalkan Konflik pada Saat Memberi Anak Makan

Anne Kartawijaya

Sagi beberapa ibu, masalah makan merupakan pergumulan yang tidak habis-habisnay. Masa tersulit adalah setelah ulang tahun pertma sampai kira-kira usia tiga tahun. Kesulitan anak untuk makan dapat menyebabkan konflik. Di bawah ini ada bebereapa tips untuk meminimalkan konflik yang disebabkan oleh kesulitan anak makan.

1. Anak butuh aktifitas selagi makan.
"Alangkah indahanya hidupku ini jika si Timmy bisa duduk diam waktu makan bersama-sama." Demikianlah harapan setiap ibu ideal. Pada kenyataannya, kebanyakan anak benci sekali duduk diam di kursi makannya. Dia akan berdiri di atas kursi, merengek-rengek minta turun, atau menarik-narik tali pengikat kursi. Sebelum anda memasukkan ‘high chair’ yang ada beli ratusan ribu itu ke dalam gudang, cobalah untuk melihat kebutuhan anak.
Dua alasan mengapa anak tidak betah duduk makan : (1) bosan, (2) tidakm lapar. Cobalah mengatasi dua hal ini dengan memberikan sesuatu untuk dipegang selagi makan, dan memberi makan pada saat anak sudah lapar. Biarkan anak turun dari kursi setelah ia kenyang dan tunggu sampai waktu makan berikutnya.

2. Biarkan anak makan sesuai seleranya
Selera anak sangat berbeda dengan selera orang dewasa. Mungkin anda mendadak ingin muntah ketika naka anda mencampurkan daging ke dalam apel parut. Selama makanan tersebut bergizi, biarkanlah anak bereksperimen untuk mencampur makanan bergizi yang anda persiapkan.
Pada usia ‘pemberontakan’, anak suka memilih makanan. Kadang-kadang dalam tiga hari dia hanya makan satu macam makanan. Berusahalah mengenal apa yang disukai dan tidak disukai anak. Menu yang tidak terlalu banyak campuran akan menolong anda untuk mengetahui apa yang tidak disukai dan yang tidak disukai anak.

3. Sediakan makanan yang bisa dimakan sendiri
Kunci keberhasilan waktu makan adalah SUKACITA. Sekali lagi, sediakan hidangan yang menarik untuk diraba oleh tangan, digenggam oleh jari-jari, dan dirasa oleh gigi, gusi, serta lidah. Anak akan menyukai waktu makan, jika waktu makan penuh dengan saat-saat eksplorasi.

4. Besarkan hati melihat makanan sisa
"Aduh… mama udah siapkan makanan ini berjam-jam, kenapa tidak dihabiskan??, lain kali mama engga mau masak lagi yach!!, ayo habiskan!!!" Sekalipun kalimat ini tidak terucap, kalimat ini seringkali muncul dihati ibu-ibu yang sudah susah payah menyiapkan makanan. Anak-anak dibawah dua tahun tidak dapat mengerti dan tidak perduli dengan jerih payah kita. Yang ia mengerti dan peduli adalah :"Saat ini saya belum mau makan". Jika makanan dapat disimpan, simpanlah dulu dan tunggu sampai anak siap untuk makan. Jika tidak, relakanlah makanan terbuang. Semakin anda bersikeras memasak anak anda untuk makan, semakin sulit bagi anak anda untuk menyukai saat-saat makan. Memberi porsi yang tidak terlalu banyak merupakan langkah yang bijaksana. Menyiapkan makanan yang sederhana dan mudah dibuat juga akan mengurangi sakit hati ketika menghadapai penolakan dari anak.

5. Hati-hati dengan permen dan coklat
Anak membutuhkan makanan penyeling sebelum tiba jam makan besar. Berikanlah buah atau biskuit dan bukan permen atau coklat yang terlalu banyak. Selain membahayakan gigi anak, anak dapat memakainya sebagai senjata untuk konflik pada jam makan berikutnya. Jika terlalu banyak makan permen atau coklat, anda tidak akan pernah menemukan ‘jam lapar’ anak. Akhirnya saudara harus menyediakan banyak permen dan coklat sebagai pengganti makanan pokok.

6. Jangan gunakan makanan sebagai hukuman atau hadiah
Anak-anak membutuhkan proses belajar untuk mengerti bahwa mereka butuh makan ketika mereka lapar. Penggunaan makanan sebagai hukuman atau hadiah memberikan pesan bahwa mereka harus makan. Bukankah kita sering mengatakan : "Ayo habiskan makanannya, kalau habis nanti mama kasih lebih banyak permen." Atau kita mengatakan : "Kalau belum habis nasinya, tidak boleh makan puding." Semua kalimat tersebut tidak menolong anak mengerti kebutuhan makan, akan tetapi menolong anak mengerti siapa yang berkuasa mengendalikan keinginannya. Jika anda sering mengatakan: "kalau masih nakal, nanti malam kamu hanya boleh makan sayur" atau "Kalau kamu nakal terus nati malam mama tidak kasih kue."
Jangan beri kesempatan anak menguji kekuatan anak dalam hal makan. Makanan tidaklah boleh dijadikan alat untuk mendisiplin anak.

7. Etiket makan
Etiket makan adalah pelajaran berikut : Jangan harapkan anak satu sampai dua tahun untuk duduk rapih waktu makan. Dalam proses belajar memasukkan sendok ke mulutnya, makanan akan tercecer ke lantai, dikursi, juga di sekujur badannya. Kadang-kadang beberapa butir nasi akan terlempar ke kepala anda. Setelah koordinasi tubuhnya berkembang baik, ia bisa mulai masuk ke pelajaran selanjutnya: etiket makan.

Sumber : Warren, Paul. My Toddler. Nashville : Thomas Nelson Pub.,1994


1