Menu Utama
Daftar Isi
|
|
|
Anak Dan Lingkungan:
Pengaruh Pembantu Rumah Tangga Pada Pendidikan Anak
Ayny L. Susanto
|
enurut catatan salah satu survei menunjukkan bahwa anak yang ditinggal ibunya bekerja dan berada dirumahdengan pembantu/baby sitteer terlihat lebih mandiri daripada sepanjang hari berada di rumah bersama ibunya.
Sekalipun survei ini bisa dipercaya, sebagai keluarga Kristen kita harus mempertimbangkan beberapa hal :
- Pengaruh terhadap perkembangan karakter anak
- Penanaman dan pengertian tentang NILAI_NILAI
Pemberian nilai-nilai kristiani hanya dapat diberikan oleh orang tua sendiri. Kita tidak bisa mengandalakna pembantu untuk dapat memberikan nilai-nilai yang kita inginkan. Kita tidak dapat sekedar memberitahukan p[embantu untuk menanamkan nilai-nilai tertentu kepada anak, karena nilai kehidupan dan pribadi orang yang menanamkannya merupakan suatu kesatuan. Anak belajar kejujuran bukan sekedar diberitahukan untuk tidak berbohong, tapi ia melihat contoh bagaimana seseorang berkata jujur. Nilai kesetiaan dan kasih hanya dapat dipelajari pada saat anak itu melalui kehidupan sehari-hari bersama orang-oranmg yang dicintainya.
- Tingkah laku, perkatan dan kebiassan hidup anak
Pembantu yang tidak menyayangi anak dan berdedikasi cenderung akan memperlakukan anak sebagai objek yang dari pekerjaannya.
Hal ini dapat mengakibatkan hal-hal negatif, misalnya : keluar kata-kata kasar yang mudah ditiru oleh anak, yang menyakitkan dan berakibat buruk bagi harga diri anak, atau yang tidak patut didengar oleh anak.
Perlakuan yang kasar dapat menyebabkan anak cepat marah. Anak-anak sangat peka terhadap perlakuan yang tanpa kasih.
Dalam pola makan, kebiasaan tidur dan logat atau cara berbicara. Ada saat -saat dimana anak sulit makan atau tidur. Pembantu yang tidak berdedikasi cenderung untuk memberikan respon yang buruk untuk diterima oleh anak yang butuh kasih dan pembentukan.
- Pengaruh terhadap kemandirian anak
Pembantu yang terlalu melayani dan memanjakan anak, terasa positif dan menyenangkan bagi si anak dan orang tua. Akibatnya anak menjadi terbiasa tergantungb dan kurang mandiri. Misalnya: segala sesuatu harus dilayani, kebiasaan memerintah kepada orang lain dan kurang kuat dalam usaah memenuhi kebutuhan-kebutuhnannya sendiri.
Ketidakmandirian anak ini mecakup hal-hal yang bersifat praktis secara fisik maupun emosi. Misalnya: anak menjadi terlalu dekat atau lengket dengan pembantu.
Kedekatan pribadi lain (pembantu) menjadikan anak berkurang kedekatannya dengan orang tua. Padahal kedekatan anak dengan satu pribadi tertentu sangat mempengaruhi perkembangan emosi dan jiwanya.
Anak yang cenderung terlalu dekat dengan pembantu membuat orang tua lupa dan tidak dapat mengenal anaknya dengan baik. Perlu diingat bahwa tidak selamanya orang tua dapat mengandalkan pembantu dan ada saatnya orang tua harus mengenal dan mengendalikan anaknya.
- Pengaruh terhadap hubungan suami istri (keluarga)
Dalam kondisi saat ini, khususnya bagi keluarga-keluarga muda dengan anak-anak yang masih kecil, kebutuhan pembantu dirasa sangat penting dan menolonhg. Banyak pekerjaan rumah tangga yang dibantu oleh pembantu dan meringankan para ibu apalagi bagi para ibu yang harus bekerja.
