Yogyakarta, 12 Desember 1990
To: Ngarto F
di tempat
Maaf baru sekarang Tyas bisa membalas surat-suratmu,
soalnya banyak tugas-tugas lain yang mesti cepat diselesaikan. Terima kasih buat
kepercayaan yang udah kamu berikan pada saya dengan menceritakan semua informasi yang
sangat rahasia menurutku, dan mudah-mudahan saya bisa menyimpan rahasia itu. Tapi, Tyas
kurang ngerti apa sebenarnya maksud kamu dengan surat-surat itu. Mungkin kamu berusaha
manyadarkan saya, yang termasuk orang "sakit", atau ada hal-hal lainnya.
Yang pasti saya mau menerima suratmu, pendapat-pendapatmu
tapi bukan berarti saya pro dengan aktivitas itu. Kadang-kadang kita mesti juga berbeda
pendapat tentang suatu hal. Karena setiap manusia dibesarkan dalam lingkungan dan
pendidikan yang tidak sama, sehingga cara berpikir serta berbuat pun berlainan.
Kita masing-masing punya sesuatu yang ingin diperjuangkan,
dan cita-cita itu tergantung dari pengalaman, didikan dan lingkungan yang telah
membesarkan kita. Seperti saya, tentu juga punya hal yang diperjuangkan dan saya harus
punya itu agar hidup ini bermakna; dan memang harus ada pengorbanan untuk setiap
perjuangan, ada hal-hal yang mesti dikesampingkan betapun saya memerlukannya. Nah,
mudah-mudahan kamu bisa memahaminya, kenapa saya tidak tertarik dengan perjuangan kamu,
cita-cita perjuanganmu terlalu tinggi menurut kemampuan yang Tyas miliki. Tyas bukan
apa-apa, Tyas masih nol besar, Tyas perlu waktu yang panjang untuk mencapai itu.
Maaf sekali kalau Tyas mesti mengecewakan kamu, Tyas harap
kamu maklum. Dan tentang surat-surat itu sekali lagi trima kasih, bagaimanapun Tyas bangga
karena diberi kepercayaan untuk menampung pendapat-pendapatmu, tapi maaf Tyas ngga' bisa
menanggapi dan mengimbanginya. Kalau memang Tyas pun punya kesadaran akan hal-hal seperti
yang kamu ceritakan, Tyas akan mencari/menempuh cara-cara yang berbeda dengan aktivitas
kamu. Tyas yakin orang-orang yang kamu sebut "sakit" itu pun sadar dengan
keadaan negara ini, tapi mereka memperjuangkan menurut jalan yang mereka anggap terbaik.
Untuk surat yang ingin kamu sampaikan, seperti dalam surat
terakhir kamu janjikan, Tyas bisa menerimanya, tapi maaf kalau ngga' bisa menanggapinya
ya. Tyas pikir, saya ngga' punya hak untuk menyetop surat-suratmu, setiap orang mempunya
kebebasan mengemukakan pendapatnya. Dan sebagai seorang teman Tyas harus bisa mendengar
pendapat-pendapatmu. Tyas ingin baik terhadap siapa pun, ingin bergaul dengan siapa saja
karena hanya dengan itu Tyas dapat banyak masukan dan pengalaman yang berguna buatku.
Maaf seandainya sikap Tyas selama ini kurang berkenan dan
banyak menyinggung perasaan kamu. Dan mudah-mudahan kita tetap dapat menjadi teman yang
baik, karena hanya persahabatanlah yang Tyas rasa baik buat kita. Mudah-mudahan kamu bisa
memahami kata-kata Tyas.
Sekian. Selamat berjuang!!
Your friend:
(Tyas Ponco P.)
|