Keadaan ini membuat kita "takut" kehilangan pembantu (lebih-lebih yang be5rpotensi kerja baik). Sedangkan di pihak lain sebenarnya kita mulai "stress" dan tidak nyaman di rumah tangga sendiri dengan kehadiran mereka. Hal ini sering membuat kita mudah emosi dan menganggu hubungan suami istri. Berkaitan dengan hal ini, beberapa hal yang dapat dipertimbangkan adalah :
- Prioritaskan pertumbuhan dan kebutuhan hubungan suami istri
Melepas pembantu yang bagus kerjanya memang berat. Tetapi pengaturan hak, wewenag di dalam rumah tangga adalah hak kita sefcara penuh. Jika hal ini mulai menganngu, relakan pembantu yang baik itu pergi.
Carilah pembantu yang benar-benar membantu dan mau mendengar dan mengikuti aturan rumah tangga kita.
- Kerja sama dengan suami
Ketidaktergantungan pada pembantu selain meringankan beban mental kita, jiga melatih kerja sama dengan suami. Ambillah beberapa waktu (sesuai dengan jadwal-jadwal suami) untuk pergi rekreasi tanpa pembantu, atau biarkan mereka istirahat atau pulang. Nikmatilah kerjasama mencuci pakaian, memasak, membersihkan rumah, atau sekedar duduk-duduk berdua tanpa terganggu oleh orang lain.
Tips memilih pembantu rumah tangga :
- Kenalilah kebutuhan rumah tangga anda
Keluarga ynag belum mepunyai anak dan suami istri bekerja, membutuhkan pembantu yang berpengalaman, mandiri, dan bisa dipwercaya.
Keluarga yang mempunyai anak balita, membutuhkan pembantu yang mengasihi anak-anak dan mempunyai perilaku yang tidak membahayakan jika ditiru anak.
Keluarga yang mempunyai anak remaja atau pemuda membutuhkan pembantu yang tidak bersifat memanjakan dan menguasai (biasanya yang sudah berumur), karena anak-anak sudah harus bisa melakukan beberapa pekerjaan di rumah.
Harus kita ingat bahwa kita tidak dapat tergantung pada mereka selamanya. Dalam waktu tertentu harus kehilangan dan mencari yang lain. Rata-rata mereka bertahan sekitar 2 - 5 tahun atau kurang dari itu.
- Perhatikan kebutuhan perkembangan anak anda
Dalam memilih pembantu/baby sitter untuk anak, prioritas utamanya adalah sifat aatu karakternya -disampingsekian kekurangan yang harus diterima :
- Sikap terhadap anak
Penuh kasih sayang, mudah bergaul dan percaya diri. Harus dapat mencintai nak kita, Perhatikan sikapnya waktu bertemu dengan anak anda. Janygan terima yang terlalu cerewat, suka marah dan terlalu keras terhadap anak.
- Watak seseorang lebih penting daripada pengalamannya
Memang orang tua merasa aman dengan pembantu yang berpengalaman menjaga anak sehingga pada waktu-waktu darurat tahu yang ahrus dilakukan. Walaupun keadaan darurat adalah sebagian dari kehidupan anak, tapi watak lebih berpengaruh secara konsisten terhadapa anak. Jika watak tidak baik, pengalaman tidak lagi berguna
- Kebersihan dan kerapian lebih penting daripada pengalaman
Pembantu yang tidak dapat menjaga kebersihan anak anda tidak berguna. Dalam hal ini butuh pembantu yang mennurut dan mendengar, misalnya cara membersihkan pakaian-pakaian bayi, cara mambuat susu dan makanan anak atau menjaga kebersihan badan/diri sendiri.
- Sifat atau hati yang baik pada anak lebih penting daripada pendidikan yang tinggi
Orang tua lebih melihat sifat pembantu pada anak daripada pendidikannya karena untuk mendidik anak bukan pada pembantu yang pandai, tapi lebih banyak tergantung pada orang tuanya, sehingga kontrol terhadap diri anak harus tetap pada orang tua, bukan pada pembnatu.
Jikalau anak anda mulai merasa tidak aman dengan pembantu, anda gelisah atau takut karena beberapa hal penting yang tidak dimiliki (seperti diatas), jangan mengorbankan anak anda. Anda harus lebih rela kehilangan pembantu tersebut daripada "kehilangan anak."
|